Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daripada Mubazir, 5 Cara Mengurangi Sampah Makanan 

Pexels.com/alex-green
Pexels.com/alex-green

Makanan adalah kebutuhan utama kita untuk bertahan hidup. Tiada hari kita lewatkan tanpa makanan. Sayangnya, disadari atau tidak, kita sering juga membuang-buang makanan. Bukan masalah kita mampu membelinya atau tidak.

Hanya saja, kita juga harus ingat bahwa tak semua orang seberuntung kita. Bisa makan layak dan cukup setiap harinya. Oleh karena itu, mengurangi sampah makanan bisa menjadi wujud syukur kita atas nikmat yang diperoleh. Untuk mengurangi sampah makanan, lima cara sederhana ini bisa langsung dipraktikkan:

1.Jangan menimbun makanan atau bahan makanan di kulkas

Pexels.com/polina-tankilevitch
Pexels.com/polina-tankilevitch

Yuk, cek kulkas di rumah. Masih lumayan longgar atau sudah penuh sesak oleh berbagai makanan maupun bahan makanan? Ada kue, sayuran, buah, dan sebagainya dalam jumlah yang amat banyak sampai mau ditutup saja susah.

Kalau ini terjadi, artinya stok makanan kita sebenarnya sudah melebihi kebutuhan. Makanan dan bahan makanan yang disimpan terlalu lama dalam kulkas tentu akhirnya rusak juga. Rasanya gak enak lagi atau kita sudah ganti selera dan akhirnya terbuang juga.

Maka mulai sekarang, ayo lebih bijaksana dalam membeli makanan dan bahan makanan. Pastikan stok di kulkas sudah hampir habis baru kita membelinya lagi. Selain biar gak mubazir, jelas lebih hemat di kantong.

2.Rencanakan akan makan di rumah atau di luar

Pexels.com/diva-plavalaguna
Pexels.com/diva-plavalaguna

Membuat perencanaan mau makan di mana hari ini penting juga biar kita gak telanjur memasak tetapi gak ada yang memakannya. Sekalipun cuma nasi, kalau sampai basi dan harus dibuang, sayang juga kan?

Bukan berarti kita pelit banget. Namun faktanya gak semua orang bisa membeli beras yang cukup dalam kuantitas maupun kualitas untuk keluarganya. Jadi, sebisa mungkin kita mengurangi makanan yang berakhir di tempat sampah.

Apalagi untuk jenis masakan sayuran. Kalau dipanaskan ulang, kandungan gizinya bisa berubah. Maka penting untuk berkoordinasi dengan anggota keluarga tentang rencana makan ini.

3.Kalau makan di luar, pesan secukupnya saja

Pexels.com/sam-lion
Pexels.com/sam-lion

Hayo, siapa nih yang sering kalap kalau lagi makan di luar? Apa-apa dipesan sampai memenuhi meja dan akhirnya sisa banyak. Bagus jika kita membungkusnya dan memastikan di rumah pun ada yang memakannya.

Jika makanan itu akhirnya dibuang juga, sayang banget. Lebih baik pesan sedikit saja dahulu. Kalau nanti masih ingin memakan yang lain, tinggal pesan lagi. Sama seperti poin 1, selain mengurangi kemungkinan makanan terbuang, juga ramah di kantong.

4.Jika di rumah sedang ada banyak makanan; kirimkan sebagian ke tetangga, saudara, atau teman

Pexels.com/alex-green
Pexels.com/alex-green

Kadang-kadang ada hari ketika kita seperti kebanjiran makanan. Misalnya, kita sudah memasak tetapi ternyata mendapatkan banyak kiriman makanan. Atau, memang sedang ada acara di rumah dan makanan yang disediakan melebihi jumlah orang yang datang.

Apa pun itu, sekiranya makanannya tidak bisa disimpan untuk waktu yang lama; lebih baik segera saja dibagikan sebagian pada tetangga, saudara, atau teman. Pasti akan lebih bermanfaat ketimbang mencoba menghabiskan semuanya sendirian. Nanti bukannya terasa nikmat malah tersiksa karena kekenyangan.

5.Bila tetap ada sisa makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi, bisa untuk pakan hewan atau pupuk

Pexels.com/gustavo-fring
Pexels.com/gustavo-fring

Tentu tidak semua hewan bisa memakan makanan manusia. Jadi, tetap perhatikan ini sebelum asal memberikan sisa makanan pada hewan ya? Sisa nasi misalnya, bisa untuk campuran pakan unggas seperti ayam dan bebek.

Kalau di rumah ada tanaman, sisa makanan bisa juga dimanfaatkan sebagai pupuk. Dengan begini, sisa makanan masih lebih bermanfaat ketimbang dibuang begitu saja

Gak hanya sampah dapur saja, makanan yang gak habis dikonsumsi juga akan berujung terbuang. Kamu bisa meminimalisirnya dengan menerapkan beberapa langkah di atas. Kalau kamu, sudah menerapkan yang mana saja?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us