Ada Wacana Bangun Sekolah Rakyat di Kawasan Transmigrasi NTT-Papua

- Sekolah Rakyat akan sasar wilayah transmigrasi di NTT dan Papua
- Pemerintah ingin investasi di kawasan transmigrasi lebih efisien
- Dua ribu peneliti hingga guru besar turun ke wilayah Transmigrasi
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang kerap disapa Gus Ipul mengatakan ada wacana pembangunan Sekolah Rakyat di wilayah Transmigrasi. Pemerintah akan mulai mendalami dan mengidentifikasi rencana ini hingga akhirnya dibicarakan lebih dalam nantinya.
"Nah salah satu yang kita bicarakan diantaranya adalah bagaimana ke depan kita punya rencana bersama mendirikan sekolah-sekolah rakyat di daerah-daerah transmigrasi," kata dia, usai melalukan pertemuan dengan Menteri Transmigrasi Ifitah Sulaiman di kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).
1. Sasar wilayah NTT dan Papua

Menteri Transmigrasi Ifitah Sulaiman menjelaskan lebih detil soal wacana pembangunan Sekolah Rakyat di kawasan-kawasan transmigrasi. Pihaknya akan melakukan analisis di lokasi-lokasi di beberapa titik yang memungkinkan untuk dijadikan pilot project. Wilayah yang disinggung Ifitah adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga Papua.
"Tadi disinggung salah satunya mungkin di daerah NTT maupun di Papua yang sekali lagi kami saat ini fokusnya transmigrasi itu di era Bapak Presiden Prabowo Subianto tidak lagi hanya sekedar soal perpindahan penduduk, tapi bagaimana meningkatkan kesejahteraan di kawasan transmigrasi melalui industrialisasi, hilirisasi, dan investasi, dan penciptaan lapangan kerja," katanya.
2. Pemerintah ingin investasi di kawasan transmigrasi lebih efisien

Wacana ini, kata Iftitah, jadi salah satu upaya dari kementerian untuk bersinergi turut menurunkan angka ICOR atau Incremental Capital Output Ratio yang jadi barometer seberapa efisiennya nilai investasi di suatu wilayah.
"Hingga betul-betul nanti setiap rupiah yang diinvestikan oleh negara di kawasan-kawasan transmigrasi itu betul-betul bisa sangat efektif dan efisien untuk kemakmuran bangsa," kata dia.
3. Dua ribu peneliti hingga guru besar turun ke wilayah Transmigrasi
Sementara, berkenaan dengan program Transmigrasi Patriot yang sudah diinisiasi lebih dulu dari Kementerian Transmigrasi bagi mahasiswa, Ifitah mengatakan, pihaknya akan mulai mengirimkan sekitar dua ribu peneliti, 44 guru besar hingga para sarjana S1, S2, dan S3 untuk masuk ke 154 kawasan transmigrasi.
"Untuk pertama-tama meneliti terlebih dahulu potensi-potensi yang ada di kawasan transmigrasi. Sifatnya akan melakukan revitalisasi. Tadi kami konsepnya kan tidak lagi menyebarkan penduduk, tetapi bagaimana di tiap-tiap kawasan transmigrasi itu dinilai potensinya apa? Untuk dikembangkan sehingga memiliki nilai ekonomi, termausk investasinya," kata dia.
Jika nanti dilihat apakah suatu wilayah transmigrasi punya potensi-potensi menghadirkan investasi, kata Iftitah, maka pembangunannya perlu didukung dengan ruang pendidikan yakni Sekolah Rakyat.
"Karena misalkan tujuan dari sekolah rakyat ini kan memungkinkan yang tidak mungkin, masyarakat yang betul-betul ekstrim miskin. Nah kami kan harus meneliti, bisa jadi ada beberapa kawasan yang memang tingkat miskinnya sangat ekstrim, sehingga dibutuhkan sekolah rakyat," kata dia.