7 Penyakit dan Kondisi Orang yang Mungkin Tidak Boleh Makan Pare

- Orang yang memiliki tekanan darah rendah atau riwayat tekanan darah rendah mungkin sebaiknya menghindari makan pare.
- Bagi pasien diabetes yang juga menggunakan obat penurun gula darah, makan pare bisa menyebabkan gula darah turun terlalu rendah.
- Kandungan dalam pare bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.
Pare dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti menurunkan gula darah dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh berkat kandungan nutrisinya. Namun, di balik manfaatnya, tidak semua orang dapat mengonsumsi pare dengan aman. Beberapa kondisi kesehatan tertentu mungkin dapat memburuk dengan konsumsi pare.
Apa saja penyakit dan kondisi orang yang mungkin tidak boleh makan pare? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Orang dengan tekanan darah rendah

Orang yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi) atau riwayat tekanan darah rendah mungkin sebaiknya menghindari makan pare. Ini karena pare mengandung charantin, polypeptide-P, dan vicine yang dapat menurunkan tekanan darah dan gula darah, serta meningkatkan toleransi glukosa.
Pada orang dengan tekanan darah rendah, hal tersebut mungkin bisa membuat jantung lebih sulit memompa darah.
2. Pasien diabetes
Salah satu manfaat konsumsi pare adalah bisa menurunkan gula darah. Bagi pasien diabetes yang juga menggunakan obat penurun gula darah, makan pare mungkin dapat menyebabkan gula darah turun terlalu rendah sehingga berisiko bahaya untuk kesehatan.
Jika kamu menggunakan obat penurun gula darah, sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsi pare dan perhatikan jumlahnya. Dalam hal ini, konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi pare.
3. Orang dengan penyakit saluran pencernaan

Pada beberapa orang, makan pare dalam jumlah banyak bisa menyebabkan diare atau gangguan pencernaan lainnya.
Sebuah penelitian pada hewan menunjukkan bahwa enzim hati dapat meningkat setelah makan pare, karena zat-zat dalam pare bisa memengaruhi sel-sel hati.
Ini mengindikasikan bahwa konsumsi pare dalam jumlah besar memberikan tekanan ekstra pada hati, sehingga penting untuk mengonsumsinya secara bijak, terutama jika sudah ada masalah kesehatan hati.
4. Pasien penyakit hati dan ginjal
Serat dalam pare membuatnya sulit dicerna dan bisa menyebabkan perut kembung. Karena itu, orang dengan penyakit hati atau ginjal sebaiknya menghindari makan pare.
Pasien yang memiliki kekurangan enzim G6PD, yang berperan dalam metabolisme sel darah merah, mungkin juga perlu menghindari konsumsi pare.
5. Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu

Pare mengandung nutrisi dan mineral alami yang bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu dan mengurangi efektivitas obat yang dikonsumsi.
Kamu mungkin perlu berhati-hati dengan obat-obatan ini:
- Obat antidiabetes: Pare dapat menurunkan kadar gula darah. Mengonsumsi pare bersamaan dengan obat diabetes dapat menyebabkan gula darah turun terlalu rendah.
- P-glycoprotein substrate: Pare dapat mengubah cara kerja obat ini dan mengubah jumlah obat yang bertahan di dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengubah efek dan efek samping obat.
- Pazopanib: Pare dapat meningkatkan jumlah pazopanib yang bertahan di dalam tubuh. Hal ini dalam beberapa kasus dapat meningkatkan efek dan efek samping pazopanib.
Jadi, jika kamu sedang menggunakan obat-obatan di atas atau obat lainnya dan merasa khawatir pare dapat memengaruhi obat, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi pare.
6. Kondisi tubuh yang lemah
Tubuh bisa menjadi sangat lemah setelah menjalani puasa panjang, operasi, atau kehilangan banyak darah. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya hindari konsumsi pare karena dapat menurunkan kadar gula darah, yang berisiko menyebabkan pusing, lemas, atau bahkan pingsan.
Jika tubuh belum sepenuhnya pulih, mengonsumsi makanan yang lebih lembut dan mudah dicerna akan lebih aman untuk menjaga keseimbangan energi dan kesehatan.
7. Mungkin beberapa ibu hamil dan menyusui

Dalam penelitian non manusia, risiko keguguran (kehilangan janin sebelum usia kehamilan 20 minggu) terjadi pada subjek yang diberi pare. Dalam penelitian hewan lainnya, pare mengakibatkan pendarahan rahim pada subjek hamil. Akan tetapi, tidak diketahui apakah akan ada efek serupa pada manusia. Hubungi dokter atau bidan untuk mendiskusikan manfaat dan risikonya.
Terdapat laporan kejang dan koma akibat gula darah rendah pada anak-anak setelah mengonsumsi pare. Karena alasan ini, pertimbangkan untuk menghindari pare saat menyusui anak-anak untuk meminimalkan paparan. Diskusikan dengan dokter mengenai konsumsi pare selama menyusui bayi.
Itulah beberapa penyakit dan kondisi orang yang mungkin tidak boleh makan pare. Apabila kamu memiliki kondisi yang disebutkan di atas, diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan mengenai keamanan dari konsumsi pare agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Referensi
Vinmec International Hospital. Diakses pada Oktober 2024. Who should not eat bitter melon?
WebMD. Diakses pada Oktober 2024. Bitter Melon - Uses, Side Effects, and More.
MedicineNet. Diakses pada Oktober 2024. What Are the Benefits and Side Effects of Bitter Melon (Bitter Gourd)?
Kim, Bukyung, Hak Sung Lee, et al. “Momordica charantia (bitter melon) efficacy and safety on glucose metabolism in Korean prediabetes participants: a 12-week, randomized clinical study.” Food Science and Biotechnology 32, no. 5 (December 14, 2022): 697–704.
Çiçek, Serhat S. “Momordica charantia L.—Diabetes-Related Bioactivities, Quality Control, and Safety Considerations.” Frontiers in Pharmacology 13 (May 17, 2022).
Enwerem, Nkechi, Priscillia Okunji, et al. “Momordica Charantia (Bitter Melon): Safety and Efficacy During Pregnancy and Lactation.” International Journal of Studies in Nursing 3, no. 2 (January 3, 2018): 140.
Verywell Health. Diakses pada Oktober 2024. Bitter Melon: Benefits and Nutrition.