Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alfentanil: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

ilustrasi injeksi (pexels.com/RF._.studio)

Alfentanil adalah obat injeksi lewat vena yang diberikan guna mengurangi rasa nyeri level sedang hingga berat. Termasuk dalam kelas obat opioid, sering digunakan dalam prosedur pembedahan. Ia memiliki efek kuat dengan onset kerja yang sangat cepat, melansir Medicines.org.uk.

Penggunaan alfentanil dapat menyebabkan kecanduan dan sindrom putus obat. Penggunaan obat ini hanya boleh diberikan oleh ahli medis yang terlatih khusus dalam penggunaan agen anestetik umum dan intravena.

1. Manfaat

Alfentanil merupakan kelas obat opioid yang memiliki manfaat utama sebagai pereda nyeri. Ia tersalurkan melalui darah dan berinteraksi dengan reseptor opioid di sel-sel otak. Proses ini menyebabkan sel-sel tersebut mengeluarkan sinyal yang meredam rasa sakit dan meningkatkan rasa senang. 

Obat ini dapat dibuat dari tumbuhan yang sama dengan morfin yakni tanaman Poppy atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Keduanya memiliki fungsi yang sama yakni meredakan rasa sakit. 

Alfentanil jamak digunakan sebagai pereda nyeri selama operasi, mencegah nyeri pada prosedur kesehatan singkat termasuk fisioterapi dan penyedotan pernapasan. Juga digunakan guna menekan aktivitas pernapasan pada pasien dengan ventilasi buatan dalam perawatan intensif. 

2. Peringatan

ilustrasi suntik obat (pexels.com/anna shvets)

Segala jenis opioid, termasuk alfentanil, dapat meningkatkan rasa gembira dan senang. Tidak hanya itu, rasa senang ini juga menimbulkan candu untuk mengalami perasaan tersebut. Penggunaan dosis di luar rekomendasi dokter dapat menyebabkan kecanduan yang membahayakan.

Alfentanil dapat bermanfaat jika diberikan dalam dosis yang tepat. Dilansir Mayoclinic, injeksi sembarangan dosis kecil alfentanil dapat menyebabkan mengantuk berat. Adapun dosis tinggi alfentanil berdampak lambatnya pernapasan dan detak jantung, secara jangka panjang dapat menyebabkan kematian.

Perhatikan jika kamu memiliki kondisi hipersensitif atau alergi terhadap kelompok obat penghilang rasa sakit. Beritahukan pada dokter guna menghindari efek samping munculnya gejala alergi. 

Komunikasikan pada dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas. Beberapa kondisi lain yang perlu dokter ketahui sebelum menggunakan alfentanil yakni apabila pasien pernah mengalami cedera kepala, gangguan hati atau ginjal, gangguan tiroid, dan kecanduan narkotika. 

Ibu hamil tidak dianjurkan mendapatkan alfentanil. Namun, dokter mungkin akan tetap memberikan sesuai dosis dengan pertimbangan manfaat lebih besar dari risiko efek samping. Konsultasikan pada dokter terkait efek samping pemberian alfentanil pada ibu hamil terhadap janin di kandungan.

Alfentanil dapat mempengaruhi ASI ibu. Maka dari itu, hindari menggunakan alfentanil dengan memberitahukan pada dokter apabila kamu sedang menyusui. Hal ini penting karena alfentanil dapat mempengaruhi bayi melalui air susu ibu. 

Karena efek cepat dan menyebabkan kantuk, seseorang dilarang mengemudi setidaknya selama 24 jam setelah mendapat suntikan alfentanil. Jika dosis pemberian kecil untuk mengatasi masalah medis dan gigi, hindari menyetir setidaknya hingga mengetahui bagaimana reaksi tubuh terhadap obat. 

3. Interaksi

ilustrasi interaksi obat (pexels.com/anna shvets)

Alfentanil dapat berinteraksi dengan banyak jenis obat. Pun dapat menimbulkan ketergantungan dengan potensi efek samping serius. Maka dari itu, penggunaannya harus oleh ahli medis terlatih dan diawasi oleh dokter. 

Beberapa jenis obat tidak dapat disatukan dengan alfentanil, termasuk obat penenang seperti benzodiazepin. Penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko kantuk, depresi pernapasan (kesulitan napas), koma, hingga mengancam jiwa.

Efek alfentanil juga bisa bertahan lebih lama jika pasien juga mengonsumsi obat cimetidine (obat sakit maag dan perut mulas), eritromisin (antibiotik), ditiazem (obat jantung). Pastikan dokter mengetahui segala obat, baik medis ataupun nonmedis, yang sedang kamu konsumsi. 

Penggunaan alfentanil dengan obat-obatan berikut dapat meningkatkan salah satu fungsi obat. Di antaranya:

  • Obat pereda nyeri dosis kuat lainnya (morfin, kodein)
  • Obat masalah jantung yang termasuk beta blocker
  • Obat agen anestesi yang dapat menyebabkan kantuk hingga hilang kesadaran
  • Obat penenang dan yang mempengaruhi saraf pusat
  • Obat epilepsi (clobazam, clonazepam atau fenobarbital)

Obat yang digunakan untuk infeksi jamur yang seperti flukonazol, vorikonazol, ketokonazol atau itrakonazol dapat mempengaruhi kinerja alfentanil. Begitu juga obat untuk infeksi HIV (disebut antivirus protease inhibitor) seperti ritonavir, indinavir atau saquinavir. 

4. Dosis

Jumlah alfentanil yang tergantung pada usia, berat badan, kebugaran, dan kondisi pasien. Dokter juga mempertimbangkan takaran obat berdasar pada penggunaan obat lain dan jenis operasi dan tingkat anestesi yang diperlukan.

Meredakan nyeri selama pemasangan alat bantu pernapasan dan ventilator

  • Dosis awal: 3–8 mcg/kgBB
  • Dosis pemeliharaan: Pemberian dosis awal, diikuti dengan dosis tambahan 3-5 mcg/kg setiap 5-20 menit dengan kecepatan infus 0,25-1 mcg/kg per menit.

Mengawali prosedur anestesi atau bius total

  • Dosis awal: 130-245 mcg/kg
  • Dosis pemeliharaan: 0,5–1,5 mcg/kgBB per menit yang diberikan selama prosedur operasi
  • Ventilasi yang dibantu (perawatan intensif): dosis awal 5 mg yang terbagi selama 10 menit (lebih lambat jika terjadi hipotensi/bradikardia); atau melalui infus dengan kecepatan 2 mg/jam. Terapi tidak boleh lebih dari 4 hari.

5. Efek samping

ilustrasi mengantuk sebagai efek samping alfentanil (pexels.com/andrea piacquadio)

Sebagaimana obat lainnya, alfentanil juga dapat menimbulkan efek samping meski tidak semua orang merasakannya. Indikasi efek samping paling sering muncul yakni akibat gejala alergi seperti ruam, gatal, kesulitan bernapas, dan pembengkakan. Dokter akan memantau kondisi secara intensif pasca mendapat alfentanil guna menghindari reaksi negatif obat. 

Dilansir Rxlist.com, pun terdapat efek samping lain yang berpotensi muncul setelah mendapatkan alfentanil yakni depresi pernapasan dan kekakuan otot rangka. Alfentanil dapat menyebabkan kaku terutama di otot-otot batang tubuh. 

Beberapa pasien juga mengalami gangguan pernapasan pasca injeksi alfentanil. Termasuk hipoksia (rendahnya kadar oksigen dalam sel) dan apnea (henti napas saat tidur). Efek samping lainnya yang juga muncul yakni:

  • Mual
  • Hipotensi
  • Muntah
  • Pruritus (rasa gatal dan keinginan menggaruk)
  • Kebingungan
  • Mengantuk
  • Agitasi (perasaan gelisah)

Pemberian alfentanil berada di bawah pemantauan dokter secara langsung. Segera beritahukan dokter dan tim medis profesional apabila kamu mengalami efek samping dan tidak segera hilang setelah mendapat pengobatan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Langgeng Irma Salugiasih
Laili Zain Damaika
3+
Langgeng Irma Salugiasih
EditorLanggeng Irma Salugiasih
Follow Us