Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Timbal dan Arsenik Ditemukan dalam Beberapa Produk Protein

Seorang laki-laki memegang botol shaker yang berisi minuman protein.
ilustrasi whey protein (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Studi Consumer Reports menemukan beberapa produk protein, termasuk bubuk dan minuman siap saji dari merek populer, mengandung kadar timbal yang mengkhawatirkan, bahkan juga kadmium dan arsenik.
  • Sebanyak 16 dari 23 produk yang diuji mengandung timbal melebihi 0,5 mikrogram, batas dalam satu porsi standar yang dianggap aman.
  • Produk protein nabati mengandung timbal sembilan kali lebih banyak dibanding protein susu seperti whey.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penjualan bubuk protein dan minuman siap saji berbasis protein melonjak pesat. Dari 2024 hingga 2025 saja, pasar globalnya mencapai lebih dari US$32 miliar atau sekitar Rp530,7 triliun. Banyak orang yang menjadikannya bagian dari rutinitas harian untuk menunjang kebugaran dan pembentukan otot.

Namun, sebuah laporan baru dari Consumer Reports yang terbit pada 14 Oktober 2025 menyoroti sisi lain dari tren ini. Beberapa produk protein, termasuk bubuk dan minuman siap saji dari merek populer, ditemukan mengandung kadar timbal (lead) yang mengkhawatirkan, bahkan juga kadmium dan arsenik, tiga jenis logam berat yang berisiko bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.

Meski logam berat memang secara alami ada di tanah dan air, tetapi beberapa produk terbukti memberikan paparan harian yang jauh di atas batas aman. Itu sebabnya hasil studi ini memicu peringatan baru bagi konsumen dan pelaku industri suplemen.

Temuan studi yang mengejutkan

Tim Consumer Reports menguji 23 produk protein, baik bubuk maupun minuman siap saji, dengan mengambil tiga sampel dari tiap merek dan mengirimkannya ke laboratorium independen.

Mereka menetapkan batas aman timbal sebesar 0,5 mikrogram per hari per produk, berdasarkan panduan dari California Office of Environmental Health Hazard Assessment, jauh lebih ketat daripada standar FDA (Food and Drug Administration) yang menetapkan 5 mikrogram per hari untuk suplemen makanan.

Temuannya mengejutkan:

  • Sebanyak 16 dari 23 produk yang diuji mengandung timbal melebihi 0,5 mikrogram, batas dalam satu porsi standar yang dianggap aman oleh Consumer Reports.
  • Sebanyak empat dari 23 produk melebihi 2,2 mikrogram, batas harian yang ditetapkan FDA untuk jumlah total timbal yang boleh dikonsumsi anak-anak. Dua produk masing-masing mengandung 72 persen dan 88 persen dari jumlah total timbal harian yang dianggap aman oleh FDA untuk ibu hamil.
  • Dua dari 23 produk mengandung kadmium per sajian melebihi jumlah yang dianggap aman, dan satu produk memiliki kadar arsenik lebih tinggi dari yang direkomendasikan.

Menariknya, produk protein nabati mengandung timbal sembilan kali lebih banyak dibanding protein susu seperti whey, dan dua kali lebih banyak dibandingkan protein berbasis daging sapi.

Dari mana asal logam berat dalam produk protein dan apa yang bisa dilakukan oleh konsumen?

Kemasan bubuk protein.
ilustrasi bubuk protein (unsplash.com/Aleksander Saks)

Logam berat seperti timbal dan kadmium sering berasal dari batuan vulkanik dan tanah yang terkontaminasi, serta dari pupuk dan pestisida. Tanaman tertentu sangat efisien menyerap logam ini, sehingga kandungan akhirnya ikut berpindah ke bahan makanan, termasuk protein nabati, sayuran akar, cokelat hitam, dan rempah seperti kayu manis.

Walaupun terdengar mengkhawatirkan, tetapi paparan sesekali tidak akan langsung menimbulkan bahaya serius. Namun, konsumsi tinggi dalam jangka panjang bisa menumpuk di darah dan menimbulkan efek seperti kerusakan saraf, tekanan darah tinggi, gangguan kognitif, hingga risiko kanker.

Untuk mengurangi risiko, kamu sebagai konsumsi disarankan untuk:

  • Memilih produk berbasis susu atau hewani, karena cenderung memiliki kadar logam lebih rendah.
  • Apabila menggunakan protein nabati, batasi frekuensinya dan pilih produk organik yang umumnya lebih bersih, jika memungkinkan.
  • Perhatikan ukuran porsi per sajian dan hindari mengonsumsinya berlebihan setiap hari.

Temuan ini menjadi pengingat bahwa industri suplemen perlu memperketat pengujian kualitas dan transparansi bahan baku, demi keamanan konsumen jangka panjang.

Referensi

"Protein Powders and Shakes Contain High Levels of Lead." Consumer Reports. Diakses September 2025.

Walter Prozialeck, Alexandra Fowler, and Joshua Edwards, “Public Health Implications and Possible Sources of Lead (Pb) as a Contaminant of Poorly Regulated Kratom Products in the United States,” Toxics 10, no. 7 (July 19, 2022): 398, https://doi.org/10.3390/toxics10070398.

Patrizia Eben et al., “Phytoextraction Potential of Herbaceous Plant Species and the Influence of Environmental Factors – a Meta-analytical Approach,” Ecological Engineering 199 (December 21, 2023): 107169, https://doi.org/10.1016/j.ecoleng.2023.107169.

Jessica Briffa, Emmanuel Sinagra, and Renald Blundell, “Heavy Metal Pollution in the Environment and Their Toxicological Effects on Humans,” Heliyon 6, no. 9 (September 1, 2020): e04691, https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04691.

Ahmed Alengebawy et al., “Heavy Metals and Pesticides Toxicity in Agricultural Soil and Plants: Ecological Risks and Human Health Implications,” Toxics 9, no. 3 (February 25, 2021): 42, https://doi.org/10.3390/toxics9030042.

"Protein powders and shakes contain high amounts of lead, new report says – a pharmacologist explains the data." The Conversation. Diakses September 2025.

"Concerning Levels of Lead Discovered in Protein Powders, Study Finds." Science Alert. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

46 Makanan Tinggi Protein, Bisa Bantu Kamu Turunkan Berat Badan

22 Okt 2025, 13:06 WIBHealth