Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Bahaya dari Tertembak Peluru Karet, Bisa Melukai Organ Dalam

ilustrasi peluru karet (unsplash.com/James Kovin)
ilustrasi peluru karet (unsplash.com/James Kovin)

Peluru karet dikategorikan sebagai jenis proyektil less-lethal atau kurang mematikan. Penggunaan jenis peluru ini sering terlihat ketika aparat penegak hukum hendak mengendalikan massa demonstrasi, terutama kalau terjadi kericuhan. Selain itu, peluru karet turut digunakan untuk latihan menembak sampai amunisi untuk aparat keamanan di lapangan.

Sebenarnya, prinsip kerja peluru karet tetap serupa dengan peluru tajam. Ada mekanisme pemicu atau primer di bagian bawah yang akan memicu mesiu di badan selongsong untuk kemudian melontarkan proyektil ke arah target. Hanya saja, perbedaan mendasar antara peluru karet dengan peluru tajam terletak pada isi proyektil. Kalau peluru tajam menggunakan timah atau campurannya, maka peluru karet menggunakan karet, plastik, ataupun busa khusus.

Karena prinsip kerja yang sama, peluru karet tetap menghasilkan energi yang cukup kuat. Akibatnya, kalau seseorang tertembak jenis peluru ini, maka potensi luka sampai kematian tetap memungkinkan. Maka dari itu, istilah yang dipakai untuk peluru ini adalah “less-lethal”, bukan “non-lethal”. Nah, pada kesempatan ini, kita akan membahas soal dampak mengerikan yang dapat ditimbulkan peluru karet pada tubuh manusia. Simak sampai tuntas, ya!

1. Mengakibatkan luka memar dan robek di kulit

ilustrasi luka memar pada kulit (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi luka memar pada kulit (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dalam jurnal terbitan Chinese Journal of Traumatology berjudul, “Pattern of rubber bullet injuries in the lower limbs: A report from Kashmir” karya Shabir Ahmed Dhar, dkk., ditemukan fakta soal luka yang dapat diterima manusia saat tertembak peluru karet. Seluruh subjek penelitian yang terdiri atas pasien Rumah Sakit Barzulla dan Rumah Sakit Bemina Srinagar yang jadi korban penembakan peluru karet dalam rentang Juni 2008 hingga Agustus 2010 memiliki sejumlah luka luar yang sangat identik.

Luka-luka yang mereka alami berupa memar, robekan, sampai lubang terbuka pada area kulit yang tertembak peluru karet. Hal ini membuktikan bahwa selemah-lemahnya energi kinetik yang dilontarkan peluru karet, proyektil ini tetap mampu menembus kulit dan melukai jaringan yang ada di bawahnya. Cedera pada kulit ini terbilang bervariasi, tergantung di mana proyektil menghantam, laju kecepatan proyektil, sampai jarak antara korban dengan penembak.

Tentunya, proyektil yang langsung diarahkan ke korban dalam jarak dekat akan menghasilkan luka paling dalam dan besar. Parahnya lagi, proyektil yang ditembakkan itu bisa saja tertinggal di dalam tubuh korban. Pada kondisi tersebut, prosedur operasi besar jelas diperlukan untuk mengeluarkan proyektil supaya luka dapat ditutup dengan aman.

2. Patah tulang

petugas medis mengobati pasien patah tulang (commons.wikimedia.org/Max MBAKOP)
petugas medis mengobati pasien patah tulang (commons.wikimedia.org/Max MBAKOP)

Tak hanya risiko lubang pada area yang tertembak, proyektil peluru karet ternyata juga mampu membuat tulang yang ada di dalam jadi patah ataupun retak, dilansir Healthline. Kondisi ini paling memungkinkan ketika peluru karet ditembakkan pada jarak yang relatif dekat dengan korban tanpa adanya pantulan. Akibatnya, seluruh energi kinetik yang ada di peluru melesat langsung menembus kulit dan menghantam tulang hingga patah.

Peluru karet juga cenderung tidak stabil saat ditembakkan karena ukuran yang besar dan tak teratur. Oleh karenanya, akurasi tembakan jelas sangat berkurang yang otomatis membuat arah lintasan atau trajectory proyektil sulit diprediksi. Sekalipun penembak tidak bermaksud mengarahkan tembakan ke tulang korban, proyektil tetap bisa mengarah ke sana sampai mematahkannya.

3. Cedera mata serius

ilustrasi wanita yang mengalami luka di sekitar mata (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi wanita yang mengalami luka di sekitar mata (pexels.com/cottonbro studio)

Masih soal luka luar, proyektil peluru karet yang ditembakkan secara acak tentu punya peluang untuk melukai mata target. Kalau sudah begitu, ada berbagai masalah yang dapat dialami korban pada area mata dan sekitarnya. Healthline melansir kalau cedera mata dan keretakan tulang di area mata.

Malahan, pada kasus dimana proyektil tepat menghantam mata, maka risiko kebutaan jadi masalah yang paling serius. Bayangkan saja, disebutkan kalau sekitar 84 persen korban yang melaporkan kalau matanya tertembak proyektil peluru karet mengalami cedera berupa kebutaan, sementara sisanya terdiri atas berbagai cedera mata lain.

4. Melukai organ dalam

selongsong peluru karet yang sudah ditembakkan (commons.wikimedia.org/Mustafa Bader)
selongsong peluru karet yang sudah ditembakkan (commons.wikimedia.org/Mustafa Bader)

Peluru karet tak hanya melukai bagian luar tubuh korban. Pada banyak kasus yang terjadi di seluruh dunia, korban bisa saja mengalami luka fatal pada organ dalam tubuh, tergantung pada bagian mana yang tertembak. ABC News melansir bahwa organ dalam yang sering terluka akibat proyektil peluru karet adalah usus, limpa, ginjal, sampai perut.

Hal tersebut disebabkan karena mayoritas aparat yang coba menetralisir massa ricuh itu menargetkan bagian bawah tubuh, yakni sekitar perut hingga kaki. Akan tetapi, bukan berarti organ dalam lain yang ada di bagian atas tubuh selalu aman dari luka tembakan peluru karet. Misalnya, ada kasus dimana otak korban mengalami benturan serius akibat peluru yang menghantam area kepala sampai  paru-paru dan jantung yang terluka akibat tertembak di area dada.

Konsekuensi dari luka organ dalam jelas sangat serius. Dalam jurnal American Heart Association Journal berjudul “Blunt Cardiac Injuries Due to Rubber Bullets” karya Gilles Soulat, dkk., korban hasil pemeriksaan tim yang mengalami luka tembak peluru karet pada area dada kiri mengalami masalah pernafasan dan kardiovaskular. Beruntungnya, dengan penanganan intensif, korban dapat diselamatkan.

Namun, seluruh penjelasan di atas rasanya sudah jadi jawaban yang sangat terang. Mau dibilang material proyektil peluru karet itu lebih “aman” ketimbang peluru tajam, amunisi ini tetap saja berbahaya kalau menghantam tubuh manusia. Oleh karena itu, penggunaannya harus diatur secara ketat, terutama jika untuk mengendalikan massa. Malahan, kalau di masa yang datang ada metode yang lebih aman dan humanis, maka sebaiknya metode pengendalian massa dengan peluru karet ini segera ditinggalkan.

Referensi

"Pattern of rubber bullet injuries in the lower limbs: A report from Kashmir". Jurnal. Chinese Journal of Traumatology. Diakses September 2025.

"Why Rubber Bullets and Bean Bag Bullets Are Dangerous, and What to Do If You've Been Shot with One". Healthline. Diakses September 2025.

"Rubber bullets can be deadly, experts say, as George Floyd protests put spotlight on police use of the projectiles". ABC News. Diakses September 2025.

"Blunt Cardiac Injuries Due to Rubber Bullets". Jurnal. American Heart Association Journal. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

4 Alasan Mengapa Cacingan Masih Menjadi Masalah Kesehatan di Indonesia

08 Sep 2025, 21:08 WIBHealth