5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Pria

Apakah bisa menurunkan kesuburan? 

Air mani merupakan cairan ejakulasi yang dikeluarkan pria saat mengalami orgasme. Cairan ini mengandung sperma dan membantu mendorongnya untuk bertemu dengan sel telur.

Namun, ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi produksi air mani, misalnya hiperspermia. Ini adalah kondisi ketika laki-laki menghasilkan air mani dalam volume yang lebih besar dari biasanya.

Meski bermanfaat untuk mendukung sperma, tetapi jumlahnya yang berlebih justru dapat menurunkan konsentrasi sperma dalam ejakulasi. Bahkan pada beberapa kasus, ini bisa memengaruhi tingkat kesuburan pria.

Pernahkah kamu menjumpai kondisi ini? Yuk, ketahui lebih banyak fakta-fakta hiperspermia dalam ulasan berikut!

1. Apa itu hiperspermia?  

5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Priailustrasi ejakulasi (pexels.com/Deon Black)

Hiperspermia, atau Hyperspermia, merupakan kondisi di mana pria menghasilkan air mani atau cairan ejakulasi dalam jumlah yang lebih besar dari normalnya. Umumnya, ini didefinisikan sebagai jumlah antara 6,0 hingga 6,5 mililiter atau lebih per ejakulasi, seperti dilaporkan jurnal Human Reproduction tahun 1995. Sementara kisaran normal volume air mani dalam sekali ejakulasi, yaitu antara 1,5 hingga 5,0 mililiter, seperti dijelaskan laman MedlinePlus

Hiperspermia merupakan kebalikan dari hipospermia, yaitu kondisi ketika pria menghasilkan lebih sedikit air mani. Biasanya kondisi ini tidak berbahaya dan jarang terjadi, mungkin hanya memengaruhi sekitar 4 persen laki-laki atau bahkan kurang.

2. Gejala 

5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Priailustrasi cairan ejakulasi (pexels.com/Deon Black)

Adanya peningkatan volume air mani dalam ejakulasi, adalah tanda dan gejala utama hiperspermia. Namun orang yang memiliki kondisi ini seumur hidupnya, mungkin tidak menyadari gejala tersebut.

Dilansir Healthjade, beberapa gejala lain yang mungkin menyertai kondisi ini termasuk:

  • Durasi ejakulasi yang lebih lama.
  • Sedikit rasa sakit yang dirasakan saat keluarnya air mani.
  • Periode kelemahan, kelelahan, dan sesak napas setelah ejakulasi.
  • Pusing.
  • Air mani tipis di akhir pengeluaran.
  • Sering kali memiliki dorongan seks yang lebih tinggi.

Selain itu, hiperspermia mungkin juga dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa kasus. Seperti penurunan kualitas ereksi atau bahkan impotensi setelah jangka waktu tertentu, yang dikaitkan dengan gejala kelelahan dan kelemahan setelah ejakulasi.

Baca Juga: 5 Fakta Teratozoospermia, Kelainan Bentuk pada Sperma

3. Penyebab 

5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Priailustrasi ramuan herbal (pexels.com/PhotoMIX Company)

Hiperspermia dapat terjadi secara sementara atau berkepanjangan. Hiperspermia sementara biasanya dikaitkan dengan adanya periode pantang--untuk melakukan hubungan seksual--yang menyebabkan peningkatan jumlah air mani. Tetapi ini akan kembali pada kisaran normal lagi setelahnya.

Sementara itu, hiperspermia berkepanjangan tidak diketahui penyebabnya. Beberapa ahli menduga ini terkait dengan beberapa faktor seperti:

  • Pola makan dan kebiasaan gaya hidup, misalnya konsumsi herbal atau suplemen yang meningkatkan gairah seks dan kinerja seksual.
  • Konsumsi steroid potensi tinggi dan diet tinggi nutrisi. Asupan ini dapat meningkatkan jumlah produksi air mani.
  • Infeksi tingkat rendah pada prostat, yaitu kelenjar pada sistem reproduksi pria yang berperan dalam produksi cairan mani. Kondisi ini biasanya ditandai dengan peradangan.

4. Apakah hiperspermia memengaruhi tingkat kesuburan pria? 

5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Priailustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Seperti yang disinggung sebelumnya, jumlah air mani yang tinggi dalam ejakulasi dapat mengencerkan konsentrasi sperma. Namun ini tidak selalu memengaruhi kesuburan pria.

Laki-laki dengan hiperspermia yang memiliki jumlah sperma yang tinggi atau seimbang dengan volume air mani, mungkin tidak akan terpengaruh tingkat kesuburannya. Akan tetapi, lain halnya dengan laki-laki yang memproduksi sperma dengan konsentrasi rendah. Ketika mereka mengalami hiperspermia, kemungkinan tingkat kesuburannya akan terganggu karena cairan ejakulasi jadi lebih encer dan hanya sedikit sperma yang terkandung di dalamnya.

Meski demikian, jumlah sperma yang rendah dalam cairan ejakulasi tidak serta merta menyebabkan kemandulan. Seseorang dengan kondisi ini masih memungkinkan untuk menghasilkan kehamilan, meski peluangnya lebih kecil.

5. Bagaimana mengatasi hiperspermia? 

5 Fakta Hiperspermia, Produksi Air Mani yang Berlebihan pada Priailustrasi pasien berkonsultasi dengan dokter (pexels.com/Los Muertos Crew)

Pada kebanyakan kasus, hiperspermia tidak memerlukan pengobatan. Akan tetapi jika kondisi ini memengaruhi tingkat kesuburan, dokter mungkin merekomendasikan perawatan untuk meningkatkan kesuburan, seperti:

  • Penggunaan obat penghambat reseptor estrogen untuk meningkatkan jumlah sperma.
  • Penggunaan obat clomiphene citrate (Clomid) untuk merangsang produksi hormon di otak yang memicu produksi sperma.
  • Penggunaan terapi reproduksi berbantuan misalnya fertilisasi in vitro (IVF), atau injeksi sperma intrasitoplasmik (ICSI).

Meski dianggap tidak berbahaya, temui dokter jika kamu memiliki kekhawatiran tentang kondisi air mani yang berlebihan ini. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes kesuburan lainnya, seperti analisis sperma ataupun tes hormon.

Baca Juga: 5 Makanan yang Menurunkan Kualitas Sperma, Perlu Dibatasi!

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya