10 Rekomendasi Kado Buku Berdasar Karakter Calon Penerima
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terpikir untuk membeli buku sebagai kado di momen spesial kerabatmu? Kamu berada di tempat yang tepat, ada sepuluh rekomendasi buku yang bisa dipilih sesuai preferensi dan karakter sang calon penerima. Mulai dari pecinta musik sampai aktivis lingkungan bisa dapat yang mereka mau.
Tak berlama-lama lagi, berikut pedoman untuk berikan kado buku ke kawan atau keluarga terdekatmu.
1. The Storyteller dari Dave Grohl untuk pecinta musik yang doyan baca
Sesuai dengan nama penulisnya, ini adalah buku memoar Dave Grohl yang memulai karirnya sebagai drummer Nirvana kemudian vokalis dan penulis lagu utama di Foo Fighters. Dimulai dari pengalamannya mengidap ADHD sejak kecil di tengah keluarga yang pas-pasan secara ekonomi, petualangan musiknya di usia remaja, hingga akhirnya tergabung dalam Nirvana, kencanduan obat terlarang, masa kelam saat Kurt Cobain ditemukan meninggal, hingga kini berlabel salah satu musisi tersukses di dunia.
Ceritanya cukup komprehensif, tetapi tak membosankan. Ia mencantumkan momen-momen penting dalam hidupnya dengan gaya berpikir reflektif. Buku ini cocok buat pecinta musik yang suka dengan analisa emosional dan psikologis khas musisi.
2. Penggemar budaya Korea wajib baca Pachinko
Selama ini Korea Selatan identik dengan modernisme dan kemajuan teknologi. Siapa sangka di tahun 1920-1940an, Korea jauh berbeda dengan apa yang kita lihat sekarang? Semuanya diungkap secara indah dan realistis lewat jalinan cerita Sunja, seorang perempuan Korea yang hidup di masa pendudukan Jepang.
Menawan sejak awal, Pachinko adalah buku yang tak sudi kamu abaikan sebelum sampai halaman terakhirnya. Walaupun, tebalnya mencapai lebih dari 500 halaman.
3. Everything I Never Told You bisa jadi kado spesial untuk Hari Ibu
Sedang menimbang memberikan buku untuk momen Hari Ibu, coba beberapa karya dari Celeste Ng. Bisa Little Fires Everywhere atau Everything I Never Told You. Keduanya sama-sama membahas isu parenting, terutama dinamika hubungan antara ibu dan anak perempuannya.
Celeste yang keturunan Asia pun banyak mengadopsi budaya Asia dalam karyanya. Meski tak sama persis, beberapa relate dengan kecenderungan orang Indonesia.
4. The Uninhabitable Earth untuk aktivis lingkungan
Dirilis tahun 2017, The Uninhabitable Earth adalah buku yang premisnya sama dengan judulnya. Argumen sang penulis berkutat pada tanda-tanda perubahan iklim yang sering kita remehkan padahal dampaknya besar.
Banyak yang menyandingkannya dengan buku Silent Spring karya Rachel Carson di tahun 1962 yang berusaha mengkritisi penggunaan pestisida. Keduanya sama-sama mengulas argumen mereka dengan dukungan bukti-bukti ilmiah yang membuka mata pembaca.
Baca Juga: Hari Buku Nasional, Penggiat Buku: Beli Buku Asli, Bukan Bajakan
5. Sobatmu yang feminis pasti menikmati Kim Ji Young, Born 1982
Kim Jiyoung, Born 1982 cocok untuk para feminis. Buku ini dibangun dari kehidupan Jiyoung, perempuan usia 30an yang mengalami sindrom pasca melahirkan. Sindrom ini ternyata tak terbentuk begitu saja, tetapi didasari berbagai pengalaman diskriminatif yang ia alami sejak kecil sebagai perempuan.
Editor’s picks
Mirisnya diskriminasi macam itu tak hanya menimpa Jiyoung dan penduduk perempuan di Korea, tetapi hampir seluruh perempuan di dunia. Pedas, bikin geregetan, tetapi penuh poin-poin yang memantik diskusi.
6. All the Lights We Cannot See wajib dicoba penyuka sejarah
Penggemar sejarah terutama Perang Dunia II pasti bakal menikmati novel Anthony Doerr yang satu ini. Tak ada yang bisa menyangkal kalau perang itu hal terburuk yang harus dihadapi manusia, tetapi Doerr berhasil mengimbanginya dengan momen-momen mengharukan di bukunya.
Pembaca akan bertemu dengan dua lakon utama, tentara muda asal Jerman bernama Werner dan perempuan difabel netra asal Prancis, Marie-Laure. Di satu momen singkat mereka akan bertemu sekali dan terakhir kalinya. Namun, bukan itu inti cerita ini. Jalinan kehidupan mereka sebelum bertemu dan sesudahnya bahkan sangat menarik buat dibaca berkali-kali.
7. The Haunting of Hill House untuk pecinta horor
Sedikit beda dari versi adaptasinya di Netflix, novel karya Shirley Jackson ini terdiri dari empat lakon yang tidak memiliki hubungan darah. Namun, dua penjaga rumah yang diceritakan tak sudi masuk ke rumah itu di malam hari dipertahankan.
Inti dari novel Jackson adalah membuat pembaca kebingungan membedakan mana yang halusinasi, kejadian supernatural, dan kenyataan. Bacaan yang menegangkan dan cerdas, penggemar horor pasti suka.
8. Into Thin Air untuk penikmat literatur non-fiksi
Jon Krakauer adalah jurnalis dan pecinta gunung. Ia kemudian terinspirasi menulis buku Into Thin Air berdasarkan kesaksiannya sebagai penyintas sebuah tragedi mematikan di Gunung Himalaya di tahun 1990an. Meskipun bukan pendaki, penikmat non-fiksi bakal betah membaca karya satu ini.
Terlepas dari beberapa kontroversi tentang kesaksiannya yang ditolak salah satu pemandu di pendakian mematikan itu, banyak argumen dan pemikiran menarik Krakauer yang seru untuk ditanggapi dan didiskusikan. Termasuk pendapatnya tentang mengapa orang rela melakukan kegiatan berbahaya macam pendakian gunung.
9. Piranesi untuk penggemar genre fantasi
Piranesi rilis tahun 2021 ini dan jadi buku tersukses Suzana Clarke. Novel fantasi ini berlatarkan sebuah dunia di luar realitas di mana seorang makhluk bernama Piranesi tinggal. Selama ini ia menganggap kehidupannya sudah sempurna sampai ia menemukan bahwa ada dunia di luar bangunan yang ia tinggali.
Dirilis saat orang masih harus karantina mandiri karena pandemik, banyak yang merasa bahwa Clarke seakan menggambarkan perasaan orang-orang yang terkurung di rumah.
10. Dear Emmie Blue untuk si hopeless romantic
Tentu genre komedi romantis tak boleh ketinggalan. Kamu bisa memilih Dear Emmie Blue sebagai kado buat sobatmu yang hopeless romantic. Cerita dimulai dengan Emmie yang menemukan sahabat saat ia mengirim balon merah berisi surat.
Selama ini ia menaruh hati pada sang sahabat, tetapi justru ditolak secara tak langsung saat si dia meminta Emmie menjadi pendamping pernikahannya. Sedari awal sudah menarik, twist-nya bikin meleleh, ditambah unsur gerakan #MeToo yang bikin ceritanya mengena. Ini bacaan wajib buat penikmat novel romantis.
Buat para pecinta literatur, kado berupa buku pasti jadi sumber kebahagiaan tersendiri. Namun, kadang kamu takut mereka sudah punya buku yang hendak dijadikan hadiah. Untuk menghindari insiden seperti ini, boleh coba tanya mereka tentang buku yang kamu sasar. Selamat memilih buku terbaik untuk kado.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku yang Dibaca KPop Idol, Catat Daftarnya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.