Teratoma: Penyebab, Tipe, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Dikutip dari Healthline, teratoma adalah tumor langka yang bisa berkembang menjadi jaringan atau organ seperti rambut, gigi, otot, dan tulang. Tumor ini paling banyak muncul di ovarium, testis, dan tulang ekor namun dapat pula muncul di bagian tubuh lain.
Bentuk teratoma yang seperti organ tubuh terkadang membuat masyarakat mengaitkannya dengan mitos santet. Lantas, seperti apa sebenarnya teratoma? Berikut beberapa informasi tentang tumor langka ini.
1. Penyebab

Teratoma dapat terjadi karena komplikasi pada saat pertumbuhan tubuh selama proses diferensiasi sel. Teratoma muncul di sel germinal yaitu sel yang diproduksi pada awal perkembangan janin yang kemudian berkembang menjadi sel-sel reproduksi yaitu sel telur dan sperma. Oleh karena itu teratoma paling umum ditemukan di ovarium dan testis. Namun, sel germinal juga dapat ditemukan di bagian tubuh yang lainnya seperti tulang ekor dan mediastinum di rongga dada.
Sel germinal adalah sel yang bersifat pluripoten yang artinya memiliki kemampuan untuk menjadi berbagai tipe sel lain yang ada di tubuh. Itulah mengapa teratoma dapat ditemukan dalam wujud rambut, gigi, tulang, otot, kulit, bahkan menyerupai fetus atau janin.
2. Tipe

Teratoma secara umum dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
- Teratoma matur yang biasanya berupa tumor jinak dan tidak bersifat kanker, walaupun masih terdapat kemungkinan muncul kembali setelah diambil melalui operasi.
- Teratoma imatur yang berpotensi menjadi kanker
National Cancer Institute Amerika Serikat dalam laman resminya menyebutkan bahwa terkadang teratoma dapat juga terdiri dari campuran sel matur dan imatur. Sementara itu teratoma matur diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga:
- Cystic: berbentuk kantong yang berisi cairan
- Solid: berwujud padat namun tidak tertutup
- Mixed: gabungan cyctic dan solid
Dilansir oleh WebMD, terdapat tipe teratoma yang langka yaitu fetus in fetu yang berarti janin di dalam janin. Tipe teratoma ini terlihat dalam wujud janin kecil tanpa kantung amnion atau ketuban dan plasenta. Kasus ini diperkirakan terjadi 1 dalam 500 ribu bayi dan sering disebut the twin theory. Lebih dari 90% kasus fetus in fetu ditemukan sebelum bayi mencapai usia 18 bulan.
3. Gejala

Secara umum penderita teratoma mengalami gejala berupa pembengkakan, perdarahan, dan nyeri. Beberapa teratoma dapat terlihat jelas gejalanya seperti pembengkakan karena teratoma di tulang ekor. Namun, dapat pula tidak terlihat dari luar dan gejala khusus berbeda-beda tergantung lokasi teratoma berkembang.
1. Teratoma tulang ekor/sacrococcygeal teratoma (SCT)
SCT merupakan teratoma yang banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak namun kasusnya juga cukup jarang yaitu 1 pada 40.000 anak. Sedangkan rasio kasus yang terjadi pada anak perempuan 4 kali lebih banyak daripada anak laki-laki. Gejala SCT di antaranya: konstipasi, nyeri perut, nyeri saat buang air kecil, pembengkakan di area kelamin, dan kaki yang terasa lemah.
2. Teratoma ovarium
Gejala teratoma ovarium adalah nyeri hebat pada panggul dan perut. Hal ini karena terjadi ovarium torsion yaitu kondisi ovarium yang memutar untuk mendukung adanya jaringan lain yang tumbuh.
Teratoma ovarium kadang juga disertai kondisi langka yang disebut ensefalitis NMDA. Hal ini memicu sakit kepala hebat dan gejala psikis seperti kebingungan dan psikosis atau kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi.
3. Teratoma testis
Gejala utama teratoma testis adalah pembengkakan pada testis walaupun mungkin pula tidak menunjukkan gejala. Kasus teratoma testis paling banyak terjadi pada pria usia 20 hingga 30 tahun meski dapat pula terjadi di usia berapapun.
4. Diagnosis

Teratoma tidak dapat didiagnosis hanya dari satu gejala saja sehingga dokter akan melakukan beberapa hal untuk mendeteksi penyakit ini, di antaranya:
- X-ray, USG, scan tulang, MRI, dan CT scan untuk mengetahui lokasi tumor serta kemungkinan penyebarannya.
- Tes darah untuk mengecek kadar alfa-feroprotein (AFP) dan hormon hCG. Pada teratoma testis kadar keduanya mengalami kenaikan.
- Biopsi untuk mengetahui teratoma tersebut berpotensi kanker atau tidak.
5. Pengobatan

Pada kasus teratoma tulang ekor yang terjadi di janin yang masih dalam kandungan, kehamilan harus terus dipantau untuk menentukan persalinan dilakukan secara normal atau caesar, kemudian teratoma diambil melalui operasi.
Teratoma matur pada ovarium biasanya diambil dengan operasi laparoskopi jika ukurannya kecil. Namun, dalam kasus tertentu kadang harus dilakukan pengangkatan sebagian atau seluruh ovarium sehingga meningkatkan risiko kemandulan.
Begitu pula dengan teratoma testis apabila bersifat kanker maka testis harus diangkat melalui operasi. Healthline melansir bahwa kemoterapi tidak terlalu efektif untuk pengobatan teratoma testis, tetapi biasanya akan ada lebih dari satu pilihan dari dokter untuk penanganan teratoma.
Itulah beberapa informasi tentang teratoma, tumor yang cukup jarang terjadi dan biasanya bersifat jinak. Don't worry, karena penelitian tentang pengobatan dan penanganannya pun telah banyak berkembang dan banyak kasus sudah dapat disembuhkan.