8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasi

Tak perlu panik jika berat badan mendadak naik 

Saat menstruasi, perempuan mengalami berbagai gejala dan perubahan pada tubuh. Mulai dari kram, mudah lelah, mood swing, sakit kepala, hingga kembung. Salah satu gejala yang umumnya paling tidak disenangi adalah peningkatan berat badan.

Dilansir Healthline, naiknya berat badan sekitar 3-5 pon atau 1-2 kg saat periode menstruasi adalah hal yang normal. Hal ini merupakan salah satu bentuk gejala fisik akibat sindrom pramenstruasi (PMS) yang disebabkan oleh perubahan hormonal selama berlangsungnya siklus haid.

Selain karena hormon, peningkatan berat badan saat haid bisa jadi disebabkan oleh faktor penyebab lainnya. Meskipun naiknya berat badan ini termasuk normal, kamu bisa mencoba mencegahnya melalui beberapa metode. Simak ulasan berikut untuk mengetahui fakta-fakta lainnya, ya!

1. Terjadi akibat perubahan hormon 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi perubahan hormon wanita (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kenaikan berat badan saat menstruasi sangat berkaitan dengan hormon estrogen dan progesteron yang naik dan turun sepanjang siklus haid. Estrogen dan progesteron mengontrol cara tubuh mengatur cairan. Ketika kedua jenis hormon ini mengalami fluktuasi, jaringan tubuh akan menumpuk lebih banyak air.

Dampaknya adalah terjadinya retensi air atau edema, yang menyebabkan tubuh terasa sedikit bengkak atau kembung. Menurut International Journal of Women's Health, retensi air adalah gejala PMS yang sangat umum dan terjadi pada 92 persen perempuan yang sedang menstruasi.

Retensi air dapat menyebabkan pembengkakan di area payudara, perut, tangan, dan kaki. Meskipun dapat meningkatkan berat badan, pembengkakan ini bukan disebabkan oleh lemak dan hanya berlangsung saat estrogen dalam tubuh melebihi kadar progesteron. Sehingga kamu tidak perlu khawatir efeknya akan berlangsung lama.

2. Dapat disebabkan oleh kembung (period bloating)

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi perut kembung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu merasa berat badan bertambah dan bagian perut membengkak, mungkin kamu sedang mengalami kembung. Kembung atau period bloating adalah gejala awal menstruasi yang umum dialami banyak perempuan. Kembung umumnya terjadi sebelum menstruasi dimulai dan akan hilang beberapa hari setelah menstruasi.

Dilansir Healthline, perubahan hormonal selama periode menstruasi dapat meningkatkan gas di saluran gastrointestinal (GI) dan menyebabkan kembung. Retensi air di bagian perut merupakan faktor lain yang menyebabkan terjadinya period bloating.

Selain itu, kram perut juga bisa menyebabkan sensasi penambahan berat badan. Kram ini disebabkan oleh bahan kimia yang disebut prostaglandin yang dilepaskan oleh rahim. Prostaglandin membuat rahim berkontraksi dan melepaskan lapisannya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya nyeri perut selama periode haid.

3. Akibat perubahan pola makan (overeating) 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi nafsu makan berlebih (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perubahan hormonal selama menstruasi bisa membuat kamu cenderung makan berlebihan (overeating). Progesteron adalah stimulan yang dapat merangsang nafsu makan. Meningkatnya kadar progesteron pada minggu-minggu sebelum menstruasi dapat menyebabkan kamu makan lebih banyak dari biasanya.

Selain progesteron, perubahan pola makan juga dapat disebabkan oleh estrogen. Estrogen mengatur serotonin, yaitu neurotransmitter yang mengontrol suasana hati dan mengurangi nafsu makan. Ketika estrogen turun tepat sebelum menstruasi, kadar serotonin akan ikut menurun, sehingga menimbulkan nafsu makan yang cenderung lebih besar.

Serotonin yang rendah juga dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi gula (sugar cravings), sebab gula atau makanan tinggi karbohidrat dapat membantu tubuh memproduksi serotonin. Jika serotonin rendah, otak akan membutuhkan lebih banyak gula. Di sisi lain, makan makanan tinggi gula dapat meningkatkan asupan kalori dan menyebabkan penambahan berat badan.

4. Adanya masalah pencernaan 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi masalah pencernaan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Sepanjang siklus haid, fluktuasi hormon dapat menyebabkan masalah pencernaan (gastrointestinal) seperti sembelit, diare, dan sakit perut.

Melansir GoodtoKnow, perubahan pada hormon progesteron dapat menyebabkan usus melambat. Progesteron yang meningkat seminggu sebelum menstruasi dapat mengganggu kontraksi otot usus, mengakibatkan sembelit dan melambatnya proses pencernaan, sehingga menyebabkan berat badan sedikit bertambah.

Saat menstruasi dimulai, rahim melepaskan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot di rahim dan usus. Selain nyeri panggul dan perut, prostaglandin juga dapat menyebabkan diare dengan mengganggu keseimbangan elektrolit dan cairan di usus kecil. Meskipun terasa sedikit mengganggu, namun gangguan pencernaan sebelum dan selama menstruasi adalah gejala yang normal bagi perempuan yang sehat.

Baca Juga: Bolehkah Perempuan Berenang saat Menstruasi? Cek Faktanya!

5. Pengurangan kadar magnesium 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi sugar craving (pexels.com/Andres Ayrton)

Melansir Byrdie, tubuh manusia dapat diibaratkan seperti baterai dengan listrik khusus yang berasal dari empat elektrolit utama, yaitu kalsium, natrium, kalium, dan magnesium. Kadar magnesium yang lebih rendah dari normal dapat menyebabkan timbulnya konstipasi, kembung, retensi cairan, dan meningkatnya gas selama menstruasi.

Menurut fungsinya, magnesium adalah mineral yang mengatur status hidrasi tubuh. Seiring dimulainya periode menstruasi, kadar magnesium dalam tubuh akan menurun secara bertahap. Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan dehidrasi. Namun, dehidrasi terkadang tersamarkan sebagai rasa lapar. Hal ini akan memicu keinginan untuk mengonsumsi gula berlebih (sugar craving), yang berkontribusi pada penambahan berat badan.

6. Dapat terjadi akibat stres 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi perasaan stres (pexels.com/Alex Green)

Salah satu gejala PMS yang banyak dialami perempuan adalah perubahan emosi atau mood swing. Fluktuasi hormon saat periode menstruasi dapat mempengaruhi perilaku dan suasana hati perempuan, dan dapat menyebabkan susah tidur, perubahan emosi yang tidak stabil, mudah marah atau tersinggung, mudah sedih dan menangis, rasa cemas atau anxiety, hingga merasa stres.

Setiap kali manusia merasa stres, tubuh akan melepaskan hormon stres bernama kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Adapun menurut penelitian yang dimuat pada jurnal Obesity Volume 25(4), ketika kadar kortisol meningkat, tubuh menjadi resisten terhadap insulin yang mengakibatkan peningkatan gula darah dan penambahan berat badan.

7. Akibat tubuh kurang olahraga 

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi wanita berolahraga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Berbagai gejala tidak nyaman yang dialami seringkali menyebabkan banyak perempuan merasa mager untuk berolahraga saat menstruasi. Di sisi lain, kurang olahraga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan, terutama jika kamu cenderung mengalami peningkatan nafsu makan saat siklus haid.

Sementara itu, olahraga yang tepat dapat membantu meringankan beberapa gejala PMS seperti kram atau nyeri perut, kembung, mood swing, hingga naiknya berat badan. Sehingga penting untuk perempuan tetap berolahraga ringan agar membantu menyeimbangkan perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada tubuh ketika siklus menstruasi.

8. Perawatan dan metode pencegahan yang dapat dilakukan

8 Fakta Peningkatan Berat Badan saat Menstruasiilustrasi konsumsi makanan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Meskipun retensi air dan kembung saat menstruasi sulit untuk dihindari, kamu dapat mengurangi dampaknya terhadap kenaikan berat badan melalui beberapa opsi berikut ini:

  • Konsumsi lebih banyak air. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat mengurangi retensi air, sebab tubuh cenderung akan menyimpan lebih banyak cairan saat mengalami dehidrasi.
  • Kurangi konsumsi garam. Garam atau natrium berlebih akan meningkatkan retensi air.
    Kurangi kafein dan gula. Kafein dan gula berlebih dapat memperburuk period bloating atau kembung.
  • Konsumsi makanan sehat. Jika kamu cenderung banyak mengidam saat menstruasi, cobalah mengontrol pola makanmu dengan mengganti jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, jika mengalami sugar craving, kamu bisa mencoba konsumsi buah-buahan sebagai pengganti makanan tinggi gula.
  • Berolahraga teratur. Dengan terus berolahraga secara rutin, kamu dapat mengurangi penumpukan lemak serta retensi cairan berlebih pada tubuh melalui keringat.
  • Konsumsi suplemen magnesium. Meskipun aman, namun pastikan untuk selalu memeriksakan diri ke dokter sebelum mengonsumsi suplemen jenis apapun.
  • Konsumsi obat diuretik. Diuretik adalah jenis obat yang dapat mengurangi retensi air pada tubuh dengan meningkatkan produksi urin. Namun jangan lupa untuk tetap meminta resep dokter, ya!

Kebiasaan-kebiasaan sehat ini dapat membantu mencegah penambahan berat badan atau retensi air selama periode menstruasi. Kalaupun belum berhasil, kamu tidak perlu merasa stres berlebih.

Fluktuasi berat badan selama periode menstruasi adalah hal yang sangat normal, dan berat badan akan turun kembali dengan sendirinya setelah siklus berakhir. Jika merasa khawatir, kamu bisa mencoba memeriksakan diri ke dokter. Stay happy and healthy, Girls!

Baca Juga: 5 Tips Aman dan Nyaman Berolahraga saat Menstruasi

Nurul M Photo Verified Writer Nurul M

Berusaha menulis sesuai fakta. Mohon maaf jika terdapat misinformasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya