3 Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung

Penyebab dan gejalanya berbeda

Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014–2019 penyakit jantung atau kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.

Tidak hanya itu, penyakit jantung juga disebut-sebut sebagai penyakit katastropik dengan biaya klaim terbesar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data BPJS Kesehatan, klaim yang harus dibayar dari 15,5 juta kasus penyakit jantung di Indonesia mencapai Rp12,14 triliun pada 2022.

Dari sekian banyak penyakit jantung, henti jantung dan serangan jantung merupakan kondisi serius yang paling sering dialami. Awam mungkin menganggapnya sama karena dapat menimbulkan kegawatdaruratan. Namun, keduanya berbeda. Cek perbedaan antara henti jantung dan serangan jantung di bawah ini.

1. Definisi

3 Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantungilustrasi jantung (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Henti jantung (cardiac arrest) adalah kondisi ketika impuls yang tidak normal dan cepat mengganggu ritme alami jantung. Sederhananya, jantung sedang memiliki masalah pada kelistrikannya.

Henti jantung menyebabkan pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh organ-organ vital di dalam tubuh tidak tercukupi. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan kematian pada sel-sel otak dan seluruh organ vital.

Di sisi lain, serangan jantung (infark miokard) terjadi ketika otot jantung tidak menerima pasokan darah yang cukup, umumnya disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya plak pada arteri koroner yang memasok darah ke jantung.

2. Penyebab

3 Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantungilustrasi kesehatan jantung (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Mengutip American Heart Association, henti jantung umumnya disebabkan oleh irama jantung tidak teratur yang disebut aritmia. Seperti pada aritmia ventrikel (fibrilasi atau takikardi) yang paling sering menyerang orang dengan henti jantung. Aritmia membuat impuls listrik pada otot jantung bekerja secara acak dan tidak terkoordinasi. Hal ini akhirnya berdampak pada hilangnya kemampuan otot jantung memompa darah.

Perlu dicatat bahwa tidak semua jenis aritmia secara otomatis menyebabkan henti jantung, dan tidak semua kasus henti jantung disebabkan oleh aritmia. Meskipun demikian, keterkaitan antara keduanya menunjukkan bahwa individu yang mengalami aritmia mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami henti jantung.

Sementara itu, sebagian besar serangan jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK), dilansir British Heart Foundation. Proses ini bertahap dan diawali dengan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak pada pembuluh darah khususnya arteri koroner.

Plak tersebut terbentuk karena adanya akumulasi lemak, kolesterol, dan substansi lainnya. Saat plak di arteri jantung pecah, gumpalan darah terbentuk di sekitar area tersebut. Pembekuan darah ini dapat menghambat aliran darah dan oksigen yang dihantar oleh arteri menuju jantung.

Baca Juga: Cara Menyelamatkan Diri dari Serangan Jantung saat Sendirian

3. Gejala

3 Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantungilustrasi gejala masalah jantung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa saja gejala henti jantung? Berikut menurut Cleveland Clinic:

  • Jantung berdebar.
  • Pusing.
  • Sakit kepala ringan.
  • Pingsan secara tiba-tiba.
  • Tidak bernapas atau pernapasan tidak efektif atau terengah-engah.

Jangan abaikan apabila gejala tersebut dirasakan. Segera hubungi dan cari layanan kesehatan jika memiliki tanda-tanda peringatan, seperti pingsan atau nyeri dada, yang mungkin menandakan risiko terjadi henti jantung lebih tinggi.

Dilansir Mayo Clinic, tanda-tanda serangan jantung dapat beragam. Sebagian individu mengalami gejala yang ringan, sementara yang lain mengalami gejala yang lebih parah. Ada juga kasus beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Namun, gejala umum serangan jantung dapat berupa:

  • Nyeri dada yang mungkin terasa seperti tertekan, sesak, nyeri, diremas atau ngilu.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang, gigi, atau terkadang perut bagian atas.
  • Keringat dingin.
  • Kelelahan.
  • Heartburn atau gangguan pencernaan.
  • Sakit kepala ringan atau pusing mendadak.
  • Mual.
  • Sesak napas.

Sebenarnya gejala dan tanda dapat dikenali pada jam, hari, ataupun minggu sebelumnya. Nyeri dada (angina) yang terus berlanjut dan tidak mereda setelah beristirahat menjadi indikasi dini yang perlu diperhatikan.

Kesimpulan

3 Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantungilustrasi ambulans (unsplash.com/Camilo jimenez)

Henti jantung dan serangan jantung memiliki perbedaan, tetapi keduanya tetap merupakan situasi darurat yang membutuhkan penanganan medis segera.

Perlu diketahui bahwa dalam hitungan menit setelah terjadi henti jantung, kerusakan atau bahkan kematian otak dapat terjadi. Begitupun dengan serangan jantung yang juga memiliki potensi merusak jaringan sehat di jantung dan dapat mengakibatkan kematian.

Tindakan cepat dan penanganan yang tepat dapat mencegah kerusakan pada organ vital dan secara signifikan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bagi individu yang mengalami kondisi tersebut.

Baca Juga: Studi: Obat Tongxinluo Bisa Cegah Risiko Serangan Jantung

Salsabila putri Photo Writer Salsabila putri

Seorang mahasiswa Pendidikan Dokter pada Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Saat ini sedang mengembangkan diri dalam bidang kepenulisan. Senang menulis di platform medium, blogger, instagram.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya