Mengapa Sakit Gigi Bisa Memicu Sakit Kepala?

- Infeksi gigi dan abses dapat memicu sakit kepala hebat jika tidak diobati dengan cepat.
- Saraf trigeminal yang terstimulasi oleh masalah gigi bisa menyebabkan nyeri menjalar hingga ke kepala, mata, atau telinga.
- Kebiasaan menggertakkan gigi, gangguan TMJ, hingga komplikasi langka cavernous sinus thrombosis juga bisa menjadi penyebab.
Pernahkah kamu merasakan sakit gigi yang merambat hingga ke kepala? Awalnya hanya rasa berdenyut di gigi atau gusi, tetapi lama-lama kepala ikut terasa berat dan nyeri. Banyak orang mengira ini hanya kebetulan, padahal sakit gigi memang bisa memicu sakit kepala. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Rasa sakit pada gigi bisa muncul dari banyak hal, mulai dari infeksi, iritasi saraf, gangguan pada sendi rahang, hingga kebiasaan menggertakkan gigi tanpa sadar. Nyeri tersebut sering menjalar, tidak hanya ke kepala, tetapi juga ke leher dan telinga. Itulah mengapa sakit gigi kadang terasa seperti sakit kepala yang tak kunjung hilang.
Kalau ditelusuri lebih jauh, hubungan antara sakit gigi dan sakit kepala cukup erat, dan memahami kaitannya bisa membantu kamu menemukan penanganan yang tepat. Mari kita bahas lebih dalam.
1. Infeksi gigi dan abses
Abses gigi terjadi ketika terbentuk kantong berisi nanah akibat infeksi bakteri. Masalah ini bisa berawal dari kebersihan mulut yang terabaikan, cedera pada gigi, atau kondisi kesehatan tertentu yang membuat daya tahan tubuh melemah.
Rasa sakit yang muncul biasanya tidak main-main—tajam, berdenyut, dan bisa menjalar hingga ke telinga atau leher. Dalam beberapa kasus, nyeri dari abses gigi bahkan bisa memicu migrain, sakit kepala hebat di satu sisi kepala yang dapat disertai mual dan muntah.
Yang lebih mengkhawatirkan, abses gigi yang dibiarkan tanpa perawatan berisiko menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lain dan menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Karena itu, jangan pernah menyepelekan sakit gigi parah. Segera periksakan ke dokter gigi sebelum terlambat.
2. Saraf trigeminal
Hubungan paling erat antara sakit gigi dan sakit kepala terletak pada saraf trigeminal. Saraf ini adalah salah satu yang terbesar di wajah, berperan menghantarkan sensasi dari gigi, gusi, rahang, hingga wajah ke otak.
Ketika gigi mengalami masalah—seperti infeksi, gigi berlubang, atau iritasi—saraf trigeminal bisa ikut terstimulasi. Rasa sakit yang awalnya hanya terasa di gigi, kemudian menjalar ke area lain. Akibatnya, nyeri gigi dapat berkembang menjadi sakit kepala, bahkan menyebar hingga ke sekitar mata atau pelipis.
3. Nyeri alih

Ada satu fenomena medis yang disebut referred pain atau nyeri alih, dan ini juga menjelaskan kaitan antara sakit gigi dan sakit kepala. Saat saraf trigeminal terpicu, otak kadang keliru mengenali asal rasa sakit. Nyeri yang sebenarnya bermula dari gigi bisa “dipantulkan” ke bagian lain, sehingga terasa seolah berasal dari kepala, telinga, atau bahkan sekitar mata.
Inilah sebabnya, masalah pada gigi kerap disalahartikan sebagai sakit kepala atau sakit telinga. Padahal, sumber utama nyeri tetap ada di gigi yang bermasalah.
4. Kebiasaan menggemeretakkan gigi
Bruksisme (bruxism) adalah kebiasaan tanpa sadar menggemeretakkan atau mengatupkan gigi terlalu kuat, terutama saat tidur. Tekanan berlebih ini membuat otot dan sendi rahang bekerja keras hingga tegang. Akibatnya, rasa nyeri bisa muncul tidak hanya pada gigi dan rahang, tetapi juga menjalar menjadi sakit kepala.
Jenis sakit kepala yang dipicu oleh bruksisme biasanya terasa seperti tekanan atau kekencangan di sekitar kepala, pelipis, atau belakang mata. Jika berlangsung lama, kebiasaan ini dapat mengikis permukaan gigi, membuatnya lebih sensitif, dan menimbulkan gangguan pada sendi rahang.
Beberapa gejala yang sering menyertai bruksisme antara lain:
Nyeri pada gigi atau rahang saat bangun tidur.
Bunyi “klik” atau “pop” pada sendi rahang saat membuka mulut.
Kesulitan membuka atau menutup mulut sepenuhnya.
Untuk menangani kondisi ini, dokter gigi biasanya membuat pelindung gigi (night guard) untuk dipakai saat tidur. Selain itu, teknik relaksasi, manajemen stres, hingga terapi fisioterapi pada otot rahang bisa membantu mengurangi gejalanya.
5. Sinus
Sakit gigi ternyata bisa berhubungan langsung dengan sakit kepala sinus, terutama bila infeksi mengenai gigi geraham atas. Letak gigi ini sangat dekat dengan rongga sinus, sehingga ketika terjadi peradangan atau infeksi, nyeri mudah menjalar ke area sinus.
Akibatnya, rasa tidak nyaman tidak hanya terasa di gigi, tetapi juga muncul gejala khas sinus seperti tekanan pada wajah, hidung tersumbat, hingga sakit kepala yang terasa berat di sekitar dahi dan pipi. Kondisi ini sering membuat orang sulit membedakan apakah nyeri berasal dari gigi, sinus, atau keduanya sekaligus.
6. Temporomandibular joint disorder (gangguan TMJ)

Temporomandibular joint disorder (TMJ) adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Jika sendi ini atau otot di sekitarnya bermasalah, bisa timbul rasa sakit di rahang yang menjalar ke kepala, pelipis, bahkan leher.
Beberapa penyebab gangguan TMJ antara lain:
Kebiasaan menggertakkan gigi/bruksisme.
Cedera rahang.
Radang sendi (artritis).
Posisi rahang yang tidak sejajar.
Sakit kepala akibat gangguan TMJ biasanya terasa seperti nyeri tumpul dan bertambah parah saat mengunyah atau membuka mulut lebar. Jika kamu sering mengalami sakit kepala disertai nyeri rahang, bunyi “klik” saat membuka mulut, atau kesulitan menggerakkan rahang, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
7. Komplikasi langka cavernous sinus thrombosis
Meskipun jarang, tetapi infeksi gigi yang tidak ditangani bisa menyebar hingga menyebabkan kondisi berbahaya bernama cavernous sinus thrombosis. Ini terjadi saat terbentuk gumpalan darah di pembuluh balik (vena) di belakang mata akibat infeksi parah pada wajah atau mulut.
Gejalanya meliputi:
Sakit kepala hebat, terutama di belakang mata atau dahi
Kelopak mata turun
Mata menonjol (proptosis)
Gangguan penglihatan atau bahkan kehilangan penglihatan
Kondisi ini adalah darurat medis. Jika mengalami gejala tersebut, segera cari pertolongan medis karena penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa sekaligus mencegah kebutaan.
Sakit gigi bukan hanya soal kesehatan mulut, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan kepala bahkan tubuh secara keseluruhan. Jika sakit gigi yang kamu alami sampai menyebabkan sakit kepala berkepanjangan, jangan diabaikan. Segera konsultasikan dengan dokter gigi agar mendapat penanganan yang tepat. Menjaga kesehatan gigi berarti juga melindungi tubuh dari rasa sakit yang lebih besar, sehingga kamu bisa menjalani hidup dengan lebih nyaman dan bebas nyeri.
Referensi
"Can Toothache Cause Headache? (Abscessed Tooth Pain)." Fitzgerald Dentistry. Diakses pada Agustus 2025.
"Can a Toothache Cause a Headache?" Inspire Dental. Diakses pada Agustus 2025.
"Can a Toothache Cause a Severe Headache?" Kevin Fong DDS. Diakses pada Agustus 2025.
"Tooth Pain and Headache." Kirkland Dental Excellence. Diakses pada Agustus 2025.
"Can a Toothache Cause a Headache?" Verywell Health. Diakses pada Agustus 2025.