4 Perbedaan Sikap Galak dan Tegas sebagai Orangtua

- Orangtua tegas berbasis aturan, galak berbasis emosi
- Tegas menghargai, galak meremehkan anak
- Tegas membangun kepercayaan, galak menimbulkan ketakutan
Sebagai orangtua membimbing anak agar memiliki perilaku yang baik untuk merupakan pendekatan yang tepat. Namun, ternyata masih banyak orang tua yang belum bisa membedakan antara cara untuk bersikap tegas dengan bersikap galak dalam mendidik anak, padahal keduanya jelas memiliki dampak yang sangat berbeda untuk tumbuh kembangnya nanti.
Sikap tegas bisa menumbuhkan rasa hormat dan kedisiplinan, sedangkan sikap galak justru hanya akan menimbulkan rasa takut dan jarak emosional antara anak dan juga orangtua. Oleh sebab itu, penting untuk memahami beberapa perbedaan mendasar berikut ini antara kedua sikap tersebut agar pola asuh tetap terasa positif dan juga mendukung tumbuh kembang anak secara sehat.
1. Tegas berbasis aturan, galak berbasis emosi

Orangtua yang tegas biasanya akan menetapkan aturan yang jelas dan masuk akal, kemudian lebih konsisten dalam menegakkannya dengan cara yang rasional dan juga tetap tenang. Sementara untuk orangtua yang galak biasanya akan cenderung bereaksi secara spontan dan emosional tanpa menjelaskan alasan dari setiap larangan atau pun perintah yang diberikan.
Sikap tegas dapat membuat anak mengerti batasan dengan logika dan juga penjelasan yang ada, sehingga mereka akan belajar caranya disiplin secara sadar. Sebaliknya sikap galak membuat anak mematuhi karena takut, bukan karena memahami apa yang baik dan apa yang salah, sehingga proses belajarnya pun menjadi tidak sehat ke depannya nanti serta rentan terulang kembali.
2. Tegas menghargai, galak meremehkan anak

Orangtua yang tegas tetap mendengarkan pendapat anak dan memberi ruang untuk diskusi, meski keputusan akhir tetap di tangan orangtua. Mereka tentu menghormati perasaan anak tanpa mengorbankan batasan dan juga prinsip yang telah ditetapkan sebelumnya, sebab hal inilah yang memang harus menjadi perhatian penting.
Berbeda dengan orangtua galak yang mungkin cenderung sering memotong pembicaraan, meremehkan perasaan anak, bahkan menggunakan kata-kata kasar yang terdengar menyakitkan. Hal ini jelas dapat melukai harga diri anak dan juga membuat mereka rentan merasa tidak dihargai dalam keluarganya sendiri.
3. Tegas membangun kepercayaan, galak menimbulkan ketakutan

Ketegasan yang konsisten dari orangtua ternyata akan membuat anak tetap merasa aman karena tahu apa yang diharapkan dan apa yang menjadi konsekuensi jika aturan tersebut sampai dilanggar. Anak akan percaya bahwa orangtuanya adil dan bisa diandalkan dalam mengarahkan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sebaliknya orangtua yang galak cenderung tidak konsisten dan mudah sekali mengalami perubahan sikap, sehingga hal inilah yang membuat anak merasa bingung dan takut untuk berbuat salah. Akibat dari hal ini akan membuat hubungan emosional antara anak dan orangtua menjadi lebih renggang karena lebih dilandasi oleh rasa takut ketimbang kepercayaan yang mendalam.
4. Tegas menuntut perilaku galak, mengendalikan dengan paksaan

Sikap tegas memiliki tujuan penting untuk membimbing anak menuju perilaku yang lebih baik melalui adanya proses pembelajaran yang bersifat mendidik. Coba ajak anak untuk memahami terkait sebab akibat dari setiap tindakan yang mereka lakukan dan bagaimana caranya mengambil keputusan yang lebih tepat di kemudian hari.
Berbeda dengan sikap galak yang mungkin hanya terfokus pada kepatuhan tanpa memerlukan setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak. Pada situasi ini justru anak akan terkesan dipaksa untuk mengikuti aturan dengan cara menakut-nakuti atau pun menghukum tanpa diberikan penjelasan yang masuk akal, sehingga ia tidak memahami terkait makna dari peraturan tersebut.
Membedakan antara tegas dan galak merupakan langkah penting dalam membangun pola asuh yang sehat dan penuh dengan empati. Ketegasan diperlukan untuk mendidik, namun tetap harus disampaikan dengan rasa hormat dan penuh kasih sayang yang tulus pada anak. Ingatlah bahwa anak bukan hanya perlu diarahkan, namun juga harus didengarkan dan dipahami agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan berkarakter positif!