Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Sama

Perbedaan HIV dan AIDS (pexels.com/Anna Shvets)
Perbedaan HIV dan AIDS (pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • HIV dan AIDS adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun keduanya berjalan seiringan. HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS, tahap akhir dari infeksi HIV.
  • Cara penularan HIV melalui kontak seksual, kehamilan atau persalinan, transfusi darah, penggunaan jarum suntik/tato. Tes HIV dapat mendeteksi antibodi untuk menentukan adanya virus.
  • Pengobatan dini dengan antiretroviral dapat mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. Terapi ini harus diminum secara konsisten dan berkala untuk menekan perkembangan virus secara efektif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

HIV dan AIDS bukanlah gangguan kesehatan yang baru. Akan tetapi, masih banyak orang yang bingung dengan HIV dan AIDS. Misalnya, banyak orang beranggapan bahwa HIV sama dengan AIDS. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda.

HIV dan AIDS adalah diagnosis yang berbeda, tetapi keduanya berjalan seiringan. HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS, yang juga dikenal sebagai HIV stadium 3.

Untuk membantu mejawab kebingunganmu akan kedua kondisi ini, di sini kita akan membahas beberapa perbedaan HIV dan AIDS.

1. HIV adalah virus dan AIDS adalah suatu kondisi

HIV merupakan kependekan dari human immunodeficiency virus. HIV adalah virus yang menginfeksi dan menghancurkan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Ini selanjutnya membuat pasien sulit melawan penyakit. Ketika HIV telah sangat melemahkan sistem kekebalan, itu dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

AIDS adalah tahap akhir dan paling serius dari infeksi HIV. Individu dengan AIDS memiliki jumlah sel darah putih tertentu yang sangat rendah dan sistem kekebalan tubuh yang telah rusak parah. Mereka mungkin memiliki penyakit tambahan. Jika tidak diobati, infeksi HIV berkembang menjadi AIDS dalam waktu sekitar 10 tahun.

2. Penularan

ilustrasi suami istri (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi suami istri (pexels.com/Ron Lach)

AIDS pertama kali dikenali pada tahun 1981. Begitu virus ini menginfeksi seseorang, kekebalan mereka terhadap penyakit tertentu akan menurun seiring waktu, dan kemudian berkembang menjadi AIDS.

AIDS tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, tetapi virus HIV bisa. Orang yang hidup dengan HIV dan memiliki viral load kecil atau dengan kata lain belum berkembang menjadi AIDS, mungkin tidak akan menularkan virus ke orang lain. 

Karena HIV dan AIDS adalah kondisi yang berhubungan, maka cara penularan keduanya pun serupa. Berikut cara penularan HIV:

  • Kontak seksual: HIV bisa ditularkan melalui hubungan seks oral, anal, atau vaginal tanpa kondom jika salah satu pasangan memiliki HIV dengan kadar di atas 200 eksemplar per mililiter.
  • Kehamilan atau persalinan: Seorang ibu yang mengidap virus HIV dan telah mengembangkan AIDS dapat menularkan HIV kepada anaknya selama kehamilan, persalinan, atau bahkan melalui menyusui.
  • Transfusi darah: Risiko penularan virus dengan cara ini sudah sangat rendah di negara maju karena ada sistem penyaringan yang ketat.
  • Penggunaan jarum suntik dan jarum tato: Berbagi jarum suntik dan jarum tato dengan orang lain bisa meningkatkan risiko terkena virus.

3. Infeksi HIV dapat didiagnosis dengan tes sederhana, sementara diagnosis AIDS lebih rumit

Saat tertular HIV, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap virus. Tes HIV lewat darah atau air liur dapat mendeteksi antibodi tersebut untuk menentukan apakah ada virus. Butuh waktu beberapa minggu setelah penularan hingga tes antibodi HIV menunjukkan hasil positif. Tes lainnya adalah mencari antigen, yaitu protein yang diproduksi oleh virus, dan antibodi. Kedua tes tersebut akurat dan mudah dijalankan.

Sementara itu, tidak semua HIV berkembang menjadi AIDS. Petugas medis perlu mencari beberapa faktor untuk menentukan apakah HIV telah berkembang menjadi AIDS. Misalnya, dengan menghitung sel CD4 atau mengamati adanya infeksi oportunistik.

4. HIV tidak selalu menimbulkan gejala, sementara AIDS pasti menunjukkan gejala

Orang dengan HIV tetap dapat hidup sehat tanpa gejala apa pun (freepik.com/tirachardz)
Orang dengan HIV tetap dapat hidup sehat tanpa gejala apa pun (freepik.com/tirachardz)

Beberapa orang mengembangkan gejala mirip flu satu atau dua bulan setelah terinfeksi HIV. Sebagian lainnya tidak mengembangkan gejala apa pun walaupun telah hidup dengan HIV selama bertahun-tahun. Meskipun tidak menunjukkan gejala, tetapi orang tersebut masih dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Sementara, pada orang dengan AIDS, sistem kekebalan tubuh sudah sangat melemah. Akibatnya, pasien jadi lebih mudah terkena kanker dan infeksi oportunistik.

5. HIV dapat dicegah agar tidak berkembang menjadi AIDS

Saat orang yang didiagnosis dengan HIV mendapatkan pengobatan dini dengan antiretroviral, ini akan menurunkan kemungkinan HIV berkembang menjadi AIDS. Terapi antiretroviral adalah obat yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit.

Agar dapat menekan perkembangan virus secara efektif, obat harus diminum secara konsisten, yang bisa jadi satu atau lebih pil setiap hari. Namun, pada tahun 2021 telah dikembangkan terapi suntik bulanan baru yang disebut Cabenuva yang terdiri dari cabotegravir dan rilpivirine. Terapi ini disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat dan disuntikkan setiap dua bulan sekali.

6. Harapan hidup

ilustrasi kanker (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi kanker (pexels.com/Anna Shvets)

Dulunya, orang yang didiagnosis dengan HIV atau AIDS tidak akan dapat hidup lama. Namun, berkat penelitian dan pengembangan pengobatan, orang dengan HIV pada tahap apa pun saat ini bisa hidup lebih lama dan tetap produktif.

Orang yang hidup dengan HIV memiliki harapan hidup hampir sama dengan orang yang sehat jika pengobatan dimulai lebih awal dan diminum setiap hari sesuai resep.

Jika HIV telah berkembang menjadi AIDS, harapan hidup turun secara signifikan. Tanpa pengobatan, seseorang yang mengidap AIDS dapat berharap hidup selama 3 tahun. Ini karena setelah HIV dibiarkan makin parah, sulit untuk memperbaiki kerusakan pada sistem kekebalan. Infeksi dan kondisi lain akan makin sering terjadi. Namun, dengan terapi, banyak orang dengan HIV stadium 3 berumur panjang.

7. Pencegahan

Beberapa langkah dapat diambil untuk mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut beberapa caranya:

  • Pre-exposure prophylaxis (PrEP): Ini adalah obat yang diminum untuk mencegah tertular HIV.
  • Post-exposure prophylaxis (PEP): Ini adalah perawatan darurat yang diberikan untuk mengurangi kemungkinan infeksi HIV setelah terpapar virus, misalnya setelah berhubungan seksual dengan orang dengan HIV/AIDS. Agar efektif, obat ini harus diminum dalam waktu 72 jam setelah paparan dan pengobatan dilakukan selama 28 hari.
  • Menggunakan kondom: Menggunakan kondom dapat membantu melindungi diri dari HIV melalui hubungan seksual.
  • Mengurangi paparan terhadap cairan tubuh: Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan, masker, dan bentuk pelindung penghalang lainnya untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit yang dapat ditularkan melalui darah, termasuk HIV.

Pada intinya, HIV adalah virus, sementara AIDS adalah kondisi yang disebabkan oleh HIV. Orang yang di dalam tubuhnya terdapat HIV belum tentu mengalami AIDS jika mendapatkan pengobatan segera. Semoga ini mampu menjawab kebingunganmu seputar perbedaan antara HIV dan AIDS.

Referensi

"HIV & AIDS". Cleveland Clinic. Diakses November 2024.
"Explaining HIV and AIDS (Stage 3 HIV)" Medical News Today. Diakses November 2024.
"A Comprehensive Guide to HIV and AIDS". Healthline. Diakses November 2024.
"Mengenal HIV dan AIDS serta Tanda-tanda Gejalanya". Ayo Sehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses November 2024.
"HIV and AIDS: A Complete Guide". Verywell Health. Diakses November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us