Pidato Prabowo di PBB, Menteri komdigi: Indonesia Dukung Perdamaian Global

- Presiden Prabowo siap kirim 20 ribu pasukan perdamaian ke Gaza dan wilayah konflik lain.
- Komitmen Indonesia lahir dari pengalaman panjang sebagai tanah jajahan dan menolak kekuasaan sebagai kebenaran.
- Indonesia menawarkan solusi untuk kemanusiaan, bukan hanya memberi harapan untuk Palestina, tapi juga untuk kemanusiaan secara keseluruhan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, menyatakan pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (23/09/2025), sebagai salah satu pernyataan berani Indonesia di panggung dunia.
Pidato Presiden Prabowo menuai sorotan lantaran komitmen yang ditegaskan terhadap perdamaian dunia, termasuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina maupun wilayah konflik lain.
1. Indonesia siap kirim 20 ribu pasukan perdamaian

Meutya menjelaskan, Presiden Prabowo tidak hanya bicara soal perdamaian, tapi siap ikut menanggung beban dengan siap mengirim 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza maupunn wilayah konflik lain.
"Presiden ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya bicara soal perdamaian. Kita siap ikut menanggung beban itu dengan prajurit kita, bahkan dengan dukungan dana. Pesan ini kuat sekali: Indonesia tidak akan diam," ujar Meutya dalam keterangan tertulis Kementerian Komdigi, dikutip Kamis (25/9/2025).
2. Komitmen lahir dari pengalaman panjang Indonesia sebagai tanah jajahan

Selain itu, Meutya juga menambahkan bahwa pernyataan Presiden Prabowo soal kekuasaan tidak bisa menjadi kebenaran patut didengar dunia. Sikap tersebut juga lahir dari perjuangan panjang bangsa Idonesia melawan ketidakadilan.
"Karena itu, ketika Presiden mengatakan ‘kekuasaan tidak bisa menjadi kebenaran, kebenaranlah yang harus menjadi kebenaran’, dunia patut mendengarnya," kata dia.
3. Indonesia menawarkan solusi untuk kemanusiaan

Tidak hanya untuk memberi harapan, Meutya juga menyatakan bahwa Indonesia menawarkan solusi untuk kemanusiaan.
"Indonesia tidak menunggu. Kita menawarkan solusi. Kita ingin menjadi bangsa yang memberi harapan, bukan hanya untuk Palestina, tapi untuk kemanusiaan," tegasnya.