4 Masalah Kesehatan akibat Sapophagia atau Memakan Sabun

Benarkah termasuk gangguan mental?

Sabun diciptakan untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan keringat dari kulit, membuatnya terasa bersih dan segar. Namun, percayakah kamu bahwa ada orang yang memakan sabun?

Keinginan untuk makan sabun disebut sebagai sapophagia. Apa saja masalah kesehatan yang timbul akibat kebiasaan ini?

Sapophagia merupakan bagian dari pica

Dilansir Healthline, pika atau pica adalah gangguan mental yang menimbulkan keinginan atau dorongan untuk memakan makanan yang tidak memiliki nilai gizi. Contoh yang paling umum adalah kotoran, tanah liat, cat yang mengelupas, rambut, lem, kapur, kertas, hingga logam.

Selain itu, orang dengan gangguan makan pika juga sering memakan sabun (terutama sabun batang), yang dikenal dengan sapophagia. Berdasarkan studi dalam Indian Journal of Psychiatry tahun 2022, sapophagia adalah jenis gangguan makan pika yang cukup langka dan hanya sedikit kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia.

Penyebab sapophagia bermacam-macam

4 Masalah Kesehatan akibat Sapophagia atau Memakan Sabunilustrasi lansia (pexels.com/Pixabay)

Ada beraneka ragam penyebab sapophagia, baik yang bersifat internal maupun eksternal, antara lain:

  • Kekurangan nutrisi, seperti zat besi atau zink.
  • Lebih mungkin terjadi selama hamil karena perubahan kebutuhan nutrisi tubuh atau ngidam.
  • Berusia tua dan memiliki kondisi medis seperti demensia atau penyakit Alzheimer.
  • Merupakan perilaku yang dipelajari dari lingkungan keluarga atau masyarakat setempat.
  • Dilakukan oleh anak-anak, murni atas dasar keingintahuan. Merupakan bagian dari fase oral.
  • Lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki masalah mental, seperti autisme.

Baca Juga: Mengenal 9 Fakta Penting tentang Gangguan Makan

Komplikasi kesehatan akibat sapophagia

1. Menyebabkan peradangan di berbagai bagian tubuh

Makan sabun bisa membuat tenggorokan, lidah, dan bagian tubuh lainnya membengkak. Ini adalah reaksi sementara terhadap bahan keras dalam sabun. Akan tetapi, dalam beberapa kasus bisa menyebabkan sulit bernapas atau menelan.

Mengapa beberapa bagian tubuh membengkak? Mengutip WebMD, saat terjadi peradangan, sel darah putih masuk ke dalam darah atau jaringan untuk melindungi tubuh dari penyerang (seperti bakteri atau virus).

Ini membuat aliran darah ke bagian tubuh yang cedera atau infeksi mengalami peningkatan. Akibatnya, area tersebut menjadi kemerahan, hangat, dan bengkak.

2. Menyebabkan mual, muntah, dan diare

4 Masalah Kesehatan akibat Sapophagia atau Memakan Sabunilustrasi muntah (pixabay.com/hhach)

Sebagian besar sabun memiliki pH basa, yaitu berkisar antara 9 hingga 10. Dengan kata lain, memakan sabun bisa mengganggu dan mengiritasi lapisan saluran pencernaan.

Selain itu, sebagian sabun mengandung minyak atsiri dan wewangian yang tidak bersifat food grade. Dampaknya bisa menyebabkan ketidaknyamanan, mual, muntah, dan diare.

3. Berpotensi merusak hati

Hati atau lever adalah organ dalam terbesar dengan berat 1,36 sampai 1,59 kilogram. Fungsinya banyak, seperti menyaring atau mendetoksifikasi darah dari zat beracun, menghasilkan empedu untuk mengubah lemak menjadi energi, membantu tubuh membuang bilirubin yang bisa menyebabkan penyakit kuning, serta mengontrol glukosa.

Di sisi lain, makan sabun dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang lama membuat hati bekerja lebih keras untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan tubuh. Lama-kelamaan, kinerja hati akan menurun atau bahkan mengalami kegagalan organ.

4. Bisa meningkatkan risiko kanker

4 Masalah Kesehatan akibat Sapophagia atau Memakan Sabunilustrasi simbol kesadaran terhadap kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Kanker adalah salah satu ketakutan terbesar manusia. Ketakutan ini dapat dipahami karena kanker adalah sesuatu yang ganas, tidak dapat diprediksi, sulit dihancurkan, dan identik dengan kematian.

Beberapa bahan sabun baik-baik saja jika dioleskan ke kulit, tetapi bisa menjadi karsinogen jika dimakan terus-menerus. Salah satunya adalah cocamide diethanolamine, bentuk minyak kelapa yang dimodifikasi secara kimia.

Cara mengatasi sapophagia

Selalu ada jalan menuju kesembuhan jika kita mau berusaha. Begitu pula dengan sapophagia yang bisa diatasi dengan berbagai cara, seperti:

  • Mengganti sabun batangan dengan sabun cair untuk mengurangi dorongan impulsif.
  • Menggunakan terapi perilaku kognitif untuk mengubah kebiasaan yang tidak diinginkan.
  • Mengonsumsi suplemen nutrisi jika sapophagia disebabkan oleh kekurangan mineral.

Kini kamu telah mengetahui fakta-fakta tentang sapophagia, mulai dari definisi, penyebab, dampak, dan cara penyembuhannya. Semoga orang terdekat kita tidak ada yang mengalaminya, ya!

Baca Juga: Gangguan Makan Pica: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya