Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rokok, Vape, dan Nicotine Pouch Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Ilustrasi pria mengecek kadar gula darah dengan glukometer.
ilustrasi diabetes (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Dalam forum tahunan European Association for the Study of Diabetes, para peneliti kembali menegaskan bahwa merokok adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2.
  • Temuan para peneliti: Rokok, vape, dan nicotine pouch semuanya dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 pada semua subtipenya.
  • Perokok berat memiliki risiko paling tinggi, terutama untuk subtipe diabetes berat karena resistansi insulin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lebih dari sepersepuluh penduduk dunia, sekitar 11 persen, menjalani hari-harinya berdampingan dengan diabetes. Dari jumlah tersebut, 90 persen hidup dengan diabetes tipe 2.

Berbagai penelitian menunjukkan, banyak faktor gaya hidup dan lingkungan yang berperan dalam memicu penyakit ini. Mulai dari konsumsi makanan ultra proses, gaya hidup malas gerak (sedenter), kelebihan berat badan hingga obesitas, kurang tidur, konsumsi alkohol berlebihan, hingga merokok.

Belum lama ini, dalam forum tahunan European Association for the Study of Diabetes (EASD), para peneliti kembali menegaskan bahwa merokok adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2. Menariknya, risiko ini ditemukan konsisten pada keempat subtipe diabetes tipe 2 yang telah diidentifikasi.

Perokok berat memiliki risiko paling tinggi

Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 3.300 pasien diabetes tipe 2 dan hampir 3.900 orang tanpa diabetes (kelompok kontrol), peserta dibagi ke dalam empat subtipe:

  • Mild age-related diabetes (MARD): diabetes ringan terkait usia.
  • Mild obesity-related diabetes (MOD): diabetes ringan terkait obesitas.
  • Severe insulin-deficient diabetes (SIDD): diabetes berat karena kekurangan insulin.
  • Severe insulin-resistant diabetes (SIRD): diabetes berat karena resistansi insulin.

Para peneliti juga menilai status merokok responden: perokok aktif, mantan perokok, atau bukan perokok.

Temuan studi jelas, bahwa siapa pun yang pernah merokok, baik masih aktif maupun sudah berhenti, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok. Detailnya:

  • Risiko SIRD meningkat dua kali lipat.
  • Risiko SIDD naik 20 persen.
  • Risiko MARD naik 27 persen.
  • Risiko MOD naik 29 persen.

Bagi perokok berat (sekitar 20 batang sehari selama 15 tahun) angka risikonya melonjak lebih jauh:

  • 2,35 kali lipat untuk SIRD.
  • 45 persen lebih tinggi untuk MARD.
  • 52 persen lebih tinggi untuk SIDD.
  • 57 persen lebih tinggi untuk MOD.

Temuan ini memperkuat bukti bahwa rokok sangat merusak kemampuan tubuh dalam merespons insulin, terutama pada subtipe SIRD yang ditandai dengan resistansi insulin.

Tembakau tanpa asap, vape, dan nicotine pouch juga berbahaya

Nicotine pouch beserta isinya.
ilustrasi nicotine pouch (commons.wikimedia.org/Jakubdrastich2)

Tidak hanya rokok, produk tembakau tanpa asap seperti snus (produk tembakau oral berupa bubuk tembakau lembap, ditempatkan di dalam mulut, sehingga nikotin diserap melalui mukosa mulut tanpa pembakaran atau asap) juga ditemukan meningkatkan risiko diabetes.

  • Pengguna snus memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena SIDD.
  • Risiko 13 persen lebih tinggi terkena SIRD.

Meski snus tidak dibakar dan mengandung zat berbahaya lebih sedikit daripada rokok, tetapi keduanya sama-sama mengandung nikotin dalam jumlah tinggi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa nikotin sendiri mungkin menjadi pemicu resistansi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Dengan maraknya vape dan nicotine pouch yang diklaim lebih aman, temuan ini menjadi penting. Produk tersebut memang bebas tembakau, tetpi tetap mengandung dosis nikotin yang tinggi, dan ini tetap membawa risiko kesehatan serius.

Merokok tidak melindungi dari diabetes

Ada anggapan keliru bahwa merokok bisa membantu mengendalikan berat badan, sehingga menurunkan risiko diabetes. Padahal, bukti terbaru menegaskan hal sebaliknya: merokok justru meningkatkan risiko semua bentuk diabetes tipe 2.

Para ahli menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai interaksi faktor risiko yang bisa dimodifikasi, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan faktor genetik. Namun, satu hal yang pasti, berhenti merokok adalah langkah penting untuk mencegah diabetes termasuk beragam penyakit lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Efek Negatif Nikotin terhadap Otot Tubuh

19 Sep 2025, 09:33 WIBHealth