Perbedaan Bipolar dan BPD, dari Gejala hingga Penangannya

Banyak orang masih bingung membedakan gangguan bipolar dan borderline personality disorder (BPD). Meski keduanya sama-sama berhubungan dengan suasana hati dan emosi yang tidak stabil, tapi sebenarnya penyakit mental ini memiliki ciri berbeda, lho.
Memahami perbedaan bipolar dan BPD penting agar tidak salah penanganannya. Mulai dari gejala, penyebab, hingga cara menanganinya, ada banyak hal yang membedakan dua kondisi ini secara signifikan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
1. Perbedaan gejala bipolar dan BPD

Perbedaan gejala bipolar dan BPD penting dipahami agar tidak tertukar dalam mengenali kondisi psikologis seseorang. Berikut perbedaan gejala dari keduanya:
Gejala BPD
BPD ditandai dengan ketidakstabilan emosi yang ekstrem, terutama saat berhubungan dengan orang lain. Emosi bisa berubah dengan cepat dan seringkali dipicu oleh konflik interpersonal atau rasa takut ditinggalkan. Beberapa gejala BPD umumnya meliputi:
- Perubahan emosi yang intens dan cepat. Bahkan bisa berubah dalam hitungan jam hingga beberapa hari
- Perasaan hampa atau kosong secara terus-menerus
- Takut ditinggalkan dan usaha ekstrem untuk menghindarinya
- Hubungan yang tidak stabil dan cenderung intens (love-hate)
- Perilaku impulsif dan berisiko seperti penyalahgunaan zat, berjudi, atau menyakiti diri sendiri
- Kemarahan yang tidak sesuai atau sulit dikendalikan
- Citra diri yang berubah-ubah dan tidak konsisten
- Sering merasa depresi atau mengalami suasana hati yang negatif
- Pola pikir ekstrem (splitting). Misalnya melihat segala sesuatu sebagai semuanya baik atau sebaliknya
Gejala bipolar
Bipolar memiliki dua fase utama, yaitu episode manik dan episode depresi. Perubahan suasana hati pada bipolar biasanya terjadi dalam siklus yang bertahan lebih lama (berhari-hari hingga berminggu-minggu) dan tidak selalu dipicu oleh interaksi sosial. Gejalanya dibagi menjadi dua fase berikut:
Episode manik
- Mood sangat tinggi, euforia, atau mudah tersinggung
- Sangat percaya diri atau merasa hebat secara tidak realistis
- Bicara sangat cepat dan sulit dihentikan
- Pikiran melompat-lompat atau tidak fokus
- Tidur sangat sedikit tapi tetap merasa bertenaga
- Perilaku impulsif dan berisiko (misalnya belanja besar-besaran)
- Mudah terdistraksi dan sulit fokus
- Kadang disertai perilaku agresif atau konfrontatif
Episode depresi
- Mood sangat rendah atau perasaan sedih berkepanjangan
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai
- Merasa bersalah, tidak berharga, atau putus asa
- Energi rendah, kelelahan, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
- Gangguan tidur (bisa insomnia atau tidur berlebihan)
- Perubahan berat badan atau nafsu makan
- Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri
2. Penyebab bipolar dan BPD

Penyebab BPD umumnya lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil dan lingkungan. Sementara itu, bipolar berkaitan dengan faktor biologis dan genetik. Berikut detailnya:
Penyebab BPD
Hingga saat ini belum ada satu penyebab pasti dari BPD. Namun, penelitian menunjukkan bahwa BPD lebih sering dipicu oleh kombinasi faktor lingkungan dan biologis, terutama sejak usia dini. Beberapa penyebab yang umum ditemukan adalah:
- Pengalaman seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau pengabaian dari orang tua
- Kehidupan keluarga yang penuh konflik, ketergantungan narkoba, atau gangguan mental pada orang tua
- Fungsi neurotransmitter seperti serotonin yang terganggu
- Perubahan fungsi pada bagian otak seperti amigdala dan hippocampus yang berperan dalam kontrol emosi serta impuls
- Memiliki keluarga dengan riwayat BPD.
Penyebab bipolar
Bipolar umumnya lebih dikaitkan dengan faktor biologis dan genetik. Meskipun begitu, stres lingkungan juga bisa menjadi pemicu episode manik atau depresif. Berikut beberapa faktor penyebab umumnya:
- Memiliki anggota keluarga dekat (seperti orangtua atau saudara kandung) yang juga mengidap gangguan ini
- Gangguan pada senyawa kimia di otak seperti dopamin dan serotonin
- Peristiwa seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, atau trauma besar bisa memicu episode bipolar, terutama jika sudah ada kerentanan secara genetik
3. Penanganan bipolar dan BPD

Penanganan BPD dan bipolar memiliki pendekatan yang berbeda karena karakteristik gejala dan penyebabnya juga tak sama. Pada BPD, terapi psikologis menjadi fokus utama, terutama Dialectical Behavior Therapy (DBT) yang membantu pengelolaan emosi, toleransi stres, dan kemampuan berinteraksi sosial.
Sementara itu, obat-obatan seperti penstabil mood atau antidepresan hanya digunakan untuk mengatasi gejala tertentu. Selain itu, dukungan dari kelompok komunitas juga sangat penting untuk memperkuat proses pemulihan.
Nah, gangguan bipolar lebih banyak ditangani dengan pengobatan dan terapi. Obat penstabil mood, antipsikotik, dan antidepresan umum diresepkan untuk mengontrol fluktuasi suasana hati yang ekstrem.
Terapi kognitif perilaku (CBT) dan pendidikan psikologis membantu penderita memahami kondisi dan mengembangkan strategi coping yang efektif. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti olahraga teratur, pola makan sehat, dan menjaga kualitas tidur juga dianjurkan guna mendukung kestabilan mood dan kesehatan secara keseluruhan.
Itulah beberapa perbedaan bipolar dan BPD, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara menanganinya. Semoga penjelasan ini bisa membantumu lebih memahami kondisi mental dengan bijak dan penuh empati, ya.
Referensi
"Borderline Personality (BPD) vs. Bipolar Disorder (BD)." Verywell Health. Diakses Mei 2025.
"Borderline Personality Disorder vs Bipolar Disorder". Brentwood Behavioral Healthcare. Diakses Mei 2025.
"Understanding the Differences Between Borderline Personality Disorder and Bipolar Disorder". Granite Hills Hospital. Diakses Mei 2025.