5 Hal yang Selalu Dijaga Orang Bijak, Pandai dan Berhati-hati

Orang yang bijaksana adalah mereka yang berpikiran tajam, punya kepekaan perasaan, dan hati-hati dalam bertindak. Tidak ada orang yang terlahir sudah dengan kebijaksanaan dalam diri. Sifat bijaksana terbentuk oleh didikan dan pengalaman hidup.
Usia tidak berpengaruh banyak pada kebijaksanaan seseorang. Orang yang bijaksana juga bisa berbuat salah. Hanya saja, kesungguhannya dalam menjaga kelima hal di bawah ini mampu menghindarkannya dari banyak keburukan.
1. Ucapan

Orang bijak sadar betul tentang ketidakmampuannya mengendalikan perkataan orang lain. Akan tetapi, ia punya kontrol yang sangat besar atas apa-apa yang akan diucapkannya. Dia mengerti bahwa tidak semua hal yang diketahuinya perlu disampaikan pada orang lain.
Apalagi menyangkut hal-hal yang mestinya dirahasiakan, sifatnya masih dugaan, serta perkataan-perkataan buruk. Seseorang dengan sifat bijaksana paham betul bahwa ucapan seperti senjata yang dapat digunakan untuk mengalahkan musuh. Namun, bisa pula membinasakan diri kalau dia tidak berhati-hati.
2. Perbuatan

Ucapan saja dijaga, apalagi perbuatan. Perkataan yang tak terkontrol bisa menyakiti hati orang lain. Sementara itu, perilaku yang buruk menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada rasa sakit hati. Misalnya, perilaku korupsi yang menyengsarakan banyak orang.
Potensi kerugian orang lain seperti inilah yang berusaha diantisipasi oleh seorang yang bijaksana. Ia memang tidak bisa menghapus seluruh kejahatan di muka bumi ini. Namun, paling gak keburukan itu tak berasal dari perbuatannya.
3. Sikapnya ketika dua orang berkonflik

Perbuatan sendiri dikontrol. Lebih-lebih ketika terjadi konflik di antara dua orang di sekitarnya. Orang yang bijaksana akan makin meningkatkan kehati-hatiannya dalam bersikap.
Ia menghindari kesan memihak salah satu di antara orang-orang yang berselisih. Dia hanya berpihak pada kebenaran. Caranya bukan dengan bersikap terlalu keras pada orang yang salah.
Akan tetapi, cukup menunjukkan kebenaran itu dan membuat orang yang keliru menyadari kesalahannya. Ada konsekuensi yang mungkin harus ditanggung orang yang bersalah. Namun, orang bijak tidak akan bersikap menghakiminya apalagi menutup kesempatannya memperbaiki diri.
4. Kepercayaan yang diberikan padanya

Dengan kebijaksanaan yang dimilikinya, banyak orang datang untuk memercayakan sesuatu padanya. Seperti curahan hati yang menyangkut aibnya atau menitipkan berbagai barang berharga. Semua bentuk kepercayaan orang ini aman di tangan si bijaksana.
Dia tidak pernah punya keinginan untuk mengambil keuntungan dari rasa percaya orang kepadanya. Di satu sisi ia jujur, di sisi lain dia tahu kapan perlu menjaga suatu kepercayaan buat diri sendiri. Apabila orang bijaksana diserahi tanggung jawab besar seperti jabatan, ia pun bakal menjalankannya sebaik mungkin.
5. Pikirannya tentang orang lain

Orang yang bijaksana tidak berusaha menyetir pikiran orang lain tentang dirinya. Oleh sebab itu, ia tak pernah repot-repot melakukan pencitraan untuk mendapatkan penilaian positif dari siapa pun. Dia gak mencemaskan pikiran orang lain padanya.
Ia justru lebih mewaspadai pikirannya terhadap orang lain. Jangan sampai dia berpikir buruk pada siapa saja tanpa dasar yang jelas. Daripada ia terjebak pikiran negatif, mending berbaik sangka atau langsung meminta konfirmasi pada yang bersangkutan.
Siapa saja bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana. Bahkan, kebijaksanaan orang yang masih muda dapat mengalahkan orang yang lebih tua. Caranya dengan terus belajar, membuka pikiran, mau berintrospeksi, serta menurunkan ego.