10 Media Daring Paling Inklusif pada Kelompok Marginal Versi Remotivi

Jakarta, IDN Times - Remotivi memberikan skor terhadap sepuluh media daring untuk pemberitaan mereka terkait empat kelompok marginal sepanjang 2019.
Rapor itu didasari, 1.938 artikel dari 10 media yang diteliti Remotivi sejak 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2019. Penilaian diakumulasikan dari skor Indeks Media Inklusif (IMI) yang berdasarkan aspek standar jurnalisme dan afirmasi media.
1. IMI membatasi risetnya terhadap sepuluh media daring

Empat kelompok marginal tersebut adalah disabilitas, perempuan dalam kekerasan, keragaman gender dan seksualitas, dan komunitas religius.
Sebagai studi awal, IMI membatasi risetnya terhadap sepuluh media daring yang dipilih berdasarkan ragam kepemilikan media, popularitas di Alexa.com, dan ragam karakter media.
2. Remotivi menobatkan Tirto.id sebagai media paling inklusif

Remotivi menobatkan Tirto.id sebagai media paling inklusif terhadap: kelompok disabilitas, perempuan dalam kekerasan, keragaman gender dan seksualitas, dan komunitas religius.
Tirto.id mendapatkan skor 7,14. Secara berurutan media lainnya yaitu: Tempo.co (6,75), Republika.id (6,67), CNNIndonesia.com (6,51), Kompas.com (6,40), Liputan6.com (6,34), Detik.com (6,22), Suara.com (6,07), Okezone.com (5,86), dan Tribunnews.com (5,77).
4. Tempo.co menjadi peringkat pertama klaster disabilitas

Namun bila dilihat hanya pada klaster disabilitas, Tempo.co menjadi peringkat pertama dengan skor 7,16, disusul Tirto.id dan Republika.co.id mendapat skor 7,07 dan 6,76.
Keunggulan Tempo.co karena memiliki rubrik khusus disabilitas, riset ini berasumsi bahwa mutu berita punya korelasi dengan ketersediaan rubrik khusus.
4. Sepuluh media belum berupaya menghadirkan suara kelompok marginal

Laporan Riset Indeks Media Inklusif secara umum, sepuluh media yang diteliti dalam riset ini belum cukup berupaya menghadirkan suara kelompok marginal yang sedang diberitakan.
Riset ini menunjukkan bahwa narasumber non-marginal diberikan ruang sebesar 80,8 persen, sementara narasumber marginal hanya 18,7 persen (ada 0,5 persen narasumber yang tak teridentifikasi profilnya).
Padahal, memberikan ruang bagi narasumber marginal berkorelasi dengan tone berita: narasumber marginal cenderung memberikan tone positif sebanyak 78,6 persen,
sementara narasumber non-marginal hanya memberikan tone positif sebanyak 36,1 persen.
Artinya, semakin banyak ruang disediakan bagi kelompok marginal yang dibicarakan dalam berita, semakin baik tone berita bersangkutan.