5 Tanda Kamu Terjebak dalam Echo Chamber di Media Sosial

- Mengiyakan sejumlah pertanyaan yang menjurus pada echo chamber
- Linimasa kamu dipenuhi oleh pendapat atau keyakinan yang sama
- Merasa gak terima menghadapi pendapat yang berbeda karena kurang eksposur
Echo chamber secara harfiah berarti ruang gema. Fenomena echo chamber adalah kondisi ketika orang hanya mau menerima informasi yang bisa menguatkan pendapat maupun perspektif mereka. Kalau kamu mengalami ini, kamu jadi susah untuk melihat dan mempertimbangkan suatu hal dari sudut pandang yang berbeda.
Di media sosial, echo chamber merupakan fenomena yang umum terjadi. Kenapa? Karena orang bisa dengan cepat menemukan orang-orang yang sepandangan dengan mereka. Algoritma media sosial juga menciptakan informasi yang mampu menyaring pandangan berlawanan. Echo chamber terbilang bahaya. Echo chamber menjadikan seseorang terhambat untuk berpikir kritis, rasional, dan sampai memecah belah kelompok. Oleh karena itu, kamu perlu mengenali tanda-tanda echo chamber di media sosial.
1. Mengiyakan sejumlah pertanyaan yang menjurus pada echo chamber

Dilansar laman Binus University, ada sejumlah pertanyaan yang bisa kamu ajukan pada diri sendiri untuk mengetahui apakah kamu terjebak dalam echo chamber. Kalau kamu banyak mengiyakan pertanyaan tersebut, ada kemungkinan kamu mengalami fenomena echo chamber. Sejumlah pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut.
Apakah kamu hanya mencari dan melihat informasi yang sesuai dengan pandangan atau keyakinanmu?
Apakah kamu mengesampingkan informasi yang bersifat oposisi?
Apakah kamu hanya fokus pada masalah, isu, atau kelompok dengan pandangan yang sejalan denganmu?
Apakah kamu berlaku defensif terhadap pandangan dan pendapat sendiri?
2. Linimasa kamu dipenuhi oleh pendapat atau keyakinan yang sama

Fitur algoritma dalam media sosial itu melacak apa yang kamu minati dan sukai. Namun, tanpa mempertimbangkan aspek lainnya. Inilah kenapa saat kamu terbiasa melihat informasi tertentu, kamu jadi sulit menemukan informasi yang berbeda. Algoritma itu akan terus memprioritaskan konten kamu.
Kalau linimasa media sosialmu selaras dengan pandangan maupun keyakinanmu sendiri, hal ini dapat mengartikan bahwa kamu mengalami echo chamber. Terus, bagaimana solusinya? Salah satu hal yang bisa kamu lakukan adalah dengan gak hanya berinteraksi di satu lingkup informasi. Kamu bisa berinteraksi dengan konten berbeda atau mengikuti akun media sosial yang beragam untuk memperluas sudut pandang. Dengan interaksi ini, kamu bisa menunjukkan pada algoritma media sosialmu bahwa kamu tertarik dengan keragaman.
3. Merasa gak terima menghadapi pendapat yang berbeda karena kurang eksposur

Karena terbiasa menerima informasi serupa dan hanya mau menerima pandangan yang sejalan, kamu jadi gak terima kalau ada pengguna internet yang punya pendapat berbeda denganmu. Kamu berlaku defensif terhadap pendapat dan keyakinanmu sendiri. Bagimu, itu sudah yang paling benar. Pikiranmu gak dikasih kesempatan untuk melihat suatu hal dari sudut pandang lain. Kamu menjadi stuck.
Kalau pikiranmu sudah tertutup, kamu tentu akan kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Hal ini juga bisa membatasi kemampuan kamu dalam berpikir kritis dan adaptif. Padahal, dunia gak sesempit itu, loh.
4. Sering melakukan serangan pribadi

Sering melakukan serangan pribadi seperti dalam diskusi online merupakan salah satu dampak negatif kamu kurang eksposur. Kenapa? Sebab, saat kamu hanya menerima informasi yang sejalan denganmu, kamu langsung mendiskreditkan informasi di luar keyakinanmu. Ketidakpercayaan terhadap pandangan yang berbeda bisa berbahaya loh dalam sebuah kelompok ataupun komunitas, gak hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata.
Hal ini mendorong kamu bersikap impulsif dan ekstrem. Kalau sudah begini, melakukan serangan pribadi bukan lagi dianggap sebagai suatu hal yang negatif, melainkan sudah seperti keharusan karena merupakan strategi yang efektif untuk melawan dan mempertahankan keyakinan.
5. Kerap berbagi informasi tanpa melakukan cek fakta

Tanda lainnya kamu terjebak dalam echo chamber adalah sering membagikan informasi tanpa memeriksa terlebih dahulu kebenarannya. Khususnya jika informasi itu sesuai dengan pandangan maupun kepercayaan pribadimu. Ketika kamu memperoleh informasi baru yang cocok dengan keyakinanmu itu, kamu langsung menerimanya tanpa perlu verifikasi lebih lanjut.
Pikirmu, “Untuk apa verifikasi? Toh memang sudah benar informasi ini kok”. Padahal, mungkin saja informasi yang kamu terima gak sepenuhnya akurat dan mengandung bias. Namun, mau bukti sekuat apa pun, kamu cenderung menolak dan mengabaikannya.
Kalau kita sudah terjerumus ke dalam echo chamber, sulit untuk kita melihat suatu hal dari sudut pandang berbeda. Sebab, kita hanya mengandalkan pandangan maupun keyakinan kita sendiri. Hal ini tentu bahaya, bukan. Jadi, yuk mulai ikuti berbagai macam sumber berita, memahami perspektif yang berbeda, serta bersikap terbuka terhadap diskusi!