Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mungkinkah Hamil Lagi saat Sedang Hamil?

ilustrasi tes kehamilan positif (unsplash.com/Laura Ohlman)
Intinya sih...
  • Superfetasi adalah kehamilan dengan dua embrio pada tahap perkembangan yang berbeda, langka terjadi pada manusia.
  • Kemungkinan superfetasi lebih tinggi pada perempuan yang menjalani teknologi reproduksi berbantuan (ART).
  • Pada superfetasi, embrio tidak terbentuk pada siklus menstruasi yang sama dan usia kandungannya berbeda.

Kebanyakan orang mengira bahwa begitu seorang perempuan dinyatakan hamil, tubuhnya tidak akan lagi melepaskan sel telur sampai setelah melahirkan. Namun, benarkah begitu? Mungkinkah seorang perempuan mengalami kehamilan kedua saat sedang mengandung? 

Pertanyaan ini mungkin terdengar aneh, bahkan mustahil, tetapi sebenarnya bisa saja terjadi. Ini disebut superfetasi dan merupakan sebuah fenomena yang langka. Di sini akan dibahas kemungkinan terjadinya kehamilan ganda dalam satu rahim, bagaimana hal tersebut bisa terjadi, serta apa implikasinya bagi ibu dan janin.

1. Mungkinkah hamil lagi saat sedang hamil?

Ya, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Fenomena ini disebut superfetasi, dan terjadi saat ada lebih dari satu janin pada tahap perkembangan yang berbeda hidup di dalam satu rahim. Hal ini diketahui terjadi pada beberapa mamalia, seperti hewan pengerat dan kelinci.

Namun, superfetasi pada manusia sangat langka. Kurang dari 10 kasus superfetasi yang telah dilaporkan hingga Juni 2021. Para ilmuwan berhipotesis bahwa kasus-kasus ini lebih mungkin terjadi pada perempuan yang menjalani assisted reproductive technology (ART) (Obstetrics and Gynaecology Cases - Reviews, 2021).

Superfetasi hampir tidak mungkin terjadi karena perempuan hamil tidak mengalami ovulasi lagi. Namun, jika seseorang berovulasi lagi, dan jika sel telur tersebut dibuahi dan tertanam dalam rahim, ini dapat menjadi kehamilan ganda.

2. Penyebab superfetasi

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/user18526052)

Untuk mengalami superfetasi, seorang perempuan harus berovulasi kembali saat hamil atau memiliki dua rahim. Namun, kedua skenario itu sangat jarang terjadi.

Selain itu, jika kelainan rahim terjadi, bisanya ini berupa rahim yang terbelah atau terbentuk sebagian, bukan dua rahim yang terpisah. Kondisi ini disebut uterus didelphys. Meskipun dapat menyebabkan kehamilan ganda, tetapi kondisi ini lebih mungkin mengakibatkan keguguran alih-alih dua embrio yang berkembang bersama.

3. Apakah superfetasi sama dengan kehamilan kembar?

Tidak, tetapi kehamilan superfetasi mirip dengan kehamilan kembar dalam beberapa hal. Pada kehamilan kembar, dua janin akhirnya berbagi rahim yang sama dan berkembang berdampingan. Kedua bayi dilahirkan pada saat yang hampir bersamaan.

Namun, pada superfetasi, embrio tidak terbentuk pada siklus menstruasi yang sama. Akibatnya, usia kandungannya berbeda. Embrio yang dikandung pertama akan matang lebih dulu daripada embrio yang dikandung kedua. Karenanya, keduanya akan lahir pada waktu yang berbeda.

4. Superfekundasi vs superfetasi

Ilustrasi wanita hamil mengelus perut (freepik.com/stefamerpik)

Superfekundasi adalah fenomena terkait kehamilan yang juga langka. Hal ini terjadi saat bayi lahir bersama, tetapi dari ayah yang berbeda. Hanya ada sekitar 18 kasus superfekundasi yang terdokumentasi hingga tahun 2018 (Forensic Science International, 2021).

Fenomena ini terjadi saat seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda selama periode ovulasi yang sama. Dua sel telur atau ovum dilepaskan secara bersamaan, tetapi dibuahi pada waktu yang berbeda. Hal ini mengakibatkan saudara tiri dengan ibu yang sama tetapi ayah yang berbeda, lahir pada waktu yang sama.

5. Dampak superfetasi pada kandungan

Pada kehamilan superfetasi, rahim harus menampung dua embrio pada tahap perkembangan yang berbeda, yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak sinkron. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kelahiran prematur pada janin yang lebih muda, yang berisiko menyebabkan gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya. Dengan demikian, jika rahim mendukung dua kehamilan dari siklus yang berbeda, maka ini menimbulkan tantangan bagi perkembangan dan persalinan janin.

Kesimpulannya, hamil kembali saat sedang hamil bisa saja terjadi, tetapi sangat langka. Fenomena ini disebut superfetasi dan hanya ada kurang dari 10 kasus yang pernah dilaporkan.

Superfetasi lebih mungkin terjadi pada perempuan yang mengalami kehamilan dengan melibatkan teknologi reproduksi berbantuan. Dan, jika terjadi, kemungkinan salah satu janin akan mengalami masalah perkembangan.

Referensi 

"Superfetation." Cleveland Clinic. Diakses pada Mei 2025. 
"Can You Get Pregnant While Pregnant? Superfetation, Explained." Health. Diakses pada Mei 2025. 
"Can You Get Pregnant While Pregnant?" Healthline. Diakses pada Mei 2025.
Nancy L. Segal and Joseph L. Nedelec, “Heteropaternal Twinning: Unique Case of Opposite-sex Twins With Different Fathers,” Forensic Science International 327 (August 18, 2021): 110948, https://doi.org/10.1016/j.forsciint.2021.110948.
Alten Taylor and Alten Kevin, “A Case Report of Possible Superfetation With Evidence of Ultrasound Findings, Gestational Age Calculations and Postnatal Complications,” Obstetrics and Gynaecology Cases - Reviews 8, no. 3 (June 18, 2021), https://doi.org/10.23937/2377-9004/1410202.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us