Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penanganan

Nyeri penis akibat ereksi tanpa orgasme

Pernahkah kamu merasakan nyeri penis akibat tidak bisa melampiaskan hasrat seksual? Nah, kondisi ini disebut blue balls atau istilah medisnya adalah hipertensi epididimis. 

Hipertensi epididimis atau epididymal hypertension adalah nyeri penis karena gairah seksual yang berkepanjangan namun tidak diakhiri ejakulasi atau orgasme. Kondisi ini biasanya memang tidak berlangsung lama, tetapi bisa sangat menyakitkan dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Yuk, ketahui lebih banyak tentang fenomena blue balls berikut ini!

1. Gejala

Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penangananilustrasi hipertensi epididimis atau blue balls (manofmany.com)

Rasa nyeri pada testis adalah gejala utama hipertensi epididimis. Nyeri terkadang digambarkan sebagai rasa sakit yang menyakitkan, tumpul, atau bisa tajam, yang kadang bisa meluas ke area selangkangan ketika terangsang secara seksual namun tidak berakhir pada ejakulasi.

Blue balls terkadang juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan akibat adanya sensasi penuh di salah satu atau kedua testis. Selain sensasi fisik, blue balls mungkin juga menyebabkan pria mengalami kecemasan, lekas marah, dan tentu saja kebutuhan ejakulasi sesegera mungkin.

Tidak seperti namanya, blue balls sama sekali tidak ditandai dengan perubahan warna testis menjadi kebiruan atau keunguan, meski mungkin menyebabkan rona kebiruan yang sangat samar karena peningkatan darah di daerah tersebut.

Akan tetapi, apabila kamu menjumpai perubahan ini yang disertai nyeri kronis, mungkin itu tanda darurat medis lain yang disebut torsio testis. Siapa pun yang mengalami kondisi ini harus segera mencari pertolongan medis di rumah sakit terdekat.

2. Penyebab

Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penangananilustrasi ereksi (pixabay.com/Bru-nO)

Saat mengalami gairah seksual, pembuluh darah yang mengalirkan darah ke alat kelamin mengembang dan aliran darah meningkat. Ini menyebabkan ereksi atau penis membesar dan kaku.

Namun, setelah ejakulasi atau ketika tidak terangsang secara seksual, aliran darah ini kembali normal dan pembuluh darah juga kembali pada ukuran biasanya, sebagai bentuk pelepasan atau penurunan gairah seks.

Pada fenomena blue balls, gairah seksual menyebabkan peningkatan aliran darah pada alat kelamin, tetapi tidak ada pelepasan atau ejakulasi. Kondisi ini menyebabkan tekanan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada area penis.

Baca Juga: 8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Apakah Berbahaya? 

3. Apakah perempuan juga bisa mengalami blue balls? 

Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penangananilustrasi mandi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ya, blue balls juga bisa dialami oleh perempuan, tetapi penyebutannya sedikit berbeda. Blue balls pada perempuan sering disebut sebagai “blue vulva” (vulva biru), “blue uterus” (rahim biru), atau “pink pelvis” (panggul merah muda).

Ketika perempuan terangsang secara seksual, darah akan mengalir lebih banyak pada area genital, seperti klitoris, dinding vagina, dan vulva. Ini menyebabkan area tersebut mengeras dan membengkak, yang mana ketika tidak ada orgasme akan menyebabkan rasa nyeri pada klitoris atau vulva.

4. Penanganan

Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penangananilustrasi mencuci dengan air dingin (pexels.com/Sora Shimazaki)

Blue balls biasanya akan hilang dengan sendirinya begitu terjadi ejakulasi atau berhenti merasa terangsang. Namun, saat kamu kesulitan untuk mengendalikan kondisi ini, beberapa cara penanganan berikut bisa kamu terapkan:

  • Mandi atau kompres testis dengan air dingin: Praktik ini telah banyak direkomendasikan untuk meredam gairah seksual.
  • Melakukan latihan fisik: Aktivitas ini dapat mengalihkan aliran darah ke organ tubuh lain alih-alih pada area genital.
  • Mengalihkan fokus perhatian pada hal lain.
  • Mengangkat berat untuk memberikan tekanan pada area tubuh lainnya.
  • Menggunakan obat analgesik: Tujuannya adalah untuk meredakan rasa nyeri yang tak tertahankan.
  • Masturbasi: Orang dengan hipertensi epididimis tidak boleh memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan. Masturbasi bisa menjadi strategi untuk meredakan kondisi ini.

5. Kapan harus menemui dokter?

Hipertensi Epididimis (Blue Balls): Gejala, Penyebab, Penangananilustrasi berkonsultasi dengan dokter (pixabay.com/Sozavisimost)

Hipertensi epididimis merupakan kondisi yang tidak berbahaya. Ini bisa membaik dengan sendirinya seiring adanya penurunan tekanan darah pada area genital yang terangsang.

Blue balls merupakan kondisi yang relatif jinak. Namun, jika kamu mengalami ereksi yang berkepanjangan atau berlangsung hingga 4 jam, carilah bantuan medis untuk menangani kondisi tersebut. Ini karena nyeri pada penis bisa karena kondisi medis lain, seperti epididimitis, varikokel, atau torsio testis.

Memang tidak banyak penelitian yang mempelajari tentang hipertensi epididimis atau blue balls. Bahkan, banyak mitos yang beredar mengenai kondisi ini, seperti dapat menyebabkan kanker, perubahan warna pada penis, atau kondisi yang harus dikhawatirkan. Ini bukanlah masalah serius. Akan tetapi, bila mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya periksakan kondisi tersebut ke dokter.

Baca Juga: Anoreksia Seksual: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya