Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Aturan Tak Tertulis jika Partner Kerjamu Lawan Jenis Sudah Menikah

ilustrasi kerja (pexels.com/Rebrand Cities)

Di dalam dunia kerja dan bisnis hal yang diutamakan adalah profesionalitas, yang mana hal itu menyangkut pada kesediaan kita untuk bekerja dengan siapa saja sebagai partner. Begitu pula jika bekerja atau menjalin kerja sama dengan partner kerja yang sudah menikah, harus profesional dan menjaga batasan. 

Ada aturan tak tertulis jika partnermu sudah menikah, supaya tidak terjadi salah paham dan menjaga hubungan kerja serta bisnis tetap di lingkaran yang benar. Karena aturannya tidak tertulis maka hanya terikat pada moral saja, dan berikut adalah beberapa di antaranya. Pahami baik-baik!

1. Tidak menghubungi di luar urusan pekerjaan

ilustrasi menelepon (pexels.com/Felicity Tai)

Suatu hal yang normal jika sesama rekan kerja saling menghubungi, namun dalam hal ini harus ingat juga aturannya. Aturan tak tertulis bahwa cukup hanya menghubungi jika ada urusan pekerjaan saja. 

Karena bahaya banget kalau ternyata rekan kerja atau bisnismu adalah lawan jenis yang sudah menikah. Melewati batas dalam menghubungi bisa memicu salah paham, jadi dua pihak yang terlibat hubungan kerja memang harus tahu jaga diri masing-masing untuk tetap profesional dalam hal komunikasi. 

2. Tahu batasan dalam berinteraksi

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Selain jaga batas saat menghubungi, juga harus tahu batasan dalam berinteraksi. Hal ini memang tidak ada dalam kontrak kerja sama, akan tetapi sudah semestinya diketahui ketika partner bisnis atau kerjamu adalah lawan jenis yang sudah menikah. 

Lalu batasan berinteraksi seperti apakah yang dimaksud? Cukup hanya berinteraksi ketika ada urusan pekerjaan saja, makan bersama dengan klien, atau rapat ketika ada masalah kerja. Di luar dari itu sebaiknya tidak mencampuri urusan pribadi satu sama lain ataupun berusaha lebih dekat secara pribadi. 

3. Tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi dan terkait pasangannya

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Alena Darmel)

Ada aturan tak tertulis jika rekan kerja atau bisnismu adalah lawan jenis yang sudah menikah. Yakni tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi dan terkait pasangannya, terlepas dari masalah dan urusan apapun yang dia alami. 

Mendengarkan curhatnya boleh, tapi jangan terlalu sering dan selalu mau, karena bisa timbul salah paham. Tegaslah pada batasan, lebih baik jangan mau jika dia minta dihibur saat bertengkar dengan pasangannya, bisa jadi kamu yang nanti dicap pelakor. Tegaskan kalau kalian hanya terhubung ikatan kerja saja. 

4. Menolak modus dalam bentuk apapun dari partner untuk lebih dekat

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Yan Krukov)

Jika kamu bekerja dengan partner yang sudah menikah maka sudah sepantasnya untuk tahu bagaimana menjaga diri. Jaga dari dari segala macam modus pendekatan agar harga diri serta profesionalitasmu tetap terjaga. 

Jangan mau diajak kencan, melakukan kontak fisik mesra, menerima hadiah personal, hingga memperbolehkannya mengunjungi rumahmu. Intinya, jaga ranah pribadimu dari upaya rekan kerja atau bisnis lawan jenis dalam mendekati. Selain rugi dalam pekerjaan, risikonya juga membuat namamu jadi rusak. 

5. Batalkan ikatan kerja dan bisnis jika ada perbuatan di luar toleransi

ilustrasi bos marah (pexels.com/Yan Krukov)

Walaupun kamu sudah menetapkan batasan, terkadang ada juga orang yang keras kepala mendekati. Jika hal ini terjadi sebenarnya ada satu aturan lagi yang harus diberlakukan saat kamu terlibat kerja sama dengan lawan jenis yang sudah menikah. 

Yaitu membatalkan ikatan kerja atau bisnis yang terjalin jika partnermu melakukan hal di luar batas toleransi. Misalnya dia terus mencoba menggoda dan merayumu, melakukan sentuhan fisik yang mengarah pada pelecehan, dan lain sebagainya. Tidak ada-apa rugi di bisnis, daripada bekerja dengan orang tak tahu batas seperti itu. 

Intinya saat bekerja sama dengan partner kerja lawan jenis yang sudah menikah, kamu harus hati-hati. Tegaskan batasan, dan jangan melibatkan diri pada urusan pribadi ataupun rumah tangganya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
afifah hanim
Editorafifah hanim
Follow Us