Fakta Bahwa Kebiasaan Buruk Menghadirkan Kepuasan Instan

Seringkali kita menganggap kebiasaan buruk sebagai suatu hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Bahkan lebih memilih bertahan dalam kebiasaan buruk daripada berbenah. Kita seperti tutup mata atas konsekuensi yang akan dihadapi.
Padahal, kebiasaan buruk dapat menghadirkan kepuasan instan. Rasa senang dan bahagia hanya berlangsung dalam waktu sementara. Namun demikian, banyak orang tidak menyadari situasi tersebut. Padahal semuanya sudah tergambar jelas melalui deretan fakta berikut.
1. Kebiasaan buruk membuat seseorang enggan berusaha

Sejatinya banyak kebiasaan buruk yang harus segera diperbaiki. Tapi tidak sedikit orang yang memilih tutup mata atas kondisi tersebut. Mereka terlanjur menikmati kebiasaan buruk yang sudah menjadi budaya. Bahkan tidak sungkan mengakui rasa enggan untuk berbenah.
Ternyata kebiasaan buruk justru menghadirkan kepuasan instan. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa kebiasaan buruk tidak membutuhkan banyak usaha. Seolah mudah dilakukan tanpa harus menguras konsentrasi. Namun, jenis kepuasan ini juga akan menghilang dalam waktu singkat.
2. Cenderung merasa bangga berlebihan setelah melakukan tindakan tersebut

Kebiasaan buruk pasti menghadirkan konsekuensi ke depannya. Seharusnya kita bisa menyadari situasi ini dengan bijaksana. Termasuk memahami bahwa kebiasaan buruk justru menghadirkan kepuasan instan. Tentu ada beberapa hal yang turut menjadi fakta.
Di antaranya perasaan bangga setelah melakukan tindakan tersebut. Rasa bangga ini muncul sebagai simbol dari kepuasan tanpa perlu bersusah payah. Adakalanya perasaan bangga terlalu berlebihan sehingga seseorang tidak termotivasi meraih pencapaian yang lebih baik lagi.
3. Menawarkan pelarian dari ketidaknyamanan

Sejatinya memulai hal-hal buruk terlihat lebih mudah. Dan situasi menjadi rumit ketika seseorang harus belajar disiplin dan berbenah. Tentu menjadi fenomena yang unik untuk diamati. Ternyata ini menjadi fakta penting dari kebiasaan buruk yang menghadirkan kepuasan instan.
Kebiasaan buruk menawarkan pelarian dari ketidaknyamanan. Contohnya saat sedang stres atau merasa kecewa. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, seseorang memiliki sarana untuk melampiaskan emosi. Tapi di sisi lain, kepuasan ini akan cepat terasa hambar.
4. Menguatkan pola ketergantungan

Seberapa sering kamu melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk? Atau malah menjadi budaya yang dibiarkan mengakar kuat? Sekarang saatnya merenungkan kembali bahwa kebiasaan buruk ternyata menghadirkan kepuasan instan.
Hal ini turut didukung oleh fakta bahwa kebiasaan buruk menguatkan pola ketergantungan. Saat kita mendapatkan reward yang cepat, otak mencatatnya sebagai aktivitas yang menyenangkan dan mengingatnya untuk dilakukan kembali. Semakin sering dilakukan, semakin kuat pula pola ketergantungan tersebut.
5. Memanfaatkan rasa bosan dan kecemasan

Mungkin kamu merasa heran dengan orang yang cenderung mempertahankan kebiasaan buruk. Bahkan mereka terang-terangan mengakui tidak mau berbenah. Tanpa disadari jika kebiasaan buruk justru menghadirkan kepuasan instan. Hal ini turut ditunjukkan oleh beberapa fakta.
Salah satunya memanfaatkan rasa bosan atau kecemasan. Contohnya setelah menjalani rutinitas yang sama setiap hari. Kebiasaan buruk seringkali dimulai karena didominasi oleh perasaan jenuh dan monoton. Tentu ini menjadi tantangan yang tidak mudah.
Entah disadari atau tidak, pada faktanya kebiasaan buruk menghadirkan kepuasan instan. Kita tumbuh menjadi individu yang enggan berusaha. Sekaligus terpaku kuat dengan pola ketergantungan. Mengetahui sejumlah fakta di atas, yakin kamu tidak ingin mengubah kebiasaan buruk yang masih ada?