- Kemerahan di dekat area yang mengalami cedera.
- Hilangnya mobilitas di pergelangan kaki atau sisi lateral kaki.
- Kelemahan jari-jari kaki di sisi lateral kaki
- Nyeri tekan pada sisi lateral kaki atau kaki.
- Pembengkakan di dekat ligamen yang terkilir atau pergelangan kaki karena penumpukan cairan (edema).
Sindrom Kuboid: Penyebab, Gejala, Perawatan, dan Pemulihan

Penyebab paling umum rasa sakit di sisi kaki adalah sindrom kuboid atau cuboid syndrome dan itu terjadi ketika kuboid (tulang penghubung dengan jari-jari kaki) mengalami dislokasi. Ini bisa merupakan akibat dari cedera pada pergelangan kaki atau karena gerakan berulang yang memberi tekanan pada kaki bagian luar.
Sindom kuboid menyebabkan nyeri pada sisi lateral kaki yang merupakan sisi kelingking kaki. Seseorang akan merasakan nyeri di sekitar tengah kaki, atau di pangkal jadi kaki keempat dan kelima. Berikut ini ulasan seputar sindrom kuboid yang penting untuk diketahui.
1. Apa itu sindrom kuboid?

Sindrom kuboid, yang istilah medisnya adalah subluksasi sendi midtarsal, merupakan akibat dari dislokasi parsial tulang di bagian tengah kaki, mengutip Medical News Today.
Secara khusus, sindrom kuboid berkembang ketika tulang kuboid kaki bergerak ke bawah dan tidak sejajar dengan tulang lain di sendi, yaitu tulang calcaneus. Kondisi ini mungkin terjadi setelah mengalami cedera tiba-tiba atau penggunaan sendi kaki yang berlebihan.
Laporan menunjukkan bahwa sindrom kuboid bukan kondisi langka pada populasi umum. Namun, kondisi ini lebih umum dialami atlet dan penari. Sebuah studi dalam jurnal Sports Health tahun 2011 menemukan bahwa 4 persen atlet yang mengalami cedera kaki mengalami masalah pada area kuboid.
2. Tanda dan gejala

Gejala paling umum dari sindrom kuboid adalah rasa sakit di sisi lateral kaki, yaitu di sisi jari kelingking kaki. Rasa nyeri mungkin terasa lebih tajam saat seseorang meletakkan berat badan di sisi kaki atau saat mendorong lengkungan di bagian bawah kaki, seperti dilansir Healthline.
Rasa sakit yang terkait dengan sindrom kuboid mungkin menyebar ke bagian lain dari kaki juga, ketika seseorang berjinjit.
Gejala lainnya yang mungkin dirasakan bisa meliputi:
Sindrom ini juga dapat menyebabkan gaya berjalan antalgik, yang terjadi saat penderitanya mengubah cara berjalan untuk meminimalkan rasa sakit. Gaya berjalan antalgik dapat berupa pincang atau bergoyang dari sisi ke sisi.
3. Penyebab

Beberapa penyebab sindrom kuboid mungkin termasuk:
- Penggunaan kaki yang berlebihan atau cedera. Ini menjelaskan kenapa kondisi ini sering terjadi pada atlet dan penari. Mereka punya kecenderungan untuk mengatasi rasa sakit yang dirasakan dan sangat aktif dalam situasi stres tinggi, yang meningkatkan risiko cedera. Cedera akibat penggunaan berlebihan cenderung berkembang setelah aktivitas intens dalam waktu lama, seperti berlari.
- Pergelangan kaki yang terkilir. Cedera yang paling mungkin menyebabkan sindrom kuboid adalah keseleo inversi pada pergelangan kaki. Ini terjadi ketika pergelangan kaki tiba-tiba terpelintir ke dalam, meskipun terkilir ke bagian luar juga diketahui dapat menyebabkan kondisi tersebut. Studi dalam Journal of Sports Science & Medicine tahun 2006 menemukan bahwa sebanyak 40 persen orang dengan keseleo pergelangan kaki inversi mungkin juga telah mengembangkan sindrom kuboid.
- Pronasi kaki. Sindrom kuboid mungkin juga lebih sering terjadi pada orang dengan pronasi, yaitu kondisi ketika kaki cenderung bergerak atau miring ke dalam saat berjalan atau melangkah, sehingga sebagian besar beban tubuh ditopang oleh tulang-tulang di bagian ibu jari. Ketika otot betis (peroneus longus) sangat kencang, mereka dapat menarik tulang kuboid keluar dari tempatnya pada pronasi kaki.
Aktivitas lainnya yang juga telah dikaitkan dengan sindrom kuboid termasuk:
- Melakukan olahraga dengan gerakan cepat dari sisi ke sisi, seperti tenis dan bola raket (racquetball).
- Menaiki tangga.
- Memakai sepatu yang tidak pas, atau sepatu tanpa penyangga yang memadai
pelatihan di permukaan yang tidak rata. - Mengabaikan kebutuhan untuk istirahat dan pemulihan setelah melakukan aktivitas berat.
4. Faktor risiko

Ada beberapa orang yang lebih mungkin mengalami sindrom kuboid. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Menggunakan sepatu yang tidak mendukung atau terlalu sempit.
- Tidak melakukan peregangan kaki yang cukup sebelum olahraga.
- Tidak mengistirahatkan kaki cukup lama sebelum kembali beraktivitas fisik.
- Berjalan, lari, atau melakukan aktivitas fisik di atas permukaan yang tidak rata.
- Fraktur tulang yang terhubung ke kuboid.
- Penari balet, yang mana merupakan salah satu kegiatan paling umum yang dapat menyebabkan sindrom kuboid.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan sindrom kuboid meliputi:
- Beberapa jenis artritis, termasuk osteoartritis dan gout.
- Kondisi tulang tertentu, seperti osteoporosis.
5. Diagnosis

Kaki adalah bagian tubuh yang kompleks, fleksibel, dan kuat, yang berisi sekitar 100 otot, ligamen, dan tendon, 28 tulang, dan 30 sendi. Struktur kaki yang rumit dan sifat nyeri sindrom kuboid yang tidak spesifik membuat cedera ini sulit didiagnosis.
Terkadang, teknik pencitraan, seperti sinar-X atau pencitraan resonansi magnetik (MRI), tidak mengidentifikasi tanda-tanda sindrom kuboid, bahkan ketika kondisi tersebut ada.
Sindrom kuboid juga dapat meniru gejala masalah kaki lainnya, seperti fraktur stres atau taji tumit.
Sindrom kuboid juga bisa berkembang bersamaan dengan fraktur stres di bagian lain kaki. Namun, penelitian menyebut bahwa fraktur stres pada tulang kuboid itu sendiri tergolong jarang karena tulang kuboid tidak menahan beban.
Untuk menegakkan diagnosis dan menemukan pengobatan yang paling efektif, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan meninjau riwayat kesehatan pasien.
6. Perawatan

Seperti dijelaskan di laman BV Foot Clinic, langkah pertama perawatan sindrom kuboid adalah dengan mengistirahatkan kaki. Hindari menempatkan beban atau tekanan pada kaki yang terdampak dan secara signifikan mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang mungkin menyebabkan timbulnya kondisi tersebut.
Di rumah, perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan metode RICE, yaitu:
- Rest atau mengistirahatkan kaki.
- Ice atau kompres dingin pada kaki.
- Compression atau membungkus area yang cedera untuk mencegah pembengkakan.
- Elevation atau meninggikan bagian tubuh yang sakit di atas ketinggian jantung.
Cuboid whip
Cara melakukannya adalah dengan berbaring telentang, menekuk lutut kaki yang cedera. Terapis akan memegang kaki yang cedera sementara pasien meluruskan lututnya dengan cepat dengan kaki tertekuk.
Dari bagian bawah kaki, terapis akan mendorong tulang kuboid dengan paksa, mengembalikannya ke tempatnya. Dalam beberapa kasus, pasien bisa mendengar kuboid kembali ke tempatnya.
Cuboid squeeze
Metode ini lebih umum digunakan jika rasa sakit lebih buruk pada dorsum (atas) kaki. Pasien akan berbaring telentang dengan kaki rileks, tergantung dari meja. Memegang kaki, terapis akan melenturkannya, mendorong tulang kuboid turun dari dorsum kaki.
Manipulasi tulang kuboid paling efektif jika dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera. Jika sudah merasakan nyeri untuk waktu yang lama, beberapa manipulasi mungkin diperlukan untuk meluruskan kembali tulang dengan benar. Menurut penelitian yang diterbitkan pada akhir 1990-an, manipulasi kuboid berhasil pada 90 persen kasus.
Akan tetapi, para ahli tidak merekomendasikan metode manipulasi untuk orang-orang dengan kondisi medis di kaki, seperti:
- Artritis
- Penyakit tulang
- Patah tulang
- Kondisi yang memengaruhi sirkulasi atau masalah saraf
Ada pula beberapa perawatan lainnya yang bisa efektif untuk merawat sindrom kuboid bila metode manipulasi tidak sepenuhnya berhasil atau tidak bisa dilakukan karena kondisi-kondisi di atas. Contohnya adalah:
- Pemijatan jaringan dalam pada otot betis bisa memberikan kelegaan.
- Ortotik dapat digunakan untuk mendukung keselarasan yang tepat.
- Obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas bisa dikonsumsi untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
- Bantalan kaki atau alat bantu berjalan (foot brace) bisa digunakan untuk menopang sendi yang terkena.
- Mengaplikasikan perban kaki untuk membantu menstabilkan gerakan.
Sebagai upaya terakhir, operasi mungkin direkomendasikan. Ini mungkin dipilih bila pengobatan lain tidak menunjukkan perbaikan.
7. Pemulihan

Lamanya waktu pemulihan untuk episode sindrom kuboid tergantung pada beberapa faktor, termasuk:
- Berapa lama individu mengalami cedera.
- Apakah disebabkan oleh cedera akut atau berkembang dari waktu ke waktu.
- Jika sindrom kuboid berkembang sebagai bagian dari cedera lain, seperti keseleo pergelangan kaki.
Bila cedera aslinya ringan, kebanyakan orang akan mulai merasa lega dalam beberapa hari. Namun, bila seseorang mengalami cedera lain, seperti keseleo pergelangan kaki, pemulihan bisa makan waktu hingga beberapa minggu.
Terapi fisik dapat berperan penting dalam mendukung pemulihan penuh dari efek sindrom kuboid. Ini juga dapat membantu mencegah cedera lebih lanjut.
Pada beberapa kasus, adanya kondisi medis yang mendasari, seperti artritis, dapat menyebabkan sindrom kuboid. Temui dokter bila kamu merasakan nyeri terus-menerus pada sisi lateral kaki untuk mengesampingkan kondisi lain sebelum melakukan manipulasi atau mengaplikasikan perban untuk merawat sindrom kuboid.
Sindrom kuboid bukanlah kondisi serius dan biasa dengan mudah diobati di rumah, dengan bantuan dokter, atau dengan terapis fisik.



















