- Kadar hormon prostaglandin yang lebih tinggi
Period Poop: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Selain menyebabkan beberapa gejala seperti sakit kepala, kembung, hingga timbul jerawat, ternyata siklus menstruasi juga berpengaruh pada sistem pencernaan. Beberapa perempuan yang sedang datang bulan mengalami gangguan pencernaan, salah satunya ditandai dengan tinja yang berbeda dari biasanya.
Kondisi tersebut terjadi karena hormon yang merangsang kontraksi rahim saat periode menstruasi juga dapat merangsang usus, sehingga muncul gejala saat buang air besar. Kondisi ini dikenal sebagai period poop.
1. Gejala

Period poop sebetulnya bukanlah istilah resmi dalam kamus medis. Namun, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan buang air besar yang terjadi saat haid. Beberapa gejala yang timbul di antaranya sakit perut, diare, mual, sembelit, dan perut kembung.
Perubahan buang air besar pada saat menstruasi merupakan hal umum yang dialami sebagian perempuan. Menariknya, studi membuktikan bahwa seorang perempuan lebih mungkin mengalami masalah pencernaan selama menstruasi jika dirinya juga mengalami gejala emosional, seperti perubahan suasana hati dan kecemasan.
2. Penyebab

Beberapa hal yang menyebabkan period poop di antaranya:
Hormon prostaglandin berperan menimbulkan kontraksi untuk melepaskan lapisan rahim saat menstruasi. Hormon ini juga dapat dilepaskan ke aliran darah dalam tubuh.
Selain menyebabkan kontraksi pada rahim, prostaglandin juga dapat menyebabkan kontraksi pada dinding usus. Kondisi tersebut menyebabkan gejala seperti kram, mual, dan sakit perut. Hormon ini juga menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak air dan membuat feses lebih lunak, sehingga timbullah gejala diare.
- Kadar hormon progesteron yang lebih tinggi
Hormon progesteron membantu mengatur siklus menstruasi pada perempuan. Kadar hormon tersebut meningkat untuk mempersiapkan pembuahan, kemudian turun pada awal menstruasi saat tidak terjadi pembuahan.
Hormon tersebut membantu menebalkan lapisan rahim, sehingga sel telur yang telah dibuahi dapat berkembang. Kadar progesteron yang tinggi dapat menyebabkan makanan yang dicerna berjalan lebih lambat dalam sistem pencernaan. Hal ini menimbulkan efek yang berbeda bagi setiap orang. Beberapa orang akan mengalami diare, sementara beberapa orang lainnya mungkin mengalami sembelit.
- Perubahan pola makan
Selama fase luteal (setelah ovulasi dan sebelum terjadi menstruasi), peningkatan kadar progesteron dapat menyebabkan keinginan untuk makan makanan tertentu alias mengidam, sehingga ini bisa berakibat pada perubahan pola makan. Itulah mengapa saat sedang haid perempuan punya keinginan untuk makan makanan manis atau asin.
Apabila terbiasa dengan mengonsumsi makanan sehat, maka perubahan menjadi makanan yang tidak sehat secara tiba-tiba dapat mengubah bau dan konsistensi feses.
- Stres dan kecemasan
Perubahan kadar hormon sepanjang siklus menstruasi dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan tingkat stres.
Stres dan kecemasan telah terbukti memengaruhi pergerakan usus dan dapat menyebabkan diare atau sembelit. Ini terjadi karena saraf yang terdapat di perut terhubung dengan otak melalui koneksi internal yang disebut koneksi usus-otak.
3. Penanganan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi period poop, yang bisa mencakup:
- Mengonsumsi makanan sehat
Ini bertujuan untuk memperbaiki pola makan sehingga dapat menghindarkan diri dari gangguan pencernaan selama menstruasi. Makanan yang patut dihindari selama menstruasi di antaranya adalah gorengan, kopi, teh, makanan yang tinggi gula, dan makanan yang mengandung terlalu banyak air (jika cenderung mengalami diare pada saat menstruasi).
- Bergerak
Saat haid, akan lebih baik jika kamu melakukan beberapa aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, bersepeda, yoga, dan lain sebagainya, apalagi bila mengalami period poop.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa yoga dapat mengurangi kecemasan.
- Minum obat antiinflamasi nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, biasa digunakan untuk mengobati nyeri dan demam. Selain itu, obat tersebut juga bisa membantu mengendalikan peradangan di rahim dan usus, sehingga bisa mengurangi rasa sakit.
Akan tetapi, ibuprofen bisa menyebabkan efek samping seperti maag, mual, dan muntah. Jadi, baiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum meminum obat tersebut, apalagi bila kamu punya masalah asam lambung.
4. Gejala period poop mirip beberapa kondisi medis lainnya

Ada beberapa kondisi lain yang gejalanya mirip dengan period poop, yang bisa mengindikasikan kondisi gastrointestinal atau ginekologi yang lebih parah. Beberapa kondisi tersebut antara lain sindrom iritasi usus besar (IBS), radang usus, wasir, endometriosis, kista ovarium, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Sesuai namanya, period poop adalah gangguan pencernaan yang terjadi sebelum atau pada saat menstruasi. Namun, jika gangguan pencernaan sering terjadi di luar fase menstruasi, ada kemungkinan itu disebabkan oleh kondisi lain, seperti IBS.
Diperkirakan sekitar populasi dunia memiliki IBS. Gejala paling umum adalah sakit perut, sembelit, diare, perut kembung, dan terdapat lendir pada feses. Untuk mendapat diagnosis yang akurat, konsultasikan ke dokter.
5. Gejala yang lebih parah perlu penanganan dari dokter

Sebetulnya period poop adalah hal yang normal. Namun, perlu penanganan khusus dari dokter jika mengalami gejala sebagai berikut:
- Kram perut parah tak tertahankan
- Darah menstruasi sangat banyak
- Ada lendir pada feses
- Terdapat darah dalam feses
- Nyeri pada bagian anus
Itulah penjelasan seputar period poop yang menarik buat diketahui. Apakah kamu mengalaminya juga? Bila iya, semoga artikel ini bisa menjawab rasa penasaranmu, ya!