6 Buku Favorit Jeremy Strong, Pemeran Serial Succession

- Jeremy Strong memilih buku-buku dengan tema identitas, eksistensi, dan konflik batin manusia
- Buku favoritnya termasuk otobiografi My Struggle, drama The Caretaker, novel klasik Crime and Punishment, puisi Four Quartets, dan kumpulan surat Letters to a Young Poet
- Ia menggunakan buku-buku tersebut untuk membentuk pendekatan emosional dan spiritual dalam berakting, sehingga karakter-karakter yang ia perankan terasa begitu hidup dan kompleks
Sebagai aktor yang dikenal karena peran intens dan emosional, Jeremy Strong tak hanya mendalami naskah, tetapi juga mengisi hari-harinya dengan bacaan penuh makna. Pemeran Kendall Roy dalam serial Succession ini bukan tipe selebriti yang sekadar membaca untuk hiburan. Ia memilih buku-buku yang menggali tema identitas, eksistensi, dan konflik batin manusia.
Tak heran jika daftar buku favorit Jeremy Strong berisi karya-karya penuh kedalaman filosofis dan emosional. Lantaran, pilihan bacaan Strong mencerminkan jiwa seorang seniman yang tak takut menelusuri sudut tergelap manusia, baik di dalam fiksi maupun di layar. Penasaran buku apa saja yang membentuk sosok Jeremy Strong seperti yang dikenal hari ini?
1. My Struggle–Karl Ove Knausgaard

Buku otobiografi enam jilid karya Karl Ove Knausgaard ini dianggap Jeremy Strong sebagai karya paling jujur tentang kehidupan yang pernah ia baca. Ia begitu tersentuh oleh cara Knausgaard menggambarkan hal-hal sepele sehari-hari. Bagi Strong, pengalaman membaca buku ini terasa seperti menyaksikan kehidupan dalam bentuknya yang paling mentah dan manusiawi.
Selain menyentuh sisi emosional, My Struggle juga memberikan Strong ruang untuk merenungkan kehidupan dari sudut pandang eksistensial. Buku ini tidak menawarkan dramatisasi berlebihan, melainkan menunjukkan bahwa kehidupan yang "biasa" pun memiliki nilai artistik yang tinggi. Kisah ini juga dianggap sebagai bentuk pemberontakan terhadap konvensi sastra tradisional.
2. The Caretaker–Harold Pinter

Dalam dunia teater, The Caretaker karya Harold Pinter dikenal sebagai drama yang kaya ketegangan melalui dialog yang terkesan dingin dan minimalis. Jeremy Strong sangat mengagumi kemampuan Pinter dalam menciptakan atmosfer yang intens hanya dengan percakapan sederhana dan jeda panjang yang penuh makna.
Bagi Strong, drama ini membantunya menjelajahi dinamika kekuasaan dan rasa tidak aman dalam hubungan antar manusia. Ia melihat bagaimana karakter-karakter Pinter saling menguji batas kendali dan identitas satu sama lain. Karya ini memberinya perspektif baru tentang bagaimana bahasa, atau bahkan diam, bisa mengungkapkan lapisan terdalam emosi manusia.
3. Crime and Punishment–Fyodor Dostoyevsky

Novel klasik dari Rusia ini punya tempat khusus dalam hati Jeremy Strong, terutama karena karakter utamanya, Raskolnikov, adalah contoh ekstrem dari pertarungan batin yang begitu kompleks. Strong mengaitkan penderitaan moral Raskolnikov dengan karakter Kendall Roy yang ia perankan dalam Succession, sama-sama berjuang antara ego, rasa bersalah, dan pencarian makna.
Menurut Strong, Crime and Punishment membantunya memahami bahwa karakter yang paling kuat justru sering kali adalah yang paling hancur secara batin. Novel ini membuka matanya terhadap bagaimana trauma dan tekanan moral bisa membentuk perilaku, bukan hanya secara psikologis tapi juga fisik.
4. Four Quartets–T.S. Eliot

Karya puisi ini menjadi sumber ketenangan dan inspirasi spiritual bagi Jeremy Strong. Ia sangat terpesona dengan cara T.S. Eliot membahas waktu, memori, dan eksistensi dalam bahasa yang sangat puitis namun tajam. Four Quartets menawarkan perspektif filosofis tentang hidup yang sangat cocok dengan kecenderungan introspektif Strong sebagai aktor.
Puisi ini membuat Strong merenung tentang siklus hidup, kehilangan, dan kesadaran diri. Menurutnya, membaca Four Quartets terasa seperti meditasi dalam bentuk tulisan, sebuah pengalaman yang menenangkan namun juga mengusik batin.
5. Letters to a Young Poet–Rainer Maria Rilke

Kumpulan surat dari Rilke kepada seorang penyair muda ini adalah salah satu sumber inspirasi kreatif utama bagi Jeremy Strong. Kutipan favorit Strong dari buku ini adalah "Semua karya seni besar adalah hasil dari berada dalam bahaya."
Buku ini juga mengajarkan Strong tentang pentingnya kesunyian, kesendirian, dan kesabaran dalam proses penciptaan. Dalam dunia yang menuntut hasil instan, Letters to a Young Poet mengingatkannya untuk mendengarkan suara hatinya sendiri, dan menerima bahwa kegelisahan adalah bagian dari perjalanan kreatif.
6. Wolf Hall–Hilary Mantel

Novel sejarah pemenang Booker Prize ini mengisahkan perjalanan Thomas Cromwell, penasihat Raja Henry VIII yang licik namun kompleks. Jeremy Strong tertarik pada kedalaman karakter Cromwell yang sering dipersepsikan sebagai tokoh antagonis, tetapi justru ditampilkan manusiawi dalam tangan Mantel.
Ia menggunakan tokoh ini sebagai referensi dalam memahami tokoh-tokoh yang secara moral ambigu. Strong mengapresiasi bagaimana Mantel membongkar lapisan demi lapisan psikologis Cromwell, menunjukkan bahwa ambisi, trauma, dan kecerdikan bisa hidup berdampingan dalam satu karakter. Wolf Hall menjadi contoh ideal bagi Strong tentang bagaimana sebuah karakter bisa begitu nyata, bahkan dalam latar abad ke-16.
Pilihan buku favorit Jeremy Strong bukan hanya menunjukkan kedalaman intelektualnya, tetapi juga bagaimana ia membentuk pendekatan emosional dan spiritual dalam berakting. Tak heran jika karakter-karakter yang ia perankan terasa begitu hidup dan kompleks. Dari daftar di atas, buku nomor berapa yang paling ingin kamu baca setelah ini?