Tim Dokter Arab Saudi Lakukan Operasi Jantung Gratis di Indonesia

- Menteri Kesehatan membuka pintu untuk dokter asing praktik di Indonesia, dengan harapan pelayanan kesehatan masyarakat semakin baik.
- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan menjalin kerja sama dengan King Salman Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk tindakan operasi jantung gratis bagi masyarakat tidak mampu.
- Dokter dari Arab Saudi menuntaskan 15 prosedur tindakan operasi dan lebih dari 33 intervensi prosedur kardiak dan katerisasi di RSUP Adam Malik.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membuka pintu untuk dokter asing praktik di Indonesia, dengan harapan pelayanan kesehatan masyarakat makin baik dan kompetensi dokter dalam negeri naik kelas.
"Dokter asing sementara perlu cepat kita datangkan untuk menyelamatkan masyarakat dan meningkatkan ilmu serta skill dokter-dokter muda Indonesia," kata Menkes Budi.
Salah satu contoh praktik ini telah terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan, Sumatra Utara, yang menjalin kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk tindakan operasi jantung gratis bagi masyarakat tidak mampu.
Tangani kasus yang sulit

Direktur Utama RS H Adam Malik, dr. Zaubak Safri, K.Ked(PD), SsPD-KKV SpJP(K), mengatakan bahwa operasi yang dilakukan dokter dari Arab Saudi merupakan kasus-kasus sulit yang sebagian belum pernah dilakukan, seperti mitral valve replacement dengan minimal invasif dan prosedur Bentall.
"Pada kesempatan tersebut, kami sangat yakin kerja sama ini akan membuat tim kami mendapatkan ilmu yang lebih. Kami juga sudah menyiapkan dua sesi, salah satunya adalah sesi pediatrik, terutama kasus-kasus sianotik yang kita tahu itu bawaan dari lahir," ujarnya.
Ada beberapa jenis operasi yang dilakukan, seperti operasi kardiak dan kardiak katerisasi.
Tim dokter dari Arab Saudi itu telah menuntaskan 15 prosedur tindakan operasi dan lebih dari 33 intervensi prosedur kardiak dan katerisasi.
"Ahamdulillah, hasilnya baik. Kami sudah menangani kasus-kasus yang ada di rumah sakit ini, kasus yang sangat rumit. Pasien-pasien datang dengan sakit yang parah, sehingga kami harus melakukan tindakan operasi besar dan sulit untuk mereka," Dr. Ali Ahmed Haneef, Registrar Cardiac Sergeon Arab Saudi, menjelaskan.
Lebih dalam dia mengatakan bahwa ini merupakan sesuatu yang sangat berisiko. Meski begitu, misi ini telah selesai dengan sukses.
Ke depannya dengan dukungan King Salman Relief dan Muslim World League, mereka akan kembali melakukan pelayanan yang sama.
Transfer ilmu untuk dokter muda
Menkes Budi mengatakan, kehadiran tim dokter dari Arab Saudi tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa masyarakat, tetapi juga memberikan pelatihan kepada dokter-dokter muda yang menangani bedah jantung terbuka, kateterisasi, dan bedah jantung anak di RSUP Adam Malik.
“Ini contoh nyata keberadaan dokter asing yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter-dokter spesialis bedah jantung kita, terutama yang muda-muda karena mereka juga turut terlibat dan melihat langsung tindakan yang dilakukan oleh beberapa dokter bedah jantung terbaik di Arab Saudi,” kata Menkes Budi.
Keberadaan mereka akan memacu peningkatan kualitas dan mempercepat alih ilmu pengetahuan untuk para dokter muda. Mereka akan berlatih dan bekerja bersama dengan para dokter ternama dari mancanegara, mempelajari disiplin kerja, budaya kerja dan interaksi terhadap pasien.
Sementara itu, Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskular RSUP Adam Malik dr Faisal Habib SpJP(K) mengamini apa yang dikatakan Menkes Budi, yang mana dokter spesialis bedah jantung atau spesialis jantung intervensi dari Arab Saudi memberikan pengetahuan (transfer of knowledge) kepada para dokter di RSUP Adam Malik untuk menangani kasus-kasus bedah jantung dan kateterisasi tingkat lanjut (advance).
"Salah satu keahlian mereka yang advance adalah bagaimana melakukan bedah jantung dengan tidak lagi buka seluruh dada, tetapi hanya sebagian kecil bukaan. Inilah keahlian mereka yang kita pelajari," kata dr. Faisal.
Kehadiran dokter asing jangan diprovokasi

Program kerja sama ini merupakan bagian dari pilar kedua Transformasi Sistem Kesehatan Rujukan, yakni seluruh rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat melakukan bedah jantung terbuka dan bedah jantung anak tanpa harus selalu dirujuk ke Jakarta.
Penyakit jantung merupakan penyumbang kematian kedua terbesar dengan jumlah 250.000 orang per tahun dan 6.000 anak per tahun di Indonesia.
Menkes Budi mengingatkan, perspektif terhadap keberadaan dokter asing harus dipahami untuk menyelamatkan nyawa manusia serta mempercepat peningkatan kemampuan dan kualitas dokter-dokter muda Indonesia dalam menekan angka kematian.
Menurutnya, dokter asing jangan dijadikan provokasi yang memicu kekhawatiran tenaga medis bahwa pendapatan mereka akan turun atau peluang kerja mereka akan hilang, saat Indonesia justru kekurangan banyak dokter spesialis.
“Mari kita kurangi banyak bicara yang negatif dan kita tambah banyak bekerja yang positif, demi kesehatan masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Kegiatan sosial ini terdiri dari tiga periode pelayanan. Periode pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien. Periode selanjutnya, pada 2-9 Juni 2024 dan ketiga, dari 25-1 Juli 2024. Periode kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.
Tim medis dari Arab Saudi terdiri dari 11 dokter dan 11 tim penunjang seperti perawat spesialis, perfusionist, dan terapis pernapasan (respiratory therapist). Mereka berasal dari King Faisal Cardiac Center (KFCC), King Abdul-Aziz Medical City (KAAMC), dan King Abdullah International Medical Research Center (KAIMRC).
Referensi
Youtube Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada Mei 2024. Contoh Dokter Asing yang Bawa Manfaat untuk Masyarakat dan Dokter Indonesia.
Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan. Diakses pada Mei 2024. Ini Contoh Dokter Asing yang Bawa Manfaat untuk Masyarakat dan Dokter Indonesia.