6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggal

Mereka tak terpisahkan!

Hidup yang tidak sempurna adalah kesempurnaan itu sendiri. Meski idealnya anak dibesarkan oleh kedua orangtua, takdir kadang mengatakan berbeda. Hanya ada ayah atau ibu dalam hidup seorang anak atau single parent.

Demikian pula bagi ayah atau ibunya, ia adalah anak semata wayang. Teman-temannya yang masih punya orangtua lengkap ditambah kakak dan adik tentu melihat kehidupannya sepi sekali. Mereka mungkin sampai merasa iba.

Namun di balik semua itu, boleh jadi bagi anak tunggal dan single parent atau orangtua tunggal, kebersamaan ini justru menjadi hal termanis dalam hidup mereka. Ada enam keistimewaan yang belum tentu ada dalam keluarga lain. Seperti apa?

1. Mereka sudah seperti sahabat

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Ron Lach)

Makin lama mereka terbiasa hidup berdua saja, makin kuat pula persahabatan di antara keduanya. Hampir seluruh kegiatan dilakukan bersama. Bahkan mereka tidur di satu kamar sampai anak remaja atau dewasa.

Keduanya saling tahu nyaris tentang segala. Anak tidak merasa canggung untuk menceritakan apa saja pada ayah atau ibunya. Begitu pun sebaliknya, orangtua tunggal kerap meminta pertimbangan pada anak.

2. Keinginan lebih kuat untuk saling menjaga

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ibu dan putranya (pexels.com/Yan Krukov)

Cuma ada mereka berdua di rumah. Kalau mereka tidak saling menjaga, bagaimana semuanya akan terasa baik-baik saja? Ketika anak masih kecil sekalipun, keinginannya buat melindungi ayah atau ibunya sudah besar.

Keinginan itu akan bertambah kuat seiring pertumbuhannya. Hal serupa dilakukan juga oleh orangtua tunggal pada anak semata wayangnya. Terkadang, sikap saling menjaga ini menjadi berlebihan atau overprotective.

Baca Juga: 5 Sikap Bijaksana jika Kamu Anak dari Seorang Single Parent

3. Sulit terpisah satu sama lain

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Annushka Ahuja)

Di mana ada ayah atau ibu, di situ juga ada anak. Keduanya tak merasa malu untuk sering tampil bersama dan justru merasa tidak lengkap bila terpisah. Hal ini disebabkan oleh dekatnya hubungan keduanya sejak anak masih kecil.

Ketika anak remaja dan teman-teman sebayanya mulai malu pergi dengan orangtua, tidak demikian dengannya. Bagi anak, pergi ke bioskop bersama ayah atau ibu juga gak kalah seru. Sama halnya dengan orangtua tunggal yang sering membawa anak kesayangannya ke acara kantor selagi memungkinkan.

dm-player

4. Sering kali selamanya hidup bersama

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ibu dan putranya (pexels.com/Ron Lach)

Dalam keluarga dengan anggota yang lebih banyak, masa dewasa anak-anak umumnya ditandai dengan berpencarnya mereka. Satu per satu meninggalkan rumah orangtua guna membangun keluarga sendiri maupun belum menikah tetapi sudah membeli rumah pribadi.

Akan tetapi, hal ini cukup jarang terjadi dalam keluarga yang hanya terdiri dari ayah atau ibu dan seorang anak. Rumah telah lama sunyi. Jangan sampai ada salah satu dari mereka yang makin dikalahkan oleh sepi karena hidup seorang diri.

Jika kamu berpacaran dengan anak tunggal yang juga dibesarkan oleh orangtua tunggal, bersiaplah untuk kelak hidup bersama mertua. Pertama, siapa lagi yang akan menjaga orangtua kalau bukan pasanganmu? Kedua, ikatan di antara mereka jauh lebih kuat dan terlebih dahulu terbentuk ketimbang ikatan kalian. Kamu harus mampu menghargainya.

5. Penting sekali bagi mereka menemukan pasangan yang dapat menyayangi anak atau orangtuanya

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ibu dan putranya (pexels.com/Liliana Drew)

Orangtua tunggal dapat saja memutuskan menikah kembali. Terlebih ketika usianya masih cukup muda dan dengan harapan anak punya figur orangtua yang lengkap. Namun lebih penting dari pernikahan itu, orangtua tunggal akan memastikan dulu apakah calon pasangannya betul-betul mampu menyayangi anaknya.

Pertanyaan yang mirip juga membayangi anak tunggal saat ia dewasa dan ingin menikah. Fokusnya bukan hanya perasaan sendiri melainkan juga nasib ibu atau ayahnya setelah dia berumah tangga. Ia tentu tidak mau orangtuanya dibuat merana oleh menantu yang tak menyayangi serta menghormatinya.

6. Rasa terpukul yang lebih kuat saat salah satu meninggal dunia

6 Keistimewaan dalam Hubungan Anak Tunggal dengan Orangtua Tunggalilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Kampus Production)

Semua orangtua tentu sedih ketika anaknya meninggal dunia. Sekalipun sepasang suami istri dapat saling menguatkan, perginya anak tersayang pasti tetap menghancurkan hati keduanya. Akan tetapi, penderitaan batin orangtua tunggal yang hanya memiliki satu anak lebih besar lagi.

Begitu pun, kesedihan yang ditanggung oleh anak tunggal saat ayah atau ibunya yang selama ini membersamai tutup usia. Walaupun masih ada keluarga besar, perasaan sebatang kara tetap begitu kuat. Keluarga besar tidaklah sama dengan seseorang yang hanya dengannya ia menghabiskan hari-hari selama bertahun-tahun.



Satu sisi, menjadi orangtua tunggal atau anak tunggal yang dibesarkan oleh satu orangtua saja merupakan ujian besar dalam hidup. Namun setelah begitu banyak suka dan duka dilalui bersama, keluarga yang sangat kecil ini juga akan menyadari bahwa semua hal ini di dunia ini sesungguhnya anugerah.

Baca Juga: 5 Saran untuk Single Parent Kalau Anak Tiba-Tiba Sakit

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya