Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Mengonsumsi Daun Kratom

ilustrasi daun kratom dalam bentuk bubuk dan kapsul (stockvault.net/Kratom Lords)
Intinya sih...
  • Kratom adalah pohon dari keluarga kopi yang digunakan untuk menghilangkan nyeri, depresi, dan kecanduan opioid.
  • Efek samping kratom termasuk mual, sembelit, penurunan berat badan, hingga efek serius seperti halusinasi dan ketergantungan.
  • Penelitian tentang potensi efek terapeutik kratom masih berlangsung dan penggunaannya membawa potensi beragam efek samping.

Kratom (Mitragyna speciosa Korth.) adalah pohon dari keluarga kopi yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini tumbuh di Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Orang-orang biasanya menggunakan kratom dengan cara menelan bahan tanaman mentah dalam bentuk kapsul atau bubuk, mencampur bubuk kratom ke dalam makanan atau minuman, menyeduh daunnya sebagai teh, mengonsumsi ekstrak kratom cair, atau diisap seperti tembakau.

Penggunaannya yang paling umum adalah untuk menghilangkan nyeri, depresi, dan kecanduan opioid. Dua senyawa paling aktif dalam kratom, yaitu mitragynine dan 7-hydroxymitragynine, bekerja pada reseptor opioid namun dengan efek samping yang lebih sedikit.

Kratom telah digunakan selama ratusan tahun di Asia Tenggara sebagai pengobatan rumahan alami. Secara tradisional, tanaman ini telah digunakan untuk mengobati kelelahan, nyeri, diare, dan kram otot.

Walaupun ada dukungan sains untuk klaim obat tradisional ini dan lainnya, tetapi masih diperlukan lebih banyak penelitian.

Kratom menjadi perbincangan karena isu kesehatan, sosial, ekonomi, dan ekologi. Polemik terjadi karena di satu sisi terdapat peningkatan jumlah pengguna kratom dan nilai perdagangan dunia bertambah, tetapi di sisi lain ada kekhawatiran terhadap efek samping penggunaan kratom dengan ditemukannya beberapa kasus gangguan kesehatan.

Bagaimana kratom dan senyawa kratom memengaruhi tubuh, serta bagaimana penggunaan kratom jangka pendek dan jangka panjang dapat memengaruhi kesehatan masih terus diteliti.

Walaupun bukti berkembang dengan cepat, tetapi penelitian awal telah mengungkapkan informasi penting tentang cara kerja daun kratom.

1. Efeknya dapat sangat bervariasi

Seperti semua obat, efek kratom dapat bergantung pada jumlah yang dikonsumsi, potensi (konsentrasi dan kekuatan), formulasi produk, cara mengonsumsinya, obat lain dalam sistem tubuh pengguna, kondisi medis yang mendasarinya, dan pengalaman sebelumnya dengan zat tersebut, di antara faktor-faktor lainnya.

Produk kratom bervariasi, sehingga efeknya sulit diprediksi. Beberapa produk kratom ditemukan mengandung kontaminan yang menghasilkan efek yang tidak terkait dengan kratom atau senyawa kratom saja.

2. Kratom menghasilkan efek seperti opioid dan stimulan.

ilustrasi daun kratom (commons.wikimedia.org/Thehealingeast)

Pengguna kratom melaporkan efek seperti stimulan (peningkatan energi, kewaspadaan, dan detak jantung cepat) dan efek yang mirip dengan opioid dan obat penenang (relaksasi, penghilang rasa sakit, dan kebingungan).

Sementara banyak orang yang mengonsumsi kratom melaporkan bahwa dosis kratom yang lebih kecil menghasilkan efek seperti stimulan dan dosis yang lebih besar menghasilkan efek seperti opioid atau obat penenang, tetapi penelitian belum menetapkan bahwa efek ini bergantung pada jumlah atau metode mengonsumsi kratom.

3. Efek daun kratom berasal dari mitragynine, 7-hydroxymitragynine, dan senyawa lainnya

Efek produk kratom dapat bervariasi tergantung pada konsentrasi dan kombinasi senyawa kratom tertentu dalam produk tersebut.

Sementara daun kratom mengandung banyak senyawa kimia yang dapat memengaruhi tubuh manusia, tetapi yang paling banyak diteliti adalah mitragynine.

Ketika ditelan, mitragynine terurai menjadi zat kimia lain yang disebut 7-hydroxymitragynine, yang juga memengaruhi tubuh dan merupakan subjek penelitian yang penting.

4. Efek sampingnya bisa ringan hingga berat

ilustrasi kratom bubuk (pexels.com/Laryssa Suaid)

Beberapa orang yang mengonsumsi kratom melaporkan efek samping ringan, seperti mual, sembelit, pusing, dan kantuk.

Dalam laporan kasus, dokter melaporkan melihat pasien dengan berbagai efek samping yang jarang terjadi namun serius yang terkait dengan paparan kratom—termasuk gejala mental dan neurologis (kebingungan, tremor, dan kejang), masalah jantung dan paru-paru (tekanan darah tinggi dan pernapasan lambat), masalah gastrointestinal (mual dan muntah), dan masalah hati.

Sejumlah kecil kematian telah dikaitkan dengan produk kratom, dan hampir semua kasus melibatkan obat-obatan atau kontaminan lain.

5. Interaksi obat dapat memengaruhi efeknya

Penelitian menunjukkan banyak orang yang menggunakan kratom juga menggunakan obat lain dan memiliki kondisi yang memerlukan obat resep.

Laporan kasus menunjukkan penggunaan kratom dalam kombinasi dengan obat lain (kadang-kadang disebut penggunaan polizat) dapat menimbulkan efek samping yang parah, seperti masalah hati atau bahkan kematian.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dampak penggunaan kratom dalam kombinasi dengan zat lain.

6. Efek kesehatan jangka panjang daun kratom belum dipahami dengan baik

ilustrasi daun tanaman kratom (commons.wikimedia.org/ThorPorre)

Karena penelitian tentang kratom relatif baru dibandingkan dengan obat-obatan yang lebih umum digunakan, hanya ada sedikit bukti untuk menentukan bagaimana penggunaan kratom dapat memengaruhi seseorang dari waktu ke waktu.

Laporan kasus menunjukkan penggunaan kratom secara teratur dan jangka panjang dalam jumlah besar dapat dikaitkan dengan masalah hati yang serius. Kasus-kasus ini tampaknya terjadi secara tidak terduga pada sebagian kecil orang yang menggunakan kratom, dan tidak jelas apa peran zat lain dan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Para peneliti juga masih mempelajari seberapa sering dan sejauh mana pengguna kratom mengalami gejala putus zat (withdrawal) atau gangguan penggunaan zat yang terkait dengan penggunaan kratom.

7. Belum terbukti aman atau efektif

Penelitian tentang potensi efek terapeutik kratom masih berlangsung. Para peneliti belum membuktikan bahwa kratom aman atau efektif untuk tujuan medis apa pun, meskipun kratom telah digunakan dalam pengobatan tradisional.

Banyak pengguna produk kratom melaporkan penggunaannya untuk pengobatan mandiri rasa sakit, kecemasan, depresi, kelelahan, dan keinginan untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang serta gejala putus zat (terutama yang terkait dengan penggunaan opioid).

Efek samping dari daun kratom

ilustrasi tanaman kratom (commons.wikimedia.org/Дмитрий Петухин)

Penggunaan kratom membawa potensi beragam efek samping, termasuk penyalahgunaan obat dan kecanduan. Sebagian dari kekhawatiran ini berasal dari fakta bahwa kratom merupakan obat herbal yang tidak diatur.

Efek samping umum kratom meliputi:

  • Mual.
  • Sembelit.
  • Pusing.
  • Perubahan warna pada pipi.
  • Mengantuk.
  • Mulut kering.
  • Euforia.
  • Gangguan tidur.
  • Peningkatan kemampuan bersosialisasi.
  • Kegugupan atau kegelisahan (peningkatan energi dan rangsangan).
  • Depresi pernapasan atau pernapasan melambat.
  • Berkeringat.
  • Muntah.
  • Penurunan berat badan seiring waktu dengan penggunaan berulang atau teratur.

Dosis rendah kratom dikatakan memiliki efek stimulasi dan dosis kratom yang lebih tinggi memiliki efek yang lebih menenangkan.

Efek samping kratom yang lebih serius meliputi:

  • Halusinasi.
  • Delusi.
  • Tremor.
  • Hilangnya libido.

Beberapa kasus psikosis atau halusinasi telah dilaporkan setelah mengonsumsi kratom. Meskipun mungkin, tinjauan penelitian menunjukkan efek samping serius dari kratom sangat jarang terjadi. FDA telah melaporkan beberapa kasus kematian terkait kratom.

Ketergantungan kratom dapat menyebabkan seseorang mengalami gejala putus zat seperti:

  • Permusuhan atau agresi.
  • Nyeri otot dan tulang.
  • Gerakan anggota tubuh tersentak yang dapat terlihat mirip dengan kejang, tetapi bukan kejang.

Efek kesehatan jangka panjang dari penggunaan kratom, penggunaan kratom selama kehamilan, dan profil keamanan penggunaan kratom saat mengoperasikan mesin atau saat mengonsumsi zat lain (resep atau rekreasi) tidak dipahami dengan baik.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan penggunaan kratom selama kehamilan dapat menyebabkan gejala putus zat pada bayi baru lahir.

Ada juga risiko kontaminasi dalam produk kratom. Kontaminasi dalam suplemen herbal seperti kratom mencakup jejak logam berat dan bakteri yang berlebihan. FDA telah mengeluarkan banyak peringatan tentang kontaminasi kratom, termasuk risiko mengembangkan keracunan logam berat dan paparan kontaminasi salmonella.

Referensi

Slamet Wahyono, dkk. "Kratom: Prospek Kesehatan dan Sosial Ekonomi". Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019.
National Institute on Drug Abuse. Diakses pada Juni 2024. Kratom.
Oliver Grundmann, “Patterns of Kratom use and health impact in the US—Results from an online survey,” Drug and Alcohol Dependence 176 (1 Juli 2017): 63–70.
Garcia-Romeu, Albert, David J. Cox, dkk. “Kratom (Mitragyna speciosa): User demographics, use patterns, and implications for the opioid epidemic.” Drug and Alcohol Dependence 208 (1 Maret 2020): 107849.
Department of Justice and Drug Enforcement Administration. Diakses pada Juni 2024. Kratom.
U.S. Food and Drug Administration. Diakses pada Juni 2024. Import Alert 54-15.
U.S. Food and Drug Administration. Diakses pada Juni 2024. FDA announces seizure of adultered dietary supplements containing kratom.
U.S. Food and Drug Administration. Diakses pada Juni 2024. FDA In Brief: FDA releases test results identifying dangerous levels of heavy metals in certain kratom products.
Verywell Health. Diakses pada Juni 2024. Kratom: Weighing the Benefits and Risks.

Share
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us