Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Akibat Mengambil Risiko atas Dasar Pemikiran Impulsif, Sadari!

ilustrasi berpikir (pexels.com/Athena)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Athena)

Impulsif adalah sikap saat seseorang melakukan suatu hal tanpa pertimbangan matang. Bukan hanya sekali, tapi tindakan ini dilakukan secara berulang. Tidak terkecuali saat dirinya sedang mengambil keputusan jangka panjang.

Sekarang kamu masih bisa tersenyum lega karena belum merasakan dampak secara langsung. Tapi yang namanya mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif tetap membawa akibat. Jika kamu tidak ingin merasakan akibat di bawah ini, mari belajar menghindari kebiasaan berpikir impulsif.

1. Kerugian dari segi finansial

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tindakan yang kamu ambil pasti berkaitan dengan konsekuensi yang harus ditanggung. Tentunya harus diimbangi dengan pola pikir  cermat. Meskipun begitu, beberapa orang justru mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif.

Cara bersikap seperti ini membawa akibat negatif. Keputusan yang diambil berdasarkan pemikiran sesaat bisa memicu kerugian finansial. Kamu membuang banyak sumber daya tanpa hasil yang pasti. Kondisi keuangan yang sudah terpuruk susah untuk dibangun kembali.

2. Menjerumuskan diri ke dalam situasi terburuk

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Liza Summer)

Apa yang akan terjadi saat kamu nekat menghadapi risiko terburuk? Bukannya menyelesaikan hambatan, justru menambah persoalan baru. Di akhir juga bisa menimbulkan penyesalan berlarut-larut.

Apakah kamu tipe orang seperti ini? Menghadapi risiko dengan pemikiran impulsif bukan sikap yang tepat. Kamu justru terjerumus ke dalam situasi tidak diharapkan. Dari satu masalah, turut bercabang menimbulkan tantangan baru.

3. Membuang kesempatan emas yang hadir

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Timur Weber)

Kesempatan emas merupakan peluang besar menuju kesuksesan. Namun seringnya, seseorang kebingungan saat menghadapi peluang tersebut. Sikap yang diambil terkesan tergesa-gesa sampai salah mengambil keputusan.

Untuk kamu yang sering mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif, tanpa sadar sudah membuang kesempatan emas yang hadir. Kamu tidak bisa mempertimbangkan setiap persoalan dengan jernih. Keputusan diambil berdasarkan pemikiran jangka pendek.

4. Keputusan tidak terencana secara tepat

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Timur Weber)

Untuk selangkah lebih maju dibutuhkan keberanian mengambil risiko. Namun yang perlu dicatat, bukan berarti kamu bisa bertindak nekat. Apalagi mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif.

Tahukah kamu konsekuensi yang akan dihadapi? Keputusan tidak terencana secara tepat. Berawal dari satu kecerobohan, bisa membawa dampak fatal. Secara tidak langsung tujuan jangka panjang juga terhambat.

5. Permasalahan bertambah rumit

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Kampus Production)

Ketika permasalahan bertambah rumit, kualitas menjalani hidup turut terganggu. Kamu tidak tahu cara paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Seringkali malah berkonflik dengan orang-orang sekitar.

Kondisi demikian menjadi peringatan bagi kamu yang mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif. Satu persoalan belum selesai, sudah dihadapkan dengan persoalan lain. Banyaknya masalah yang muncul menyita energi, waktu, juga kestabilan mental.

6. Banyak pihak memperkeruh suasana

ilustrasi dipengaruhi orang-orang (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi dipengaruhi orang-orang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dalam upaya menyelesaikan masalah, ada kalanya kita tidak ingin melibatkan orang lain. Karena keberadaan mereka belum tentu membawa dampak positif. Kemungkinan justru memperkeruh keadaan sehingga persoalan tidak kunjung terselesaikan.

Menjadi suatu masalah saat kamu mengambil risiko atas dasar pemikiran impulsif. Banyak pihak yang tidak seharusnya terlibat justru ikut campur persoalan. Kamu merasa tidak nyaman saat diharuskan bertindak di bawah kendali orang lain.

Mengambil risiko seharusnya berdasarkan pemikiran matang. Bukan hanya menuruti pola pikir impulsif. Mengambil risiko dengan cara demikian menimbulkan penyesalan. Seseorang yang dikuasai pemikiran impulsif tidak bisa memikirkan kebaikan dalam jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us