Kasusnya Kembali Muncul, Ini Cara agar Tidak Tertular Cacar Monyet

Mendapatkan vaksin smallpox bisa membantu

Mpox (monkeypox) atau cacar monyet di DKI Jakarta tercatat telah mencapai tiga kasus dan lima suspek, per 20 Oktober 2023.

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Wabah ini mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, yang membuat penyakit ini mendapatkan namanya. Kasus pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Cara penularan cacar monyet

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet bisa menular dengan beberapa cara. Berikut rinciannya:

  • Dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus.
  • Lewat plasenta ibu hamil ke janin.
  • Dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan ketika menangani atau memproses hewan buruan atau penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh, luka pada orang yang terinfeksi atau sesuatu yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.
  • Bisa ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. 
  • Melalui droplet penderita.

Baca Juga: Waspada, Tiga Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta

Beda cacar air dan cacar monyet

Kasusnya Kembali Muncul, Ini Cara agar Tidak Tertular Cacar Monyetilustrasi monkeypox (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, tetapi lebih ringan. Gejalanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara keduanya adalah cacar monyet bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak seperti itu. Masa inkubasi cacar monyet juga biasanya berkisar dari 6–13 hari atau 5–21 hari.

Adapun tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala.
  • Demam di atas 38,5 derajat Celcius.
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening).
  • Nyeri otot.
  • Sakit punggung.
  • Asthenia (kelemahan tubuh).
  • Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh).
  • Dalam 1 sampai 3 hari setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam yang kerap kali dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lain.

Cara agar tidak tertular cacar monyet

Ada beberapa tindakan untuk mencegah penularan cacar monyet. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ini dapat meliputi:

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati.
  • Jangan bersentuhan dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur yang pernah ditempati hewan sakit.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang berisiko.
  • Wajib cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
  • Memasak daging dengan benar dan matang.

WHO juga telah menyarankan pembatasan jumlah pasangan seksual.

Cara agar tidak tertular cacar monyet lainnya adalah dengan mendapatkan vaksinasi kalau kamu berisiko, sering mencuci tangan, dan hindari kontak dengan orang lain yang menderita cacar monyet dapat membantu mencegah infeksi.

Menurut WHO, vaksin smallpox sekitar 85 persen efektif dalam mencegah perkembangan cacar monyet. Kalau kamu pernah menerima vaksin smallpox saat masih kecil dan tertular virus mpox, gejala yang kamu alami mungkin ringan.

Baca Juga: Gejala Awal Pasien Baru Cacar Monyet di DKI, Apa Saja?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya