2 Pemuda Mimika Tewas Ditembak TNI, Pelaku Diminta Diadili Nonmiliter

Jakarta, IDN Times - Dua anak muda di Kabupaten Mimika, Papua, diduga menjadi korban penembakan hingga tewas oleh aparat keamanan. Dua korban itu adalah Ronny Wandik (21) dan Eden Armando Bebari (19). Eden merupakan mahasiswa semester tiga jurusan Teknik Komputer, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Ayah Eden, Demi Bebari mengatakan, dua korban merupakan warga sipil. Mereka juga bukan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Dia pun menyayangkan peristiwa penembakan itu terjadi. Bahkan, kronologi kejadian seakan diputar balikkan.
“Di situ dijelaskan ada barang bukti ada rokok, ada amunisi, gelang KKB, ada senapan molo, senjata laras panjang. Itu semua tidak benar sama sekali. Karena anak ini baru umur 19 tahun. Anak ini sedang kuliah, dia tidak mengerti dengan hal-hal macam begini,” kata Demi seperti dikutip dari jubi.co.id, Rabu (15/4).
1. Saat kejadian, Eden tidak bersama keluarganya

Saat dihubungi reporter Jubi pada pukul 15.20 WIT, Demi bersama istrinya telah tiba di Timika, Kabupaten Mimika, menuju Rumah Sakit Umum Timika. Sebelumnya, mereka berangkat dari Sentani, Kabupaten Jayapura, menggunakan pesawat milik TNI AU.
Demi bercerita, sejak pelarangan penerbangan bagi penumpang diterapkan di Papua, dia bersama istrinya berada di Kabupaten Jayapura. Keluarga ini terpaksa berpisah dengan empat anaknya yang ada di Kuamki Lama, Timika. Eden adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Eden memiliki dua kakak perempuan dan seorang adik perempuan.
2. Eden dan Ronny ditembak saat tengah mencari ikan

Demi Bebari menjelaskan, Eden anak yang ceria. Dia suka memancing ikan setiap kali pulang dari Tangerang ke Timika untuk berlibur. Menurut Demi, Eden dan Ronny ditembak ketika mencari ikan pada Senin (13/4).
“Dia selalu pergi cari ikan untuk adiknya, saudara-saudaranya di rumah,” kata Demi dengan suara terbata-bata.
“Tapi, ternyata apa yang terjadi, aparat harus bertanggung jawab dalam kasus itu. Mereka, bukan (anggota) kelompok bersenjata. Mereka hanya anak kecil, mereka anak sekolah, anak kuliahan. Hanya dia (Eden) satu-satunya anak laki-laki saya, cuma satu itu. Semua ini karena pasukan organik yang datang ke sini, seharusnya mereka mengerti (kebiasaan) masyarakat di sini,” sambung Demi, sambil menangis.
3. Orangtua korban mendesak pelaku penembakan diadili ke pengadilan sipil

Demi mengatakan, dia bersama keluarga akan bertemu dengan pimpinan aparat keamanan Mimika. Mereka ingin meminta pertanggung jawaban atas tindakan aparat terhadap putra semata wayangnya. Eden, kata Demi, baru genap 20 tahun pada 29 Agustus 2020.
“Saya minta pelakunya ditangkap dan diserahkan ke pengadilan sipil. Saya tidak mau (pelaku diadili) di pengadilan militer. Saya (juga) minta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia melakukan penyelidikan dan penyidikan,” kata Demi.
4. Dua korban penembakan sudah dimakamkan

Sementara, dilansir dari suarapapua.com, jenazah Eden dan Ronny telah dimakamkan pada Rabu (15/4) pukul 13.17 WIT. Keduanya ditembak mati aparat di MP 34 areal PT Freeport Indonesia, ketika hendak memancing ikan.
IDN Times mencoba menghubungi Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi atas peristiwa ini, namun hingga kini keduanya belum merespons.