Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Amirulhaj: Persiapan Katering Jemaah Haji di Madinah Sudah Baik

6131793687898866614 (1).jpg
Salah satu dapur perusahaan katering Arab Saudi saat menyediakan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)
Intinya sih...
  • Fasilitas katering di Madinah sudah baik dan mampu memproduksi 5 ribu porsi setiap kali makan, untuk kebutuhan jemaah reguler.
  • Diharapkan ekspor bumbu masakan jemaah haji dari Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga memberikan manfaat pada petani di Indonesia.
  • Pelayanan konsumsi jemaah haji gelombang pertama di Madinah sudah berjalan baik, dan optimis bahwa gelombang kedua akan berjalan lancar.

Makkah, IDN Times - Amirulhaj menyebutkan persiapan konsumsi untuk jemaah haji gelombang kedua di Madinah, Arab Saudi, sudah berjalan baik. Salah satu dapur penyedia makanan mampu memproduksi makanan sekitar 5 ribu setiap kali jam makan.

Amirulhaj yang sekaligus Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), Prof. Arif Satria bersama beberapa rombongan Kementerian Agama (Kemenag), berkunjung ke salah satu perusahaan katering Arab Saudi, SmartPot, yang melayani konsumsi jemaah haji, Rabu (11/5/2025).

"Ya, saya bersama Staf Khusus Menteri dan juga Karom Rumah serta Direktur Pelayanan Agama yang mengunjungi perusahaan katering, yaitu SmartPot, yang mempersiapkan makanan untuk jemaah reguler yang pada minggu ini sudah mulai akan berpindah dari Makkah ke Madinah," kata dia.

1. Fasilitas sudah baik dan mampu memasak 5 ribu porsi

6131793687898866614 (1).jpg
Salah satu dapur perusahaan katering Arab Saudi saat menyediakan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Arif menjelaskan perusahaan ini sudah memiliki fasilitas yang baik. Rektor IPB University itu menyebut, SmartPot mempu memasak 5 ribu porsi setiap kali makan.

"Nah, kalau kita lihat dari sisi fasilitas memang sudah sangat bagus. Kemudian juga kapasitas yang mampu untuk bisa menyediakan kurang lebih sekitar 5 ribu per makan, sehingga 3 kali 5 ribu per hari untuk kebutuhan jemaah reguler," kata dia.

Arif mengatakan pelayanan konsumsi jemaah haji di Madinah usai puncak haji harus dipersiapkan dengan baik, karena itu perlu adanya berbagai antisipasi.

"Nah, antisipasi ini perlu kita lakukan untuk memastikan bahwa suplai makanan di Madinah ini nanti ketika jemaah reguler datang bisa terhubung dengan baik, distribusi lancar, delivery juga lancar, dan juga kualitas tetap bagus," kata dia.

"Karena kita tadi lihat sistem kualitasnya, sistem storage-nya dan juga sumber-sumber material bahan pangan. Jadi kalau kita lihat tadi, alhamdulillah BPK Halalmented sudah bisa memproduksi seasoning, bumbu yang berasal dari Indonesia yang dikirim ke Saudi Arabia, dan jumlah pada tahun ini kurang lebih sekitar di atas 470 ton," sambung Arif.

2. Diharapkan memberikan manfaat pada petani di Indonesia

6131793687898866552 (1).jpg
Salah satu dapur perusahaan katering Arab Saudi saat menyediakan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Arif mengatakan ekspor bumbu masakan jemaah haji perlu ditingkatkan. Dia bersyukur ekspor bumbu pada penyelenggaraan haji tahun ini meningkat drastis.

"Maksudnya sudah mengalami kenaikan yang luar biasa. Maksudnya tahun depan ini bumbu juga harus kita tingkatkan. Porsinya yang sama, material lain seperti ikan, kemudian sayur, kemudian daging, ikan, beras dan sebagainya," ujar dia.

"Kita berharap porsi yang berasal dari Indonesia harus lebih banyak. Apalagi karena itu kita butuh roadmap untuk bisa mempersiapkan, kapan kita bisa memaksimalkan upaya kita untuk bisa memasukkan produk-produk Indonesia ke Arab Saudi. Jadi ekosistemnya harus dibangun," sambungnya.

Sehingga, kata Arif, salah satu tugas Amirulhaj adalah memberikan masukan kepada Menteri Agama, dan Badan Pengelola Haji (BP Haji), agar ekosistem kebutuhan makanan jemaah yang ada di Arab Saudi pada saat musim haji, membawa benefit pada petani-petani di Indonesia.

"Dan kita harapkan petani-petani bisa mengakses dan bisa mengekspor produk-produknya ke Arab Saudi untuk kebutuhan umrah dan juga haji. Karena kita juga tidak ingin melihat ikannya dari Vietnam, ikannya dari Thailand, kemudian sayur-sayuran dari Mesir, kemudian jagung dari Cina. Banyak produk-produk yang berasal dari luar Indonesia. Kita baru bumbu, itu oke, bagus ya," kata dia.

3. Pelayanan konsumsi di Madinah sudah berjalan baik

6131793687898866670 (1).jpg
Salah satu dapur perusahaan katering Arab Saudi saat menyediakan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Terkait pelayanan konsumsi jemaah haji gelombang pertama di Madinah, menurut Arif, sudah berjalan baik, meski pun ada beberapa masukan.

"Ya, pada yang pertama memang tidak ada masalah yang berarti ya. Relatif lancar semuanya, alhamdulillah. Nah, apalagi yang gelombang dua, belajar dari pengalaman yang pertama tentu, apalagi ada jeda waktu yang relatif panjang kan," kata dia.

Arif pun optimistis pelayanan konsumsi jemaah haji gelombang kedua di Madinah, akan berjalan baik dan lancar, karena memang sudah belajar dari pelayanan jemaah gelombang pertama.

"Kita lihat tadi, banyak petugas-petugas yang fokus pada kebersihan, fokus pada memperbaiki peralatan, fokus pada menata storage. Jadi saya optimis untuk pasca Madinah ini akan berjalan lebih baik," kata dia.

Terkait bumbu dan lauk pauk seperti tempe, kata Arif, ke depan akan terus ditingkatkan fariannya. "Terus ke depan kita akan terus ditingkatkan untuk yang berbeda-beda lainnya. Proyeksi ini kan untuk di Madinah sendiri kan gelombang pertama sudah dilayani, lalu ada jeda dan juga sekarang mau masuk lagi," kata Arif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us