Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sinyal Hubungan Kalian Cuma Transaksional, Hati-hati!

Ilustrasi sedang berbincang (Pexels.com/Inga Seliverstova)
Intinya sih...
  • Hubungan transaksional jarang bertahan lama karena terasa hambar tanpa keuntungan.
  • Hitung-hitungan dalam hubungan bukan hanya soal uang, tapi juga waktu, tenaga, dan perhatian.
  • Komunikasi yang dangkal dan formalitas kosong bisa menjadi tanda hubungan transaksional.

Dalam hubungan, kita pasti berharap bisa saling mendukung, berbagi kasih sayang, dan tumbuh bareng. Tapi gak semua hubungan dibangun atas dasar itu. Ada juga yang diam-diam cuma jalan karena salah satu atau bahkan keduanya merasa ada “keuntungan” yang bisa didapat. Entah itu materi, status, koneksi, atau sekadar kenyamanan semu. Hubungan kayak gini sering disebut sebagai hubungan transaksional.

Masalahnya, hubungan yang dasarnya transaksional itu jarang bertahan lama. Karena begitu “keuntungan” tadi gak ada, ya habis juga rasa pedulinya. Kalau kamu merasa hubunganmu mulai hambar atau ada yang gak beres tapi gak tahu apa, bisa jadi kamu lagi terjebak di hubungan semacam ini. Yuk, kenali empat sinyal paling umum yang bisa jadi tanda kalau hubungan kalian cuma transaksional.

1. Semua hal selalu dihitung-hitung

Ilustrasi sedang berbincang (Pexels.com/Kindel Media)

Kalau setiap kali kalian jalan bareng, belanja, atau bahkan ngobrol aja kayak ada “timbal baliknya”, itu udah tanda merah. Dalam hubungan yang sehat, memberi dan menerima itu harusnya mengalir aja, bukan dihitung kayak neraca keuangan. Tapi kalau pasanganmu selalu ngungkit-ngungkit apa yang udah dia lakukan buat kamu, atau kamu sendiri ngerasa gak enak kalau belum “balas” kebaikannya, bisa jadi hubungan kalian udah berubah jadi transaksional.

Bahkan, kadang gak selalu soal uang. Bisa juga soal waktu, tenaga, bahkan perhatian. Misalnya, kamu cuma dapat pelukan manis pas lagi bantuin dia sesuatu, atau dia baru chat panjang lebar setelah kamu transfer sesuatu. Duh, hati-hati. Karena kalau semuanya didasari hitung-hitungan, di mana letak tulusnya? Cinta bukan soal siapa ngasih lebih banyak, tapi tentang mau ada buat satu sama lain tanpa perlu ditagih.

2. Kehadiranmu cuma penting saat dia butuh sesuatu

Ilustrasi datang untuk meminta bantuan (Pexels.com/RDNE Stock project)

Pernah gak sih kamu ngerasa dicari cuma pas pasanganmu butuh bantuan? Misalnya, dia lagi stres kerjaan, lagi bokek, atau lagi butuh tempat curhat. Tapi giliran kamu yang butuh bahu buat bersandar, dia malah susah dihubungi, ngeles sibuk, atau jawabnya sekenanya. Kalau itu sering kejadian, bisa jadi kamu cuma jadi “fungsi” dalam hidupnya, bukan benar-benar “pasangan”.

Hubungan kayak gini jelas gak sehat. Karena satu pihak terus-menerus ngasih, sementara pihak lain cuma datang pas perlu. Ini bukan hubungan, tapi lebih mirip kontrak kerja yang gak ada gajinya. Kalau kamu terus bertahan, lama-lama capek sendiri. Jadi coba refleksi, kamu masih bareng karena cinta, atau karena udah kebiasaan “dipakai”?

3. Jarang ada obrolan yang mendalam

Ilustrasi cemburu (Pexels.com/Budgeron Bach)

Coba kamu pikir-pikir lagi, kapan terakhir kali kalian ngobrol dari hati ke hati? Bukan cuma soal rencana weekend, belanja bulanan, atau kerjaan masing-masing. Tapi soal perasaan, mimpi, atau ketakutan yang kalian alami. Kalau obrolan kalian selalu dangkal dan cuma sebatas permukaan, itu juga bisa jadi tanda hubungan kalian transaksional.

Biasanya, dalam hubungan transaksional, komunikasi hanya terjadi kalau ada keperluan. Gak ada waktu buat basa-basi yang menyentuh jiwa. Padahal, koneksi emosional itu penting banget lho dalam sebuah hubungan. Kalau kalian gak bisa saling terbuka dan ngobrol dengan jujur, hubungan itu cuma jadi formalitas yang kosong. Dan kalau kamu udah gak bisa jadi diri sendiri di hadapan pasangan, buat apa dilanjut?

4. Kamu ngerasa hampa meski masih bareng dia

Ilustrasi galau (Pexels.com/Liza Summer)

Ini sinyal paling halus tapi paling bikin nyesek. Kamu masih dalam hubungan, tapi gak ngerasa “terhubung”. Semua terasa datar, hambar, dan cuma jalan aja karena udah kebiasaan atau karena kamu takut sendirian. Padahal, hubungan yang sehat harusnya bikin kamu ngerasa hidup, didukung, dan dicintai apa adanya.

Kalau setiap kali ketemu dia kamu justru ngerasa lelah, gak dihargai, atau malah ngerasa jadi beban, itu alarm besar. Bisa jadi kamu cuma mempertahankan hubungan karena ada “keuntungan” yang udah terlalu lama kamu nikmati. Tapi kalau itu gak bikin kamu bahagia, buat apa dipertahanin? Kadang, melepaskan yang kelihatan nyaman tapi kosong, jauh lebih baik daripada bertahan di tempat dan bikin kamu kehilangan diri sendiri.

Memang, gak hubungan bisa dibangun di atas cinta doang. Tapi kalau hubunganmu cuma dijalani karena untung-rugi dan gak ada ruang untuk ketulusan, kamu perlu hati-hati. Hubungan transaksional mungkin terasa “cukup” di awal, tapi lama-lama bisa bikin kamu hampa dan kehilangan arah. Jadi, jangan takut buat evaluasi hubunganmu sendiri. Karena kamu pantas dapatin hubungan yang saling mendukung, bukan cuma saling memanfaatkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us