4 Tips Memilih Calon Pemimpin dari Wanda Hamidah

Jakarta, IDN Times - Politikus sekaligus mantan model Wanda Hamidah mengimbau kepada millennial, agar jangan memilih wakil rakyat atau pemimpin berdasarkan popularitasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara diskusi #MillennialsMemilih di kantor redaksi IDN Times, Palmerah Utara, Jakarta Barat, Rabu (30/1). Acara ini bertema Artis Nyaleg: Ambisi atau Panggilan Hati?
1. Jangan pilih calon pemimpin hanya karena popularitasnya

Wanda mengimbau agar millennial jangan memilih wakil rakyat atau pun pemimpin karena popularitasnya saja. Ia mengajak millennial untuk melihat rekam jejak setiap calon wakil rakyat yang akan mereka pilih.
"Saya ingin memberikan pencerahan kepada semua millennial yang nonton, untuk semua yang ada di sini untuk memilih gak cuma berdasarkan popularitas, siapa pun dia, ya," kata Wanda.
2. Calon pemimpin harus miliki jiwa sosial kepada masyarakat

Mantan Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, setiap orang pasti ingin memiliki wakil rakyat yang mumpuni. Menurutnya, mumpuni itu dilihat dari kecerdasan dan mempunyai hati untuk memperjuangkan hak masyarakat.
"Siapa pun yang mau masuk ke DPR atau menjadi wakil rakyat, tentunya harus punya empati dan simpati serta kepekaan sosial terhadap masyarakat," jelas dia.
3. Calon pemimpin harus punya kecerdasan

Wanda menuturkan, wakil rakyat juga harus mempunyai kecerdasan yang mumpuni. Karena wakil rakyat berperan penting dalam membuat kebijakan.
"Jangan sampai undang-undang yang kita bikin tidak ada mutunya. Sekarang banyak undang-undang, tapi gak ada mutunya, ya kan? Atau gak ada undang-undang sama sekali. Misalnya, masa cuma satu tahun cuma tiga undang-undang, gimana sih kinerja nya?" tutur dia.
4. Melihat rekam jejaknya

Wanita kelahiran Jakarta itu kembali mengingatkan, setiap masyarakat yang akan memilih wakil rakyat, hendaknya melihat rekam jejak, agar tidak salah memilih pemimpin.
"Kalau memilih kita lihat rekam jejak. Siapa sih Wanda Hamidah? Oh dia sekolah SD, SMP, SMA di sini, oh dia S1 Trisakti, S2 UI. Oh, sekarang dia notaris PPAT, lumayan lah, ya. Kira-kira bisa lah ya masuk di bidang legislasi atau di Komisi III atau di komisi lain-lain," ujar dia, tertawa.
