Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pilihan Kontrasepsi untuk Orang dengan PCOS

ilustrasi berbagai jenis alat kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)
Intinya sih...
  • PCOS diperkirakan memengaruhi sekitar 6–7 persen dari populasi global, memengaruhi 8–13 persen perempuan usia subur.
  • PCOS adalah kondisi kronis dan tidak dapat disembuhkan. Namun, beberapa gejala dapat diperbaiki melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan perawatan kesuburan.
  • Kontrasepsi hormonal seperti pil KB kombinasi, pil KB progestin, koyo KB, cincin vagina, dan IUD progestin dapat menjadi pilihan untuk membantu mengelola gejala PCOS.

Tidak ada obat untuk sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS). Namun, kontrasepsi hormonal umum digunakan dalam pengobatan PCOS.

Walaupun efek kontrasepsinya bermanfaat jika kamu tidak ingin hamil, tetapi obat-obatan ini juga dapat membantu memperbaiki kadar hormon yang tidak seimbang yang berkontribusi terhadap gejala PCOS, seperti jerawat dan pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan. Namun, menemukan kontrasepsi yang paling cocok bisa jadi sulit.

Ketahui apa saja pilihan kontrasepsi untuk orang dengan PCOS yang bisa kamu diskusikan dengan dokter.

Sekilas mengenai PCOS

PCOS adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan gejala yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon klasik tertentu.

PCOS diperkirakan memengaruhi sekitar 6–7 persen dari populasi global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa PCOS memengaruhi 8–13 persen perempuan usia subur dan lebih dari setengah kasus tidak terdiagnosis.

Sindrom ini biasanya terdeteksi pada perempuan usia antara 20 dan 30 tahun, tetapi tanda-tanda awalnya dapat terlihat pada perempuan yang lebih muda, termasuk mereka yang belum mengalami menstruasi.

Ketidakteraturan menstruasi (tidak teratur dan jarang), pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang berlebihan, jerawat, dan masalah kesuburan merupakan gejala umum PCOS. Penipisan rambut merupakan gejala lain yang dialami oleh sebagian pasien PCOS.

Kelebihan berat badan atau obesitas juga merupakan hal umum yang terjadi.

Selain itu, PCOS juga membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, kista ovarium, obesitas, dan infertilitas.

PCOS adalah kondisi kronis dan tidak dapat disembuhkan. Namun, beberapa gejala dapat diperbaiki melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan perawatan kesuburan.

Penyebab PCOS tidak diketahui, tetapi perempuan dengan riwayat keluarga atau diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi.

Bagaimana kontrasepsi dapat membantu orang dengan PCOS

ilustrasi PCOS (commons.wikimedia.org/scientificanimations.com)

PCOS adalah ketidakseimbangan hormon reproduksi yang dapat membuat perempuan sulit hamil. Sering kali, PCOS menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, yang berarti menstruasi mungkin terlambat, berlangsung lebih lama dari biasanya, atau tidak datang sama sekali.

Di sinilah kontrasepsi hormonal berperan. Meskipun tidak menyembuhkan, tetapi kontrasepsi ini dapat membantu mengatasi beberapa gejala dan mengendalikan beberapa konsekuensi potensial.

Setidaknya ada tiga fungsi utama kontrasepsi dalam pengobatan PCOS:

  • Kontrasepsi membantu mengurangi kadar hormon androgen yang berlebihan dalam darah, khususnya testosteron. Jadi, gejala jerawat, alopecia androgenik (kebotakan pola pria), dan hirsutisme (rambut wajah dan tubuh yang tidak diinginkan) dapat dikurangi atau dicegah.
  • Kontrasepsi melindungi rahim dengan memastikan ovulasi teratur. Kegagalan berovulasi secara teratur dapat meningkatkan penumpukan jaringan rahim (hiperplasia endometrium), yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Dengan kontrasepsi kombinasi, progestin bekerja melawan estrogen untuk mencegah hiperplasia (pertumbuhan sel yang berlebihan).
  • Kontrasepsi memberi perlindungan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan pada orang yang siklus ovulasinya sering kali sulit dilacak.

Berikut ini beberapa pilihan kontrasepsi untuk orang dengan PCOS.

1. Pil KB kombinasi

Pil KB kombinasi umumnya adalah pengobatan lini pertama PCOS. Ini adalah pil KB yang mengandung dua hormon.

Hormon-hormon ini biasanya estrogen dan bentuk sintetis progesteron yang disebut progestin. Pil KB kombinasi juga menghentikan ovarium melepaskan sel telur, yang mencegah kehamilan.

Manfaat potensial

Pil KB kombinasi dapat mengatur ketidakseimbangan hormon pada PCOS dengan meningkatkan kadar estrogen dan mengurangi jumlah testosteron yang diproduksi tubuh.

Pil KB kombinasi dapat mengatur siklus menstruasi dan meringankan beberapa gejala lain dari kadar testosteron yang lebih tinggi, seperti pertumbuhan rambut berlebih dan jerawat. Kontrasepsi ini juga dapat mengurangi risiko kanker endometrium.

Manfaat potensial lainnya dari pil KB kombinasi dan pil KB hormonal lainnya meliputi:

  • Darah haid lebih sedikit.
  • Menstruasi tidak terlalu menyakitkan.
  • Risiko kehamilan ektopik yang lebih rendah.
  • Pengurangan risiko gejala radang panggul.
  • Pengurangan gejala sindrom pramenstruasi (PMS).
  • Penurunan risiko osteoporosis.

Potensi risiko

Tidak semua pasien PCOS dapat mengonsumsi pil KB hormonal secara aman. Misalnya, pil KB hormonal dapat meningkatkan risiko diabetes, sehingga ini perlu secara khusus dipertimbangkan bagi pasien yang memiliki faktor risiko diabetes.

PCOS juga dapat menyebabkan pembekuan darah yang berbahaya di kaki. Orang dengan obesitas mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi. Jika mereka merokok, risikonya meningkat.

Berkonsultasilah dengan dokter tentang pilihan alat kontrasepsi terbaik berdasarkan gejala dan faktor risiko lainnya.

2. Pil KB progestin

ilustrasi PCOS (commons.wikimedia.org/scientificanimations.com)

Pil KB progestin atau disebut minipill mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Seperti halnya pil KB kombinasi, pil KB progestin dapat membantu mengelola ketidakseimbangan hormon pada pasien PCOS dan memiliki banyak manfaat yang sama.

Seseorang mungkin perlu mengonsumsi pil KB progestin secara terus-menerus tanpa henti. Hal ini dapat menyebabkan mereka berhenti mengalami menstruasi. Umumnya, menstruasi akan kembali setelah konsumsi pil dihentikan.

Walaupun pil KB progestin biasanya bukan pilihan pengobatan utama untuk PCOS, tetapi dokter mungkin merekomendasikannya bagi mereka yang tidak dapat mengonsumsi pil KB kombinasi.

Potensi manfaat dan risiko

Pil KB progestin cenderung tidak menimbulkan efek samping dibandingkan pil kombinasi. Namun, tetap dapat menimbulkan efek yang sama.

Mereka yang merokok atau memiliki masalah kardiovaskular, obesitas, atau diabetes mungkin mengalami lebih sedikit efek samping dengan pil KB progestin.

Siapa pun yang mengalami efek samping yang tidak menyenangkan akibat mengonsumsi pil KB kombinasi mungkin ingin beralih ke pil KB progestin.

3. Koyo KB

Koyo KB atau contraceptive patch mengandung estrogen dan progestin, dan merupakan metode kontrasepsi yang efektif dan praktis untuk mengelola gejala PCOS.

Kontrasepsi reversibel yang bekerja lama ini adalah plester plastik tipis yang melepaskan sekitar 150 mikrogram (mcg) progestin dan 35 mcg estrogen ke dalam tubuh melalui kulit.

Koyo dapat ditempelkan di bokong, tubuh bagian atas, dan perut. Hindari menempelkannya di payudara, area kulit yang teriritasi, dan bagian yang dapat tergeser oleh pakaian.

Tempelkan koyo pada area yang sama selama 21 hari, melepaskannya selama tujuh hari (dilakukan saat menstruasi), dan kemudian menggantinya dengan koyo baru.

Seperti pil KB, koyo KB dapat membantu pasien PCOS dengan:

  • Ovulasi.
  • Pengaturan siklus menstruasi.
  • Mengurangi kembung dan kram.
  • Mengurangi jerawat.
  • Mengurangi pertumbuhan rambut berlebih.
  • Menurunkan risiko kanker.

Koyo KB menghasilkan efek samping yang sama seperti kontrasepsi oral. Namun, mungkin ada sedikit nyeri pada payudara dan potensi reaksi pada bagian tubuh yang ditempel koyo.

4. Cincin vagina

ilustrasi cincin vagina atau vaginal ring (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Cincin vagina adalah cincin plastik yang lembut, fleksibel, dan transparan yang dimasukkan ke dalam vagina. Metode ini merupakan alat kontrasepsi reversibel lain yang bekerja lama dan membantu mengatasi gejala PCOS.

Cincin vagina mengandung estrogen dan progestin dan dipakai selama tiga minggu, dilepas selama seminggu untuk menstruasi, dan dipasang kembali setelahnya.

Manfaat dan efek samping cincin vagina sama dengan koyo KB. Cincin ini melepaskan 15 mcg estrogen dan 120 mcg progestin ke dalam tubuh melalui vagina.

Orang yang merokok dan berusia di atas 35 tahun sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi ini. Merokok dan menggunakan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Juga, disarankan agar orang dengan riwayat pembekuan darah dan tekanan darah tinggi menghindari bentuk alat kontrasepsi hormonal ini.

Efek samping yang parah meliputi pembekuan darah, reaksi alergi, tekanan darah tinggi, sindrom syok toksik, masalah hati, dan masalah kandung empedu.

5. IUD progestin

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau intrauterine device (IUD) yang mengandung progestin adalah bentuk alat kontrasepsi yang juga dapat membantu meredakan gejala PCOS dengan cara yang sama seperti pil KB kombinasi atau pil KB progestin saja.

KB IUD progestin adalah alat plastik kecil berbentuk T yang melepaskan progestin ke dalam tubuh setiap hari. Alat ini dimasukkan ke dalam rahim dan dapat bertahan di sana selama 3 hingga 6 tahun.

Potensi efek samping penggunaan IUD progestin meliputi sakit kepala, mual, rambut rontok, perubahan suasana hati, gairah seks rendah, menstruasi tidak teratur, menstruasi yang terlewat. 

Cara memilih kontrasepsi yang tepat untuk PCOS

Ilustrasi KB IUD (IDN Times/Novaya Siantita)

Berikut ini beberapa pertimbangan dalam memilih kontrasepsi terbaik untuk PCOS:

  • Efek samping: Semua obat dapat menimbulkan efek samping. Efek samping umum dari alat kontrasepsi dapat meliputi perubahan durasi dan berat badan menstruasi, nyeri payudara, dan penambahan berat badan.
  • Gaya hidup: Pilih alat kontrasepsi yang kamu rasa paling nyaman dan dapat ditoleransi dengan baik. Beberapa orang mungkin lebih suka menggunakan metode yang tidak mengharuskan minum pil setiap hari.
  • Hormon kombinasi atau tunggal: Hormon yang berbeda dapat memiliki efek yang berbeda pada gejala PCOS. Diskusikan pilihan kamu dengan dokter dan meminta bentuk alat kontrasepsi yang berbeda jika tidak dapat menoleransi alat kontrasepsi yang disarankan dokter.

Untuk PCOS, siapa saja yang tidak disarankan untuk menggunakan kontrasepsi?

Penggunaan kontrasepsi untuk pengobatan PCOS dapat berisiko jika kamu memiliki kondisi atau faktor gaya hidup tertentu.

Dokter mungkin tidak menyarankan kontrasepsi hormonal jika kamu memilih salah satu dari kondisi berikut:

  • Memiliki diabetes. 
  • Perokok berusia di atas 35 tahun.
  • Memiliki hipertensi.
  • Telah menjalani operasi besar yang diikuti dengan periode imobilisasi yang lama.
  • Ada riwayat penyakit jantung.
  • Pernah mengalami stroke.

Jika masih menginginkan metode pencegah kehamilan, bicarakan dengan dokter tentang pilihan alat kontrasepsi non hormonal.

Kontrasepsi hormonal umum digunakan untuk mengatasi gejala PCOS. Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti menjaga berat badan ideal dan berolahraga secara teratur, juga dapat membantu.

Bicarakan dengan dokter tentang gejala dan tujuan pengobatan untuk membuat strategi pengobatan yang komprehensif. Kontrasepsi dapat menjadi bagian dari pendekatan pengobatan untuk PCOS, tetapi tidak harus menjadi satu-satunya pilihan.

Referensi

American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Oktober 2024. Can birth control pills cure PCOS?
WHO. Diakses pada Oktober 2024. Polycystic ovary syndrome.
Yale Medicine. Diakses pada Oktober 2024. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Yildiz, Bulent O. “Approach to the Patient: Contraception in Women With Polycystic Ovary Syndrome.” The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 100, no. 3 (February 21, 2015): 794–802.
Medical News Today. Diakses pada Oktober 2024. What are the best birth control options for PCOS?
Verywell Health. Diakses pada Oktober 2024. Using Birth Control to Treat PCOS.
Oguz, Seda Hanife, and Bulent Okan Yildiz. “An Update on Contraception in Polycystic Ovary Syndrome.” Endocrinology and Metabolism 36, no. 2 (April 15, 2021): 296–311.
Healthline. Diakses pada Oktober 2024. What’s the Best Birth Control for People with PCOS?
Galzote, Rosanna, Sally Rafie, Rachel Teal, and Sheila Mody. “Transdermal delivery of combined hormonal contraception: a review of the current literature.” International Journal of Women S Health Volume 9 (May 1, 2017): 315–21.
Shah, Duru, Madhuri Patil, and None on Behalf of the National Pcos Working Group. “Consensus statement on the use of oral contraceptive pills in polycystic ovarian syndrome women in India.” Journal of Human Reproductive Sciences 11, no. 2 (January 1, 2018): 96.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us