Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Vape Tingkatkan Risiko Prediabetes hingga 28 Persen

Seorang laki-laki duduk sendirian mengisap rokok elektronik.
ilustrasi vaping (unsplash.com/e-liquids)
Intinya sih...
  • Orang yang hanya menggunakan rokok elektrik memiliki risiko 7 persen lebih tinggi mengalami prediabetes dibandingkan dengan nonperokok.
  • Perokok yang hanya menggunakan produk nikotin konvensional, seperti rokok atau cerutu, memiliki risiko 15 persen lebih tinggi mengalami prediabetes dibanding nonperokok.
  • Mereka yang menggabungkan vaping dan rokok konvensional menanggung risiko paling besar, yaitu 28 persen lebih tinggi daripada nonperokok.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa penggunaan rokok elektrik atau e-cigarette tidak seaman seperti yang kerap diklaim. Studi ini menemukan, kebiasaan vaping bisa meningkatkan risiko kamu mengalami prediabetes. Bahkan, bagi mereka yang mengombinasikan rokok konvensional dengan rokok elektrik (dual use), risikonya makin besar.

Prediabetes adalah tahap awal sebelum seseorang didiagnosis menderita diabetes tipe 2. Orang dewasa dengan kondisi prediabetes sering kali tidak menunjukkan tanda atau gejala khas diabetes, tetapi kadar gula darah mereka sudah lebih tinggi dari normal. Kadar gula darah normal adalah 70–99 mg/dL. Pada prediabetes, kadar gula darah biasanya meningkat, berada di kisaran 110–125 mg/dL. Kondisi ini bisa dibalik atau dipulihkan jika segera ditangani.

1. Studi ini menggunakan lebih dari 1,2 juta data

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, seorang ekonom kesehatan, Sulakshan Neupane dari Universitas Georgia, bersama timnya menganalisis lebih dari 1,2 juta data. Ini dikumpulkan melalui survei telepon oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat (AS) dengan rentang waktu tahun 2020–2022.

Melalui data tersebut, tim peneliti menelusuri kaitan antara penggunaan rokok elektrik terhadap risiko prediabetes maupun diabetes. Studi ini juga melakukan analisis subkelompok untuk menilai potensi variasi dalam hubungan ini. Analisis dilakukan pada September–Desember 2023.

2. Penggunaan rokok elektrik meningkatkan risiko prediabetes

Ilustrasi dokter sedang memegang glukometer.
ilustrasi diabetes (IDN Times/Novaya Siantita)

Temuan studi menunjukkan, orang yang hanya menggunakan rokok elektrik memiliki risiko 7 persen lebih tinggi mengalami prediabetes dibandingkan dengan nonperokok. Angka ini setara dengan sekitar 7.000 kasus tambahan prediabetes per satu juta pengguna rokok elektrik di AS.

Sebagai perbandingan, perokok yang hanya menggunakan produk nikotin konvensional, seperti rokok atau cerutu, memiliki risiko 15 persen lebih tinggi. Sementara itu, mereka yang menggabungkan vaping dan rokok konvensional menanggung risiko paling besar, yaitu 28 persen lebih tinggi daripada nonperokok.

3. Pengguna rokok ganda jauh lebih berisiko

Tim peneliti juga menemukan bahwa pengguna ganda, mereka yang menggunakan rokok elektrik sekaligus rokok konvensional, memiliki risiko 9 persen lebih tinggi mengalami diabetes dibandingkan dengan nonperokok. Angka ini bahkan lebih besar daripada risiko pada perokok konvensional saja yang tercatat meningkat 7 persen.

Menurut Neupane, temuan ini menyoroti bahaya tersembunyi di balik promosi rokok elektrik sebagai alternatif yang lebih “aman”. Solusi ini justru bisa berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang seperti prediabetes dan diabetes.

Studi ini juga menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas lebih rentan terhadap prediabetes. Kelompok etnis tertentu seperti Hispanik, kulit gelap, serta Asia menghadapi risiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.

4. Keterbatasan penelitian

Meski temuan ini memberikan gambaran penting mengenai kaitan rokok elektrik dengan risiko prediabetes, tetapi para peneliti menekankan adanya sejumlah keterbatasan. Studi ini bersifat observasional sehingga belum bisa dipastikan apakah vaping benar-benar menjadi penyebab utama prediabetes.

Ada kemungkinan faktor lain yang membuat seseorang lebih rentan mengalami kondisi tersebut sekaligus lebih cenderung menggunakan rokok elektrik.

Neupane mencontohkan, tekanan mental akibat masalah ekonomi bisa membuat seseorang merokok atau mengonsumsi alkohol sebagai pelarian, sehingga memperbesar faktor risikonya. Selain itu, data kesehatan yang digunakan bersumber dari laporan diri responden yang mungkin kurang akurat.

Secara keseluruhan, penelitian ini menambah bukti bahwa vaping bukanlah pilihan bebas risiko, terutama bagi kesehatan metabolik. Meski masih dibutuhkan studi lanjutan untuk memastikan hubungan sebab-akibatnya, tetapi temuan ini sudah cukup menjadi peringatan agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi penggunaan rokok elektrik.

Referensi

Neupane, Sulakshan, Wojciech J Florkowski, and Chandra Dhakal. “Heterogeneous Association Between E-Cigarette Use and Diabetes Prevalence Among US Adults.” AJPM Focus, October 1, 2024, 100281.

"Smoking or vaping may increase your risk of diabetes". University of Georgia. Diakses pada September 2025.

Shantal Alvarez et al., “Prediabetes,” StatPearls - NCBI Bookshelf, July 17, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459332/.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Don’t Miss A Beat! Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang dan Berkualitas

29 Sep 2025, 19:12 WIBHealth