Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anis Matta Ajak Umat Muslim Jangan Mau Dimanfaatkan Parpol pada 2024

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, mengaku prihatin dengan kondisi umat Islam saat ini, karena meskipun jadi kelompok mayoritas namun memiliki pemikiran yang sempit.

Akibatnya, Anis mengibaratkan, kondisi itu justru dimanfaatkan partai politik (parpol) sebagai 'pendorong mobil' mogok dalam konteks berpolitik secara nasional. Namun setelah mesin mobil bergerak, mereka kemudian meninggalkan begitu saja.

"Sebagai kelompok mayoritas dari warga negara Indonesia, peran umat Islam belum dioptimalkan secara penuh, seperti hanya dibutuhkan sebagai pendorong mobil mogok, setelah jalan, lalu ditinggalkan," kata Anis dalam diskusi Gelora Talks bertajuk Politik Dorong Mobil Mogok: Menentukan Visi Baru Politik Keumatan, Rabu (6/7/2022) sore.

1. Sudah saatnya umat Islam ciptakan perubahan besar dalam peta politik

Ilustrasi (Pixabay.com)

Menurut Anis, sudah saatnya umat Islam mengubah aksi kerumunan selama ini menjadi sebuah kekuatan, dan mampu menciptakan perubahan besar dalam peta politik nasional. 

Hal itu, menurut Anis, harus dilakukan umat Islam sekarang jika tidak mau lagi menjadi pendorong mobil mogok pada Pemilu 2024. 

"Jadi jangan hanya ibarat badai yang berada di dalam secangkir kopi. Orientasinya harus perubahan besar, dan harus konsolidasi dengan arah serta perjuangan bersama," ujarnya.

2. Umat Islam harus memiliki visi ke depan untuk bangsa

Anis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)

Karena itu, kata Anis, umat Islam perlu mengajukan visi baru masa depan Indonesia. Di mana Islam bukan hanya sekadar identitas, namun potensi kekuatan bangsa ke arah yang lebih baik.

"Jadi sebenarnya, umat Islam sudah menyadari agama bukan sekadar identitas, tetapi lebih serius dari itu. Umat Islam besar, namun kesejahteraan minim, dan dalam berdemokrasi juga tidak mengalami perubahan," katanya.

3. Alasan parpol Islam selalu kalah dari partai nasionalis

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia), Muhammad Anis Matta di Gelora Media Center, Rabu (22/6/2022). (IDN Times/Siti Nurhaliza).

Dalam kesempatan itu, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengungkap alasan partai nasionalis selalu unggul dari partai politik (parpol) religius Islam.

Dia menjelaskan, berdasarkan sejarah politik di Indonesia, ada satu partai Islam yang memiliki suara terbesar di Indonesia. Bahkan, perolehan suaranya hingga saat ini belum ada yang mengalahkan.

Menurut Anis, alasan parpol Islam tak mampu menandingi kekuatan partai nasionalis lantaran cakupannya yang kurang besar. Menurut dia, partai dengan prinsip nasionalis mampu membuka ruang bagi seluruh kelompok masyarakat di Indonesia.

"Tapi kenapa parpol Islam kalah dari nasionalis? Sebabnya adalah parpol nasionalis ini membuat satu rumah bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anis.

Sebagai contoh prinsip kebangsaan yang digaungkan Sukarno dengan mengedepankan landasan negara. Cara itu dinilai berhasil mengakomodasi suara dari seluruh kelompok masyarakat yang ada di Indonesia.

"Kita lihat perdebatan yang dibawa Sukarno, misalnya tentang landasan negara, beliau bicara tentang fondasi negara baru, tapi yang mampu mengakomodasi seluruh aliran yang ada di Indonesia," ucap Anis.

"Artinya, kelompok nasionalis ini bicara dalam skala bangsa, bicara soal populasi, mereka tidak bicara hanya terbatas tentang sekelompok tertentu saja," sambung dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us