5 Kerugian jika Kamu sebagai Orangtua Sibuk dengan Prioritas Lain 

Salah satu hal paling mendasar dalam hubungan orangtua dan anak adalah kedekatan emosional. Ketika orangtua terlalu sibuk, waktu berkualitas bersama anak semakin berkurang, membuat anak merasa diabaikan.

Anak yang kurang mendapatkan perhatian orangtua cenderung mencari pelarian lain, seperti lebih dekat dengan teman atau mencari validasi dari luar. Dalam jangka panjang, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit terbuka, tidak nyaman berbagi perasaan, dan bahkan merasa kurang dihargai di dalam keluarga.

Orangtua adalah sosok pertama yang menjadi teladan bagi anak dalam membentuk karakter dan nilai-nilai kehidupan. Jika orangtua terlalu sibuk dan jarang hadir, anak mungkin mencari panutan di tempat lain, yang tidak selalu memberikan pengaruh positif.

Tanpa bimbingan yang cukup, anak lebih rentan terpengaruh oleh lingkungan luar yang tidak selalu baik. Mereka bisa salah dalam memilih teman, mengadopsi kebiasaan yang kurang sehat, atau sulit memahami nilai-nilai yang seharusnya diajarkan sejak kecil.

Saat orangtua sibuk, anak mungkin merasa segan atau enggan berbagi cerita dan keluh kesah mereka. Mereka bisa merasa bahwa apa yang mereka alami tidak cukup penting untuk didengarkan karena orangtua selalu terlihat sibuk dengan urusan lain.

Seiring waktu, kebiasaan ini bisa membuat anak terbiasa menyimpan masalah sendiri. Ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka lebih memilih menyelesaikannya sendiri atau mencari bantuan di luar keluarga, yang belum tentu memberikan solusi terbaik.

Anak yang merasa kurang mendapatkan perhatian orangtua sering kali menunjukkan perilaku yang lebih agresif, memberontak, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka mungkin melakukan hal-hal ekstrem hanya untuk mendapatkan perhatian atau bahkan menjadi pribadi yang sulit diatur.

Banyak kasus anak yang berperilaku buruk karena merasa diabaikan. Mereka ingin diperhatikan, tetapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Akibatnya, mereka bisa mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, sulit beradaptasi, atau bahkan mengalami masalah akademis.

Ketidakhadiran orangtua dalam kehidupan anak tidak hanya berdampak pada hubungan orangtua-anak, tetapi juga bisa memengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. Anak bisa merasa kurang memiliki ikatan kuat dengan keluarganya, sehingga hubungan antar anggota keluarga menjadi renggang.

Dalam jangka panjang, hubungan keluarga yang kurang harmonis bisa membuat anak merasa tidak memiliki tempat untuk pulang dan berbagi. Mereka mungkin lebih nyaman menghabiskan waktu di luar rumah dibandingkan bersama keluarga, yang pada akhirnya bisa menciptakan jarak yang semakin sulit diperbaiki.

Terlalu sibuk dengan prioritas lain bisa membuat orangtua kehilangan momen-momen penting dalam tumbuh kembang anak. Kurangnya perhatian dan waktu berkualitas bisa berdampak pada ikatan emosional, perilaku, hingga hubungan keluarga secara keseluruhan.