Ahmad Ali Bertekad PSI Harus Menang Lawan NasDem di Pemilu 2029

- Ahmad Ali pindah ke PSI karena terlalu nyaman di NasDem
- Jokowi diklaim masih punya pengaruh politik agar PSI menang di Pileg 2029
- NasDem tempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan politik
Jakarta, IDN Times - Sejak dilantik pada September 2025 lalu, Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali, langsung tancap gas demi bisa lolos di pemilu legislatif 2029. Ali bahkan menargetkan raihan suara PSI bisa melampaui Nasional Demokrat (NasDem), tempatnya dulu menjadi pimpinan parpol.
"(PSI) Siap bertanding dan harus saya menangkan. PSI harus menang dari NasDem se-Indonesia," ujar Ahmad usai memberikan arahan dalam pra-rapat kerja wilayah DPW PSI seluruh Jawa Barat di Purwakarta pada Jumat, 14 November 2025.
Ia bahkan sempat berkelakar bila PSI kalah dari NasDem maka ia bakal menjadi orang yang paling merugi. "Saya pasti jadi orang yang paling merugi kalau kemudian saya nanti kalah dari NasDem," tutur dia.
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), raihan suara NasDem pada Pileg 2024 mencapai 14,6 juta suara atau 9,6 persen. Sedangkan dalam Pileg 2024, PSI kembali gagal masuk ke parlemen lantaran perolehan suara tidak melampaui ambang batas parlemen (parliamentary treshold). PSI memang mendapatkan 4.260.169 suara dari total 84 daerah pemilihan (dapil). Namun, bila dibandingkan dengan jumlah suara sah di pileg, yang mencapai 151.796.630 suara, PSI hanya meraup 2,8 persen suara.
1. Ahmad Ali pindah ke PSI karena terlalu nyaman di NasDem

Sementara, ketika ditanya alasannya pindah dari NasDem ke PSI, Ahmad Ali berdalih ia merasa terlalu nyaman berada di dalam parpol besutan Surya Paloh tersebut. Rasa nyaman, kata Ali, membuat dirinya tidak ingin lama-lama di NasDem.
"Saya cukup nyaman di partai saya sebelumnya dan saya tidak terlalu suka dengan kenyamanan ini sebenarnya," kata Ali.
Namun, hengkangnya Ali terjadi usai ia gagal memenangkan pilkada sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah dan tak mendapatkan posisi di struktur Partai NasDem. Jabatan Wakil Ketua Umum yang semula diisi oleh Ali dialihkan ke Saan Mustopa.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh pada 2024 lalu mengatakan, Ali memiliki tugas lain sehingga ia tak diberikan posisi di struktur Partai NasDem.
2. Jokowi diklaim masih punya pengaruh politik agar PSI menang di Pileg 2029

Ali juga menjelaskan, ia memiliki keyakinan yang kuat PSI bisa mengalahkan NasDem karena dalam prosesnya akan dibantu oleh Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo. Jokowi, kata Ali, menyampaikan langsung ke dirinya bahwa ia akan turun gunung membantu kemenangan PSI.
"Pak Jokowi sudah berjanji pada saya. Insyaallah Beliau akan totalitas berjuang bersama-sama, akan tempur, turun ke lapangan, berjuang bersama-sama kita untuk memenangkan PSI," kata Ali.
Namun, ia meminta kepada Presiden periode 2014-2024 itu agar beristirahat dulu hingga kesehatannya pulih. Ia menargetkan kondisi Jokowi pulih sepenuhnya pada 2027 dan bisa membantu agenda untuk memenangkan PSI.
"Hari ini Beliau kami minta untuk lebih banyak istirahat, memulihkan diri supaya kondisinya fit 100 persen, sehingga nanti 2027 Beliau kembali prima seperti biasa," tutur dia.
Ali meyakini Jokowi masih memiliki pengaruh politik cukup besar untuk membawa PSI lolos ke parlemen pada 2029.
3. NasDem tempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan politik

Pernyataan Ali di Jawa Barat direspons oleh politikus NasDem, Wibi Andrino, di akun media sosialnya. Ia mengatakan, NasDem dalam berpolitik tidak semata-semata mengutamakan kompetisi politik. Fokus utama mereka adalah kepentingan rakyat.
"Kompetisi itu wajar, tapi setelah kontestasi kita semua kembali pada tugas utama yaitu bekerja untuk masyarakat, memperbaiki layanan publik dan menghadirkan solusi nyata di lapangan," ujar Wibi seperti dikutip Sabtu (15/11/2025).
IDN Times telah meminta izin kepada Wibi untuk mengutip unggahan di akun media sosialnya tersebut.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Jakarta periode 2024-2029 turut menyadari, dalam membangun bangsa tidak bisa dilakukan seorang diri. Bagi NasDem, kata Wibi, politik adalah mencari titik temu.
"Politik bukan soal saling meniadakan apalagi 'saling membunuh' Tetapi, ini tentang mencari titik temu agar energi bangsa tidak habis untuk konflik yang tidak produktif," katanya.


















