5 Tips Mengajarkan Edukasi Seks pada Anak Tanpa Canggung

Edukasi seks merupakan hal yang harus diajarkan pada anak sejak kecil untuk mencegah potensi pergaulan bebas yang mungkin terjadi. Pada kenyataannya di masyarakat justru masih merasa sangat tabu dengan keberadaan pendidikan seks, bahkan membuat para orangtua pun merasa ragu untuk menjelaskan hal tersebut pada anak-anaknya secara langsung.
Mungkin banyak orangtua yang merasa canggung pada saat akan mengajarkan edukasi seks pada anak, namun hal ini sebetulnya harus segera dilakukan agar tidak sampai terlambat atau pun membiarkan anak mendapatkan informasi tersebut dari orang lain. Oleh sebab itu, orangtua perlu melakukan beberapa tips berikut ini untuk mengajarkan edukasi seks pada anak tanpa merasa canggung lagi.
1. Lakukan diskusi secara empat mata

Proses diskusi yang dilakukan oleh orangtua dengan anak pada saat membahas soal edukasi seks tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Diskusi ini memang sebaiknya dilakukan secara privat agar nantinya tidak membuat orangtua atau pun anak merasa canggung dengan topik pembicaraan ini.
Biasanya memang edukasi seks tersebut dilakukan secara empat mata dan dalam situasi mood yang bagus. Hal ini untuk memastikan agar anak memahami segala pembahasan yang orangtua sampaikan, sehingga tidak sampai salah paham.
2. Bisa saling bergantian antara ayah dan ibu

Jika memberikan edukasi seks pada anak bersama dengan kedua orangtua mungkin rasanya menjadi cukup canggung. Hal ini bisa diatasi dengan cara saling bergantian saja antara ayah dan ibu, seperti misalnya anak laki-laki dengan ayahnya dan anak perempuan dengan ibunya.
Biasanya sebagian besar edukasi seksi ini mungkin diberikan oleh para ibu kepada anak-anaknya, entah itu perempuan atau pun laki-laki. Setidaknya orangtua bisa mencari tahu kira-kira anak lebih nyaman berbicara dengan ayah atau pun ibunya agar edukasi seks tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
3. Pilihlah tata bahasa yang halus dan mudah dipahami

Orangtua perlu tahu bahwa anak bukanlah orang dewasa yang bisa memahami segala tata bahasa atau pun diksi yang diberikan. Pada beberapa hal mungkin anak akan kesulitan untuk memahami edukasi seks yang orangtua berikan, apalagi jika pemilihan bahasanya cenderung tinggi dan membuat anak kerap kebingungan.
Usahakan untuk selalu memilih tata bahasa yang halus dan memang mudah dipahami oleh anak. Setidaknya hal ini akan membuat anak merasa paham atas apa yang disampaikan dan orangtua pun tidak perlu khawatir apabila anak sampai mengalami salah paham.
4. Pilih informasi yang bisa diketahui anak dan yang tidak

Sebetulnya berbicara soal edukasi seks memang sangatlah luas cakupannya dan orangtua mungkin perlu terlebih dahulu mempelajari tentang hal tersebut. Satu hal penting yang perlu orangtua ketahui adalah memberikan edukasi seks pada anak tidak perlu dilakukan secara sekaligus, sebab biasanya memang disesuaikan dengan usia anak terlebih dahulu.
Orangtua bisa menyeleksi informasi seperti apa yang sekiranya bisa diketahui oleh anak dan mana yang tidak. Jika orangtua dapat menyeleksi hal tersebut dengan cermat, maka tidak akan sampai salah dalam memberikan informasi mengenai edukasi seks tersebut.
5. Jadikan pembicaraan menjadi dua arah

Sering kali orangtua mungkin hanya terfokus mengenai apa yang mereka sampaikan pada anak, namun justru hanya berharap anak mendengarkannya saja. Padahal edukasi seks yang tepat sebetulnya bisa terjadi apabila pembicaraan yang dilakukan antara orangtua dan anak terjalin secara dua arah.
Anak juga bebas bertanya hal-hal yang mungkin membuatnya merasa penasaran agar nantinya orangtua bisa meluruskan hal tersebut. Jangan sampai anak justru mencari tahu tentang rasa penasarannya dari orang lain yang mungkin bisa membawa dampak buruk baginya.
Mengajarkan edukasi seks pada anak sebetulnya harus dilakukan sejak kecil. Hal ini untuk mencegah risiko pergaulan bebas atau pun pelecehan yang sering kali menjadikan anak sebagai objek utamanya. Orangtua jangan sampai merasa canggung saat memberikan edukasi seks pada anak!