Manfaat Puasa bagi Orang dengan Masalah Asam Lambung, Ini Kata Dokter

- Puasa Ramadan dapat membantu mengatur produksi asam lambung dan mengurangi risiko refluks.
- Puasa mendorong pola makan yang lebih disiplin dan bisa memberikan efek positif untuk kesehatan psikologis.
- Orang dengan gangguan asam lambung perlu menjaga pola makan yang seimbang dan hindari makanan pemicu asam lambung.
Puasa Ramadan membawa berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk bagi orang dengan masalah asam lambung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang lebih teratur selama puasa bisa mencegah gejala masalah lambung, seperti nyeri ulu hati (heartburn) atau refluks. Namun, bagi sebagian orang, berpuasa justru bisa memicu ketidaknyamanan jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat.
Apa sebenarnya manfaat puasa bagi orang dengan masalah asam lambung dan apa saja yang perlu diperhatikan agar puasa tetap aman dan nyaman? Berikut ini penjelasan dari dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam.
1. Manfaat puasa bagi penderita masalah lambung

Saat berpuasa, pola makan menjadi lebih disiplin, dengan waktu makan yang terbatas pada sahur dan berbuka. Menurut dr. Adaninggar, yang kerap disapa dr. Ning, ini bisa membantu mengatur produksi asam lambung agar tidak berlebihan serta mengurangi risiko refluks.
Puasa juga mendorong seseorang untuk menghindari kebiasaan ngemil berlebihan. Menghindari makanan tidak sehat dan mengatur pola makan dengan lebih disiplin dapat membantu mengurangi peradangan.
Selain itu, berpuasa juga bisa memberikan efek positif untuk kesehatan psikologis.
"Ini bisa memberikan dampak positif pada pikiran karena niat baik beribadah. Pikiran positif akan memperbaiki gejala lambung juga," kata dr. Ning saat dihubungi IDN Times pada Senin (17/3/2025).
Stres dan kecemasan diketahui dapat memperburuk gangguan lambung. Oleh karena itu pola pikir yang lebih tenang dan positif selama berpuasa bisa membantu meredakan gejala terkait asam lambung.
2. Risiko dan tantangan bagi orang dengan masalah lambung

Meskipun puasa bisa memberikan manfaat, tetapi orang dengan gangguan asam lambung tetap menghadapi beberapa risiko. Ini termasuk peningkatan produksi asam yang bisa memicu gejala refluks, nyeri ulu hati, dan perut kembung.
Selain itu, pola makan yang kurang tepat, seperti berbuka puasa dengan makan porsi besar atau mengonsumsi makanan pemicu masalah asam lambung, bisa memicu gejala ataupun memperburuk kondisi. Dehidrasi akibat kurangnya asupan cairan juga bisa menyebabkan iritasi pada lambung.
Stres dan kecemasan selama berpuasa bisa menjadi tantangan lain karena faktor psikologis. Oleh karena itu, orang yang memiliki gangguan lambung perlu menjaga pola makan yang seimbang.
3. Tips berpuasa dengan aman bagi orang dengan gangguan lambung

Agar puasa tetap nyaman dan tidak memperburuk kondisi lambung, dr. Ning memberikan tips ini:
- Jangan melewatkan sahur untuk menjaga kestabilan asam lambung.
- Saat berbuka, makan secara perlahan dan dalam porsi kecil agar lambung tidak "kaget".
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah untuk membantu pencernaan.
- Minum air putih 6–8 gelas per hari untuk mencegah dehidrasi dan menjaga keseimbangan pH lambung.
Selain itu, beberapa makanan pemicu juga sebaiknya dihindari, misalnya makanan pedas dan berlemak.
"Hindari juga makanan pemicu asam lambung, seperti makanan pedas, berlemak, dan makanan yang menghasilkan gas," tambah dr. Ning.
Dengan menerapkan pola makan yang tepat, puasa bisa memberikan manfaat bagi orang dengan masalah asam lambung tanpa menimbulkan ketidaknyamanan. Namun, jika gejala terkait asam lambung dirasakan makin parah, berkonsultasilah dengan dokter agar kondisi tetap terkontrol.
Puasa Ramadan bisa memberikan manfaat bagi orang dengan gangguan asam lambung jika dilakukan dengan pola makan yang tepat dan teratur. Mengatur jadwal makan, memilih makanan yang tepat, serta menjaga hidrasi bisa membantu mengurangi risiko gejala yang memburuk. Sangat penting bagi orang dengan masalah asam lambung untuk tetap mendengarkan kondisi tubuh dan berkonsultasi dengan dokter jika muncul gejala yang mengganggu.