5 Tanda Anak Sudah Bisa Menerima Kekecewaan, Good Job!

Setiap anak pasti pernah mengalami kekecewaan, entah karena tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, kalah dalam permainan, atau mengalami kegagalan kecil dalam keseharian.
Namun, cara mereka merespons kekecewaan bisa sangat berbeda. Beberapa anak bisa langsung menangis atau marah, sementara yang lain mulai menunjukkan sikap lebih tenang dan menerima keadaan.
Kemampuan menerima kekecewaan dengan baik adalah bagian dari perkembangan emosional yang sehat. Ini menunjukkan bahwa anak semakin memahami bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan dan belajar bagaimana mengelola perasaan negatif. Berikut lima tanda bahwa anak sudah mulai bisa menerima kekecewaan.
1. Tidak lagi mengamuk atau terlalu berlarut-larut dalam kesedihan

Saat masih kecil, anak mungkin akan menangis atau marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Namun, seiring waktu, mereka mulai bisa mengontrol emosinya dengan lebih baik.
Jika anak tidak lagi langsung mengamuk atau berlarut-larut dalam kesedihan saat menghadapi kekecewaan, itu tanda bahwa mereka mulai memahami bahwa tidak semua hal bisa mereka miliki atau capai dengan mudah.
Misalnya, ketika tidak dibelikan mainan yang diinginkan, anak mungkin awalnya kecewa, tetapi bisa segera mengalihkan perhatian ke hal lain tanpa terus-menerus mengeluh atau menangis.
2. Bisa mengungkapkan rasa kecewa dengan kata-kata, bukan hanya dengan tindakan

Anak yang masih kesulitan menerima kekecewaan sering kali mengekspresikan emosinya dengan cara meledak-ledak, seperti menangis keras, membanting barang, atau mengamuk. Namun, ketika mereka mulai bisa mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, itu tanda bahwa mereka sudah berkembang secara emosional.
Misalnya, alih-alih berteriak atau marah ketika kalah dalam permainan, anak mungkin berkata, "Aku sedih karena kalah, tapi lain kali aku akan coba lagi." Kemampuan ini menunjukkan bahwa mereka mulai memahami dan mengelola emosinya dengan lebih baik.
3. Tidak menyalahkan orang lain atau keadaan atas kekecewaannya

Anak yang belum bisa menerima kekecewaan cenderung mencari kambing hitam, seperti menyalahkan teman karena kalah dalam permainan atau menyalahkan orang tua karena tidak memenuhi keinginannya. Namun, ketika mereka mulai menerima bahwa kegagalan atau kekecewaan adalah bagian dari hidup, mereka lebih bisa berpikir realistis dan tidak menyalahkan orang lain.
Misalnya, jika nilai ujiannya kurang memuaskan, anak yang sudah bisa menerima kekecewaan akan berkata, "Mungkin aku perlu belajar lebih giat," daripada langsung menyalahkan gurunya atau berkata bahwa soal ujiannya tidak adil.
4. Mau mencoba lagi setelah mengalami kegagalan

Tanda penting bahwa anak sudah bisa menerima kekecewaan adalah kemauan untuk mencoba lagi setelah mengalami kegagalan. Alih-alih menyerah dan merasa tidak mampu, mereka memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Misalnya, jika gagal membangun menara dari balok atau kalah dalam perlombaan, anak yang sudah bisa menerima kekecewaan tidak akan langsung menyerah. Sebaliknya, mereka akan mencoba lagi dengan strategi baru, menunjukkan bahwa mereka mulai memiliki mentalitas tangguh dan tidak mudah putus asa.
5. Bisa menghibur diri dan melanjutkan aktivitas lain

Anak yang sudah bisa menerima kekecewaan tidak akan terus-menerus terjebak dalam perasaan sedih. Mereka mungkin kecewa sesaat, tetapi setelah itu bisa mengalihkan perhatian ke hal lain yang menyenangkan.
Misalnya, jika rencana bermain di luar batal karena hujan, anak yang bisa menerima kekecewaan tidak akan terus mengeluh sepanjang hari. Sebaliknya, mereka akan mencari alternatif lain, seperti bermain di dalam rumah atau menggambar. Ini menunjukkan bahwa mereka mulai memahami bahwa kekecewaan bukan akhir dari segalanya dan selalu ada hal lain yang bisa dilakukan.
Mampu menerima kekecewaan dengan baik adalah tanda bahwa anak sedang berkembang menjadi pribadi yang lebih matang secara emosional. Ketika mereka bisa mengontrol emosi, mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, tidak menyalahkan orang lain, tetap mau mencoba setelah gagal, dan mampu menghibur diri sendiri, itu menunjukkan bahwa mereka telah memahami bahwa hidup tidak selalu sesuai harapan dan itu tidak masalah.