Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai Malam

#1000MillennialsKawal Pemilu KBRI Jeddah membludak

Pemilihan Umum Capres dan Cawapres 2019 telah berlangsung lebih dahulu di luar negeri, salah satunya di Jeddah, Arab Saudi. Pemilu dilaksanakan pada tanggal 12 April 2019 di KJRI Jeddah. Ribuan WNI rela mengantre berjam-jam demi bisa memberikan hak pilih mereka.

Nah, seperti ini suasana Pemilu di Arab Saudi--tepatnya di TPS Jeddah, pada 12 April 2019 lalu.

1. Kepadatan pemilih di KJRI Jeddah tidak berhenti hingga pukul 12 malam

Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai MalamDok.Pribadi/Ajeng Satiti

Di dalam KJRI Jeddah terdapat 2 TPS dengan 55 bilik. Meski sudah menambahkan jumlah bilik, panitia tetap tidak bisa menampung seluruh pemilih hingga larut malam. TPS sudah dibuka sejak usai salat dzuhur.

Hingga pukul 12.00 malam waktu setempat, ribuan WNI masih membanjiri kawasan KJRI Jeddah. Banyak WNI yang rela antre berdiri selama 4 jam bahkan lebih untuk bisa berpartisipasi dalam ajang Pilpres 2019 ini.

Berbagai profesi dan kalangan WNI riuh meramaikan KJRI. Barikade baris-berbaris pun tidak bisa membantu ketertiban karena jumlah kepadatan pemilih yang membludak. Di depan pintu masuk sudah dijaga ketat oleh panitia hingga kepolisian Arab Saudi.

2. Cerita menarik seorang pramugari Indonesia memilih di luar negeri

Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai MalamDok. Pribadi/Ajeng Satiti

Angelina Bonifilio Ganda (31) sudah menetap di Jeddah selama 1 tahun selama menjadi pramugari. Ini ialah kali pertama Angelina menggunakan hak suaranya di luar negeri.

"Ini pertama kali sih saya nyoblos di luar negeri. Nggak nyangka seramai ini, mungkin panitia juga tidak siap ya dengan jumlah WNI yang datang untuk mencoblos sampai berdesak-desakan dan nunggu berjam-jam. Kalau di Indonesia kita tinggal datang tunggu giliran dan sudah masuk ke bilik, ini ramai banget sih," katanya.

Angel sendiri datang bersama teman-temannya yang memiliki pilihan yang berbeda-beda. "Semoga tidak terjadi kecurangan dari hasil suara pemilih, harapan saya Indonesia bisa kembali menjadi Indonesia yang utuh tidak bercerai berai karena perbedaan pandangan. Indonesia bisa tetap maju dan pemerintah baru bisa terus melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, adil dan sejahtera," tambahnya.

Baca Juga: BPN: Kecurangan Pemilu di Luar Negeri Harus Diusut Tuntas

3. Menurut Ketua Panwaslu KJRI Jeddah, kenaikan jumlah pemilih mencapai 200 persen

Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai MalamDok.Pribadi/Ajeng Satiti

Menurut Syamsul Jamal, Ketua Panwaslu KJRI Jeddah, antusiasme dari pemilih di Jeddah sangat di luar dugaan.

"Melihat perbandingan dari pemilu empat tahun lalu, jumlah pemilih naik 200 persen. Tahun ini jumlah pemilih terhitung 26.099 DPTLN di seluruh Jeddah. Terdapat 6 TPS dan 18 KSK yang tersebar di beberapa kota. Adapun 18 KSK sudah melaksanakan pemilu terlebih dahulu pada tanggal 8 dan 9 April lalu," tuturnya. Untuk Ketua KPPS sendiri dipilih langsung oleh PPLN dengan seleksi yang sangat ketat selama hampir 3 bulan. 

Menurutnya, untuk meminimalkan kecurangan, panitia telah menghadirkan saksi-saksi dari paslon 01, paslon 02, dan partai-partai politik di Arab Saudi. Saksi-saksi yang dihadirkan di KJRI Jeddah ialah Gerindra, PKS, PKB, dan PDIP termasuk tim TKN, BPN serta LSM-LSM yang ada di Arab Saudi. Kotak suara akan dikalkulasikan dan dihitung bersama pada tanggal 17 April nanti dan hanya dapat di buka oleh Panwaslu, kepolisian, dan panitia.

Panitia mengakui bahwa masih kekurangan panitia melihat besarnya jumlah pemilih yang terus berdatangan dan mengantre berjam-jam. Untuk Daftar Pemilih Khusus (DPK) diperbolehkan mencoblos dengan membawa Paspor dan e-KTP untuk didata oleh panitia pada 2 jam terakhir pencoblosan.

4. Pengalaman mencoblos di luar negeri

Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai MalamDok.Pribadi/Ajeng Satiti

Saya sendiri mengikuti Pemilu di luar negeri karena sedang bekerja. Saat ini saya bertugas sebagai pramugari haji dan umroh di Air Atlanta Icelandic untuk penerbangan Saudia Airlines. Di luar dugaan saya, ternyata mencoblos di luar negeri tidak semudah di Indonesia. Cara mendaftarnya memang cukup mudah, karena hanya perlu ke situs PPLN Jeddah dan memasukkan data diri pada laman tersebut.

Namun, tidak disangka atensi Pilpres 2019 kali ini betul-betul mengundang semangat WNI di seluruh dunia. Hingga kepadatan selama hari pemilihan sangat tidak kondusif. Kurangnya panitia saya rasa menjadi salah satu alasan tidak tertibnya antrean pemilih.

Bagi saya Pilpres begitu penting demi masa depan bangsa, maka saya pun rela mengantri untuk bisa menggunakan hak pilih saya sebagai WNI. Keseruan memilih di luar negeri membuat saya merasa terikat dengan seluruh WNI yang ada di mana pun. Walaupun jauh, kami tetap peduli dan senang bisa berpartisipasi langsung demi Indonesia.

Harapan saya untuk Indonesia, agar tetap bersatu menjunjung tinggi keberagaman suku, agama, budaya, dan toleransi antar umat. Tidak melupakan nilai-nilai dasar Pancasila yang sudah menjadi pondasi dasar Indonesia. Semoga bangsa Indonesia lebih maju dan lebih baik, pemerintah bisa menyejahterahkan masyarakat, menghasilkan TKI yang memiliki keterampilan yang baik agar tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain.

5. Suasana jelang Pemilu Indonesia di Jeddah terpantau tenang dan kondusif

Cerita Pemilu dari Jeddah: Antrean Membludak Sampai Malamunsplash/martenbjork

Walaupun jauh dari tanah air, isu Pilpres tetap menjadi topik yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Meski tidak tegang dan ramai seperti perbincangan di Indonesia, para WNI tetap aktif mengikuti debat Capres dan Cawapres yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini.

Selain dampak negatif dari penyebaran hoaks atau fitnah yang ada di media sosial, teknologi tetap membantu para WNI di negara asing untuk bisa mengikuti segala isu yang ada di Indonesia. Harapannya, masyarakat tetap bisa bijak menggunakan media sosial.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden kali ini memang sangat berbeda. Seluruh lintas generasi, dipaksa untuk "melek" dengan pilihan mereka. Bahkan generasi millennial dan Generasi Z yang sudah dapat menggunakan hak suaranya bersemangat untuk andil dalam ajang ini. Bukan hanya untuk diri sendiri, namun suara rakyat menentukan masa depan Indonesia 5 tahun ke depan.

Ayo, Millennials! Kawal Pemilu 2019 agar aman, tertib, dan damai. Jangan lupa gunakan hal pilihmu, ya!

Baca Juga: Ke TPS 17 April, Ini Tahap Mencoblos Surat Suara Pemilu Serentak 2019

Ajeng Satiti Ayuningtyas Okta Ferdiana Photo Writer Ajeng Satiti Ayuningtyas Okta Ferdiana

A young mom who passionate to write since child but don't know how to start. Now living in Jeddah to bring and take the hajj/umra passenger to and from Mecca.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya