Perubahan Gairah Seks Perempuan Umur 20-an, 30-an, dan 40-an

Gairah seks sering menurun seiring penuaan

Perubahan gairah seks atau libido adalah hal yang wajar, dan ini bahkan bisa terjadi dari hari ke hari. Menurut laporan dalam jurnal Brain and Behavior tahun 2019, gairah seks juga bisa mencapai titik tertinggi dan terendah seiring bertambahnya usia karena siklus menstruasi, kehamilan, menopause, dan perubahan hidup.

Faktanya, gairah seks sering menurun seiring penuaan. Kamu mungkin tidak akan merasakan perbedaan dramatis pada libido saat memasuki dekade baru. Namun, faktor-faktor yang memengaruhi libido cenderung terjadi saat peralihan dari usia 20-an ke usia 40-an (dan seterusnya).

Penyebab gairah seks rendah

Gairah seks adalah keinginan untuk beraktivitas seks. Faktor fisik maupun biologis bisa memengaruhinya pada usia berapa pun.

Hormon seks seperti testosteron, estrogen, dan progesteron berperan dalam hasrat, gairah, dan orgasme. Seiring bertambahnya usia, hormon-hormon ini secara alami mulai menurun dan dapat menurunkan gairah seks. Namun, tidak ada tingkat gairah seks yang "normal" seiring penuaan, dan hormon saja tidak memengaruhi libido.

Stres bisa berdampak besar pada penurunan gairah seks. Kecemasan dan depresi juga bisa menjadi penyebab. Selain itu, banyak antidepresan yang mengobati kondisi kesehatan mental juga dapat menyebabkan rendahnya gairah seks, menurut studi dalam jurnal Women's Health tahun 2018. Pola makan sehat seimbang, rutin olahraga, dan istirahat cukup bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan, yang pada gilirannya bisa memengaruhi gairah seks.

Kepuasan terhadap hubungan dengan pasangan serta faktor-faktor seperti memiliki anak atau bersama pasangan untuk jangka waktu yang lebih lama juga bisa memengaruhi hasrat untuk berhubungan seks dan menyebabkan dorongan seks yang rendah. Laporan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior tahun 20 18 menyebutkan bahwa hubungan yang kuat, dan yang mengutamakan seks, membantu mendorong libido.

Libido pada usia berapa pun itu kompleks. Seks adalah sesuatu yang kompleks, dipengaruhi identitas, keinginan, dan tindakan kita. Sementara hasrat seksual bisa berubah kapan saja, tren spesifik cenderung sinkron dengan usia 20-an, 30-an, dan 40-an yang dapat mengubah gairah seks.

Baca Juga: Beda Libido Tinggi dan Hiperseks yang Perlu Diketahui

Gairah seks usia 20-an

Perubahan Gairah Seks Perempuan Umur 20-an, 30-an, dan 40-anilustrasi pasangan muda (pexels.com/Chermiti Mohamed)

Dorongan seks biasanya cukup kuat pada usia 20-an. Dorongan biologis untuk bereproduksi sangat kuat. Tingkat testosteron penambah libido belum mulai menurun, dan perempuan lebih subur pada usia 20-an dan awal 30-an, mengutip laman Health.

Perubahan hormonal selama siklus menstruasi juga memengaruhi gairah seks. Saat menstruasi, estrogen turun dan perlahan naik selama fase folikuler, yang mana ini meningkatkan libido. Sekitar dua minggu kemudian selama ovulasi, kadar testosteron dan estrogen berada pada tingkat tertinggi dan membuat perempuan bersemangat untuk berhubungan seks. Setelah ovulasi, kadar ini turun dan dapat menurunkan gairah seks, berdasarkan studi dalam jurnal Hormones and Behavior.

Menurut studi dalam International Journal of Reproductive Medicine tahun 2019, rendahnya gairah seks pada usia 20-an bisa jadi disebabkan oleh pil KB. Efek ini tidak dialami semua perempuan pengguna pil KB, teatpi beberapa akan mengalami kadar testosteron lebih rendah, yang dapat menyebabkan libido rendah dan bahkan hingga vagina kering pada beberapa perempuan muda. Jadi, kalau usia kamu 20-an, menggunakan pil KB, dan memiliki gairah seks rendah, pertimbangkan untuk menemui dokter. Dokter bisa membantu mengesampingkan kondisi kesehatan lain atau mengganti metode kontrasepsi yang dipakai.

Gairah seks usia 30-an

Penurunan gairah seksual pada usia 30-an bisa disebabkan oleh penurunan kadar testosteron. Selain itu, stres membangun karier dan tanggung jawab hidup yang meningkat juga dapat menurunkan gairah seks. Stres dapat menekan hormon seks testosteron dan meningkatkan hormon stres kortisol.

Perubahan hormonal alami selama siklus menstruasi juga dapat memengaruhi gairah seks pada usia 30-an. Bahkan ketika kesuburan menurun pada usia pertengahan 30-an, banyak orang sering menunggu hingga usia 30-an untuk memiliki anak. Pada usia 30-an, atau usia berapa pun seseorang memutuskan untuk memiliki bayi, kamu mungkin menghadapi dorongan seks rendah yang terkait dengan kehamilan dan anak.

Perubahan hormon yang terjadi setiap trimester kehamilan juga dapat memicu kurangnya hasrat seksual. Turunnya estrogen setelah melahirkan dan menyusui juga dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, yang dapat membuat hubungan seks menjadi tidak nyaman dan tidak diinginkan, dilansir publikasi StatPearls. Ditambah kelelahan dalam membesarkan anak, ini bisa membuat perempuan mengesampingkan seks.

Apabila itu terjadi padamu, bicarakan secara terbuka dengan pasangan. Selain itu, kamu juga bisa mencoba teknik pengurangan seks seperti yoga atau meditasi. Kalau mengalami kekeringan pada vagina atau libido rendah setelah melahirkan, dokter bisa merekomendasikan perawatan hormonal, lubrikan vagina, atau pelembap vagina.

Gairah seks usia 40-an dan seterusnya

Perubahan Gairah Seks Perempuan Umur 20-an, 30-an, dan 40-anilustrasi pasangan usia 40-an (pexels.com/J carter)

Perubahan hormon yang signifikan biasa terjadi saat perempuan bertransisi ke masa menopause antara usia 45 dan 55 tahun. Selama masa yang disebut perimenopause ini (rentang waktu 5–10 tahun sebelum menopause) ovarium secara bertahap menurunkan produksi estrogen sampai perempuan mencapai menopause dan berhenti menstruasi, dilansir Office on Women's Health. Penurunan ini selama perimenopause dan menopause dapat menurunkan gairah seks dan mengubah bagaimana perasaan perempuan terhadap seks saat perempuan mulai kehilangan pelumas alami vagina.

Penurunan estrogen bisa membuat jaringan vagina lebih kering dan seks bisa terasa menyakitkan. Penurunan kadar progesteron juga dapat menyebabkan menstruasi yang lebih berat, lebih banyak PMS, penambahan berat badan, kemurungan, insomnia, dan lekas marah.

Akan tetapi, tidak semua perubahan yang terjadi itu buruk. Pada usia 40-an dan 50-an, perempuan mungkin menjadi lebih tahu apa yang membuat mereka bersemangat secara seksual dan terbuka dengan apa yang disukai. Saat menopause, biasa pada usia 45 dan 55 tahun, perempuan mungkin merasa dirinya lebih menggairahkan karena tidak lagi perlu khawatir tentang kehamilan.

Kalau merasa terganggu dengan vagina kering dan efek samping menopause dalam penurunan libido, temuilah dokter. Pengobatan dengan progesteron atau testosteron atau keduanya dapat membantu meningkatkan gairah seks pada beberapa perempuan.

Penurunan gairah seks adalah hal wajar. Akan tetapi, kalau keinginan untuk berhubungan seks tidak kembali dan mulai memengaruhi kesehatan mental dan hubungan, bicarakan dengan dokter atau terapis seks. Pasalnya, dorongan seks rendah yang tidak kembali setelah setidaknya 6 bulan bisa dianggap sebagai gangguan hasrat seksual hipoaktif.

Tergantung situasi, mengganti obat atau merawat kondisi kesehatan tertentu dapat membantu meningkatkan gairah seks. Terapi juga dapat membantu mengelola stres kehidupan dan hubungan.

Jika gairah seks rendah terkait dengan perubahan hormon dari melahirkan atau menopause, dokter mungkin menyarankan perawatan hormonal. Jika vagina kering membuat perempuan menghindari seks karena nyeri, penggunaan pelumas atau pelembab vagina juga bisa membantu membuat seks kembali nyaman. Diskusikan dengan dokter tentang perawatan yang terbaik.

Baca Juga: Gairah Seksual Meningkat Menjelang Haid, Apa Penyebabnya?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya