Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mungkinkah Meningkatkan IQ saat Usia Dewasa?

ilustrasi belajar (freepik.com/stockking)
ilustrasi belajar (freepik.com/stockking)
Intinya sih...
  • IQ relatif stabil karena selalu diukur dibandingkan dengan kelompok usia sebaya.
  • Otak tetap plastis, artinya masih bisa beradaptasi dan belajar hal baru saat usia dewasa.
  • Peningkatan IQ mungkin terjadi, tetapi biasanya tidak drastis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang tumbuh dengan keyakinan bahwa kecerdasan, atau yang sering disebut IQ (Intelligence Quotient)—adalah sesuatu yang sudah “tetap” sejak lahir. Seakan-akan angka itu adalah takdir, permanen, dan tidak bisa diutak-atik.

Namun, ilmu pengetahuan tidak berhenti di situ. Seiring berkembangnya riset, para ilmuwan menemukan fakta menarik bahwa otak manusia ternyata tetap plastis (plastisitas otak). Plastisitas otak ini artinya kemampuan otak untuk beradaptasi, membentuk koneksi baru, dan “belajar ulang” tidak hilang hanya karena kita menua.

Pertanyaannya kemudian muncul, jika otak masih bisa beradaptasi, apakah itu berarti IQ juga bisa meningkat pada usia dewasa? Atau jangan-jangan IQ hanyalah angka statis yang tidak bisa diubah? Mari bahas lebih dalam.

1. Apakah IQ berubah seiring usia?

Banyak orang membayangkan skor IQ itu seperti angka di rapor yang bisa naik turun drastis seiring waktu. Padahal, kenyataannya tidak begitu. Secara umum, skor IQ cenderung stabil. Jika kamu mengikuti tes IQ hari ini lalu mengulanginya satu dekade mendatang, besar kemungkinan hasilnya akan mirip.

Alasannya sederhana, karena IQ selalu diukur relatif terhadap kelompok usia. Seorang berusia 25 tahun akan dibandingkan dengan sesama berusia 25 tahun. Begitu pula mereka yang berusia 50, 70, bahkan hingga 88 tahun. Masing-masing hanya diukur terhadap kelompok sebaya.

Karena sistemnya begitu, rata-rata skor IQ pada setiap kelompok usia akan selalu “diatur ulang” pada angka 100. Dengan kata lain, IQ merupakan tolok ukur yang bergerak mengikuti usiamu

2. Bedanya meningkatkan IQ dengan meningkatkan kecerdasan umum

Banyak orang menganggap IQ dan kecerdasan umum sama, padahal sebenarnya tidak.

IQ hanyalah satu jendela kecil yang mengukur kemampuan tertentu, terutama logika, penalaran, dan pola pikir analitis melalui tes standar. Hasilnya memang bisa memberi gambaran, tetapi terbatas pada aspek-aspek itu saja.

Sementara itu, kecerdasan umum jauh lebih luas. Ini mencakup kreativitas, kemampuan memecahkan masalah di dunia nyata, kecerdasan emosional, sampai keterampilan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.

Jadi, walaupun skor IQ seseorang bisa meningkat, tetapi tidak berarti seluruh kecerdasannya ikut naik. Kehidupan sehari-hari menuntut lebih dari sekadar angka di atas kertas, butuh kecerdasan yang menyeluruh.

3. Aktivitas yang bisa meningkatkan fungsi otak dan IQ

ilustrasi pria membaca buku (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi pria membaca buku (pexels.com/Craig Adderley)

Meski ilmu pengetahuan masih memperdebatkan soal bisa atau tidaknya IQ benar-benar ditingkatkan, tetapi banyak penelitian menunjukkan bahwa aktivitas tertentu mampu mengasah kecerdasan dan membuat otak lebih tajam. Berikut beberapa di antaranya:

  • Latihan memori seperti puzzle, teka-teki silang, sudoku, atau permainan konsentrasi.
  • Aktivitas logika dan fokus seperti scrabble, brainteasers, atau permainan strategi yang melatih pengambilan keputusan.
  • Latihan visuospasial misalnya membaca peta, maze, atau membuat model 3D.
  • Belajar bahasa baru, yang membantu membentuk jalur saraf baru di otak.
  • Membaca rutin, karena terbukti memperkuat kemampuan bahasa dan berpikir kritis.
  • Pendidikan berkelanjutan, baik formal maupun kursus, yang terbukti meningkatkan skor IQ beberapa poin.

Dengan konsistensi, aktivitas ini tidak hanya menjaga kesehatan otak, tetapi juga berpotensi mengoptimalkan kecerdasan saat usia dewasa.

4. Seberapa banyak IQ bisa ditingkatkan

Seberapa jauh IQ bisa meningkat? Jawabannya relatif. Beberapa studi klasik memang pernah menunjukkan adanya lonjakan hingga 15 poin setelah seseorang menjalani latihan kognitif tertentu. Namun, sayangnya hasil seperti ini belum konsisten jika diuji ulang pada kelompok yang lebih luas.

Artinya, peningkatan IQ memang mungkin terjadi, tetapi jarang bersifat drastis. Alih-alih memandangnya sebagai cara untuk menaikkan angkanya, akan lebih realistis jika kamu melihatnya sebagai upaya mengoptimalkan fungsi otak. Caranya adalah dengan membangun kebiasaan sehat, melatih konsentrasi, serta terus belajar secara tekun. Jadi, otak tetap tajam, walaupun angka di lembar tes mungkin tidak melonjak.

5. Aktivitas yang tidak efektif meningkatkan IQ

Beberapa hal sering dianggap bisa menaikkan IQ, padahal faktanya tidak signifikan, misalnya:

  • Mengonsumsi multivitamin.
  • Hanya berlatih untuk menghadapi tes IQ.

Aktivitas semacam ini kurang memberi dampak pada fluid intelligence (penalaran abstrak) maupun crystallized intelligence (pengetahuan terakumulasi).

Jadi, apakah IQ bisa meningkat pada usia dewasa? Jawabannya, mungkin bisa, tetapi tidak secara drastis. Yang lebih realistis adalah mengoptimalkan fungsi otak dengan cara melatih memori, logika, bahasa, serta menjaga gaya hidup sehat. Ingat, kecerdasan bukan cuma angka, melainkan kemampuan kamu untuk terus belajar, beradaptasi, dan berkembang sepanjang hidup.

Referensi

"Are IQ Scores a Good Predictor of General Intelligence?" Consensus. Diakses pada September 2025.
"How to Increase IQ (and IQ Myths)." Healthline. Diakses pada September 2025.
"Does IQ Decline as We Age? One Type of Intelligence Peaks in Your Twenties." ScienceAlert. Diakses pada September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

4 Alasan Mengapa Cacingan Masih Menjadi Masalah Kesehatan di Indonesia

08 Sep 2025, 21:08 WIBHealth