Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Memulai MPASI untuk Mencegah Anak Picky Eater

ilustrasi anak picky pater (unsplash.com/getty images)

Picky eater merupakan  istilah yang merujuk pada anak yang sering menolak atau enggan mencoba makanan baru yang belum pernah dicoba. Meskipun kondisi ini umum  dialami oleh balita, namun bisa menimbulkan dampak yang buruk. Misalnya  menyebabkan perubahan berat badan hingga berisiko mengganggu kesehatan mental.

Berdasarkan hal tersebut, picky eater ini perlu diantisipasi. Yaitu dengan mengenalkan variasi makanan sebelum atau saat bayi diberikan MPASI. Tujuannya yaitu agar anak lebih toleransi terhadap makanan yang bervariasi. Lebih jelasnya, mari simak tips di bawah ini tentang tips memulai MPASI untuk mencegah anak picky eater. 

1. Mempelajari pedoman MPASI

ilustrasi batas waktu smartphone (unsplash.com/vitolda klein)

Seperti yang dibahas sebelumnya, picky eater dapat diantisipasi dengan memperkenalkan anak makanan  dengan tekstur dan rasa yang bervariasi. Meskipun demikian  hal tersebut tidak boleh asal. Orangtua  perlu  memulainya dengan mempelajari pedoman MPASI yang baik dan benar terlebih dulu. Hal ini penting agar pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi juga terpenuhi dengan baik. 

Lantas apa saja tanda-tanda anak siap MPASI? Misalnya ketika anak mulai  memiliki kemampuan untuk duduk, mulai mampu  menggerakkan makanan dari sendok ke mulut, dsb. Yang paling penting kenalkan makanan padat secara bertahap mulai dari tekstur volume, dan frekuensi pemberian yang dinaikkan secara bertahap berdasarkan usia.

2. Tidak terlambat memberikan MPASI

ilustrasi menyuapi anak (unsplash.com/getty images)

MPASI atau makanan pendamping ASI merupakan jenis makanan yang diberikan kepada bayi yang menginjak usia 1 tahun untuk mencukupi nutrisinya. Selain mencukupi nutrisi, durasi pemberian MPASI yang tepat dan tidak terlambat, nyatanya juga diperlukan untuk menghindari anak menjadi picky eater. Mengapa demikian? Sebab anak sudah dikenalkan dengan tekstur dan variasi makanan pada usia yang tepat.

Sebaliknya, MPASI yang diberikan terlambat  berpotensi membuat anak lebih sulit menerima makanan dengan tekstur yang berbeda atau menjadi lebih selektif dalam memilih makanan. Lalu pada usia berapa sih tepatnya  bayi boleh diberikan MPASI?

Menurut World Health Organization (WHO),  bayi yang telah menginjak usia 6 bulan perlu diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Pasalnya, di usia tersebut kebutuhan energi dan nutrisi mereka sudah mulai melebihi dari yang bisa diberikan oleh ASI. Sebaliknya jika makanan pendamping ASI tidak diberikan pada usia 6 bulan, atau jika diberikan secara tidak tepat, pertumbuhan bayi dapat terhambat.

3.  Konsumsi makanan bervariasi saat masa kehamilan dan menyusui

ilustrasi wanita hamil (unsplash.com/natalia blauth)

Selain memperhatikan  waktu yang tepat memulai MPASI,  kebiasaan makan ibu ketika sedang hamil nyatanya juga berpengaruh pada kebiasaan makan anak. Ibu yang konsumsi makanan bervariasi saat masa kehamilan dan menyusui dapat meningkatkan toleransi anak terhadap makanan yang bervariasi pula.

Melansir Independent, serangkaian penelitian menunjukkan bahwa apa yang dimakan seorang wanita selama kehamilan dan menyusui dapat secara signifikan mempengaruhi jenis makanan yang disukai bayinya ketika disapih. Berdasarkan hal tersebut, orangtua perlu memperhatikan dengan baik kebiasaan ini agar nantinya  anak juga memiliki perilaku makan yang sehat. Misalnya   dengan membiasakan lebih banyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan sehat lainnya.

4. Mempersiapkan mental supaya tidak perfeksionis dan cemas saat memulai MPASI

ilustrasi mempersiapkan mental (unsplash.com/getty images)

Terakhir,  mempersiapkan mental dengan baik juga penting diperhatikan sebelum mulai MPASI. Dengan persiapan  mental yang baik, ini akan meminimalisir kecemasan sehingga kamu bisa menyiapkan nutrisi yang tepat dan bervariasi bagi anak. Yang mana secara tidak langsung ini juga membantu anak untuk tidak pilih-pilih makanan nantinya.

Di sisi lain, sebisa mungkin hindari sifat perfeksionis saat memulai MPASI. Pasalnya makan merupakan proses belajar sekaligus berinteraksi bagi anak yang tentunya akan ada masa sulit dan mudahnya. Misalnya anak perlu waktu untuk terbiasa dengan rasa tekstur baru, sehingga mungkin  saja melakukan penolakan. Maka solusi yang paling tepat yaitu dengan membuat suasana makan yang santai dan menyenangkan.

Pada dasarnya perilaku picky eater merupakan bagian normal dalam perkembangan anak. Pasalnya mereka perlu waktu untuk terbiasa dengan tekstur, warna, hingga rasa makanan. Tetapi kalau tidak diantisipasi sejak awal, ini bisa mempengaruhi perkembangan mereka. Maka dari itu kenalkan makanan yang bervariasi pada anak secara perlahan dan bertahap, serta ciptakan suasana makan yang menyenangkan, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aprilia Nurul Aini
EditorAprilia Nurul Aini
Follow Us