3 Alasan JK Disambangi Airlangga, Cak Imin dan Prabowo Subianto

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla disambangi Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad, menilai kedatangan tiga ketum Parpol itu menunjukkan peran penting JK untuk menyusun strategi politik menuju Pemilu 2024.
“Meski saat ini tidak memiliki jabatan kuat di partai politik, JK memiliki 3 jenis kekuatan politik yang diperlukan atau dapat memberikan manfaat bagi para ketua umum parpol yang saat ini masih galau dalam penyusunan koalisi maupun penentuan pasangan Capres-Cawapres jelang Pilpres 2024,” kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/4/2023).
1. Sikap dan pendapat JK mempengaruhi arah kebijakan politik

Pertama, JK merupakan mantan ketua umum Partai Golkar. Ia memiliki banyak loyalis yang sejalan dengan gaya, visi dan model kepemimpinan JK. Sikap dan pendapat JK memang tidak akan secara langsung berdampak pada arah orientasi politik organisasi partai Golkar.
“Namun sikap dan pendapat JK sangat potensial mempengaruhi arah kebijakan politik yang akan diambil oleh pimpinan Golkar, termasuk dalam menentukan arah koalisi maupun pasangan Capres-Cawapres untuk menghadapi Pilpres mendatang,” ujar dia.
2. JK berpengalaman dalam 2 pemerintahan

Kedua, JK merupakan satu-satunya tokoh parpol di Indonesia yang pernah menduduki jabatan sebagai Cawapres dalam dua pemerintahan yang berbeda. Di era periode pertama pemerintahan Presiden SBY dan di era periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi.
Pengalaman JK menjadi Cawapres SBY 2004 dan Cawapres Jokowi 2014 menandakan JK memiliki tiga pengalaman berharga.
Pertama, dalam menyusun dan mengelola koalisi parpol untuk mendukung pasangan capres-cawapres. Kedua, pengalaman dalam memenangkan pertarungan Pilpres 2004 dan 2014 dan ketiga, pengalaman dalam mengelola Pemerintahan bersama presiden terpilih periode 2004-2009 dan 2014-2019.
“Tiga jenis pengalaman JK tersebut jelas menjadi pengetahuan yang berharga bagi para ketua umum partai yang saat ini masih galau untuk merumuskan blok koalisi yang solid maupun untuk menentukan pasangan Capres-Cawapres yang dapat mereka usung dan menangkan dalam kampanye Pilpres 2024 mendatang,” kata Nyarwi.
3. JK memiliki jaringan ekonomi dan bisnis

Ketiga, JK juga merupakan sosok pengusaha yang tidak hanya mengerti dunia bisnis, namun juga berpengalaman dalam dunia politik. Sebagai pengusaha, JK memiliki beragam jenis jaringan ekonomi dan bisnis.
Kedua jenis jaringan ini tidak hanya berguna ketika masing-masing ketua umum parpol yang saat ini masih galau menyusun blok koalisi dan mengusung pasangan capres-cwapres untuk didaftarkan ke KPU saja.
Kedua jenis jaringan tersebut juga diperlukan ketika masing-masing parpol, caleg dan capres-cawapresnya memasukan periode kampanye bertarung untuk memangkan pemilu dan bahkan ketika mereka memenangkan Pileg dan Pilpres 2024 sekalipun.
“Siapapun yang menjadi pemenang Pileg dan Pilpres 2024 tentu ingin menunjukkan ke pemilih bahwa mereka mampu mengelola kekuasaan, menjalankan roda pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanpa kedua jaringan tersebut, tentu tiga hal itu sulit mereka wujudkan,” kata dia.